Berita Malang Hari Ini

Kafe Unik di Kota Malang, Beli Kopi Bisa Dapat Kaos di Kooka Coffee

Bagi sebagian masyarakat Kota Malang yang kiprah masa mudanya berada pada rentan tahun 90-an, merek pakain Baboon mungkin tidak asing terdengar.

Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
suryamalang.com/Benni Indo
Suasana Kooka Coffee yang berada di Jalan Dirgantara no 19, Kota Malang. Pengunjung yang datang ke sini bisa menikmati kopi sekaligus bawa pulang kaos sesuai seleranya. 

SURYAMALANG.COM | MALANG - Bagi sebagian masyarakat Kota Malang yang kiprah masa mudanya berada pada rentan tahun 90-an, merek pakain Baboon mungkin tidak asing terdengar. Pada era itu, banyak anak-anak muda di Kota Malang menggunakan  jaket, kemeja bahkan kaos merek Baboon.

Kini, Baboon masih bertahan dengan konsep yang berbeda. Pergolakan dan perubahan zaman ya begitu cepat mendorong inovasi tersendiri bagi Dicky Asmoro Oetomo, pemilik Baboon. Inovasi yang dilakukan adalah membuka kafe bernuansa konveksi.

Kafe yang ia buka bernama Kooka Coffee. Nama Kooka merupakan akronim dari Kopi Oleh Kaos. Kafenya berlokasi di Jl Dirgantara Nomor 19, Kota Malang. Kafe ini cukup unik karena nuansa yang diciptakan betul-betul dekat dengan kegiatan konveksi produk Baboon.

Ornamen meja di kafe ini ada yang terbuat dari mesin jahit. Pengunjung pasti akan melihat aktivitas orang bekerja mulai menjahit, desain gambar hingga mencetak baju. Pengunjung juga bisa memesan kaos yang bisa ditunggu dalam 90 menit.

Dicky menyerahkan manajemen kafe tersebut ke anaknya yang bernama Intan Febrianti (20). Dikatakan Intan, Kooka Coffee baru dibuka pada 10 Oktober 2020.

Kooka ini menjadi sarana atau media pemasaran produk Baboon. Pengunjung yang datang pukul 9 pagi juga berkesempatan dapat kaos ketika ia pesan menu yang tersedia.

"Selanjutnya, pengunjung yang beli menu minimal Rp 75 ribu, dapat kaos seharga Rp 100 ribu," ujarnya.

Kaos yang didapatkan berukuran umum. Untuk bisa membawa pulang kaos itu, perlu tambahan biaya Rp 20 ribu sebagai dana tebusan.

Datang ke kafe ini tidak sekadar menikmati menunya semata. Pengunjung bisa mempelajari bagaimana cara membuat kaos. Intan mengatakan, tujuan dibukanya kafe tersebut salah satunya mengedukasi publik tentang bisnis konveksi. Para pelajar hingga pejabat pernah datang untuk beli menu sekaligus belajar di Kooka Coffee.

"Anak-anak TK dan SD juga pernah datang ke sini. Kami beritahu mereka apa sih usaha konveksi itu?" ungkapnya.

Anak-anak TK diperkenalkan sejumlah paduan warna yang diguna untuk membuat kaos. Sedangkan anak-anak tingkat SMK atau SMA banyak belajar tentang manajemen pemasaran.

Kafe buka mulai ukul 9.00 hingga 21.00 WIB. Ada sejumlah menu yang ditawarkan yakni kopi dengan berbagai varian olahan, milkshake, minuman herbal seperti wedang uwuh, teh serai, dan banyak lainnya. Harganya beragam mulai Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu.

Dicky menambahkan, keberadaan Kooka Coffee ini membantu pemasaran produk Baboon. Orang datang ke kafe tersebut, tanpa sadar akan melihat langsung kegiatan produksi konveksi. Pengalaman tersebut akan terbawa ketika ia pergi dari kafe.

"Kafe ini punya misi yakni jembatannya menuju Baboon. Ini marketingnya Baboon. Bisa jadi tidak kenal Baboon, tapi kenal Kooka. Jadinya bisa pesen kaos di Kooka saja," ujar Dicky.

Saat ini, ada 27 karyawan di produksi konveksi Baboon. Sedangkan Kooka ada empat karyawan. Paduan inovasi kafe dan rumah produksi itu menjadi upaya yang kokoh mempertahankan nama Baboon. Pemesanan kaospun tidak pernah berhenti setiap bulannya.

Masa-masa sulit pernah dihadapi Dicky saat pandemi melanda. Jumlah pesanan turun drastis. Kondisi itu juga berpengaruh pada tingkat produktivitas.

Tetapi kini kondisinya sudah mulai membaik. Kehadiran Kooka Coffee semakin memperluas jangkauan konsumen. Strategi beli kopi dapat kaos juga menjadi daya tarik tersendiri. (Benni Indo)

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved