Berita Malang Hari Ini
Dalang Wayang Potehi, Widodo Santoso Pakai Bahasa Hokkian Saat Tampil di Luar Negeri
Widodo Santoso (51) menjadi dalam pertunjukan Wayang Potehi di Kelenteng Eng An Kiong, Kota Malang
Penulis: Benni Indo | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, MALANG - Widodo Santoso (51) menjadi dalam pertunjukan Wayang Potehi di Kelenteng Eng An Kiong, Kota Malang, Kamis (26/1/2023).
Widodo ditemani empat rekannya yang berperan sebagai asisten dalang, dan penabuh alat musik.
Widodo menggunakan bahasa Indonesia. Sesekali Widodo menggunakan bahasa Jawa.
Widodo mengatakan penonton Wayang Potehi sepi sejak 2005. Sejak masyarakat mudah mengakses teknologi, jumlah penonton wayang menurun.
"Berapapun penontonnya tidak jadi persoalan serius karena penampilan ini adalah bagian dari tradisi," terang Widodo kepada SURYAMALANG.COM.
Widodo mengaku akan terus mendalang entah sampai kapan. Widodo berharap ada regenerasi.
Saat ini tidak banyak anak muda yang tertarik Potehi. Widodo berharap ada intervensi dari pemerintah agar kebudayaan Potehi bisa lestari di masyarakat.
Widodo menjadi dalang karena pernah tinggal di rumah yang tidak jauh dari kelenteng di Kabupaten Blitar.
Awalnya Widodo hanya membantu pementasan. Kemudian Widodo menjadi asisten dalang.
Saat itulah Widodo banyak belajar tentang cara mendalang wayang Potehi. Widodo juga mempelajari kisah-kisah yang menyertai Potehi.
"Saya menjadi dalang pada 2003. Saat itu Presiden KH Abdurrahman Wahid memperbolehkan pagelaran Potehi," kata Widodo.
Widodo telah menjelajah beberapa tempat di Indonesia dan beberapa negara, seperti Jepang, Taiwan, Malaysia, sampai Belanda.
"Saat mendalang di luar negeri, saya menggunakan bahasa Hokkian. Di sana kan ada penerjemahnya sehingga penonton bisa menangkap artinya," ungkapnya.
Widodo mengungkapkan saat ini Potehi tidak lagi identik dengan budaya Tionghoa. Perkembangan kebudayaan membuat pementasan Potehi antara satu negara dengan negara lain berbeda.
"Potehi sekarang adalah Potehi Indonesia," ujar Widodo.
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.