Pemkot Malang

Pemkot Malang Wacanakan Revitalisasi Angkutan Kota, Ini Alasannya

Pemerintah Kota Malang mewacanaka revitalisasi angkutan kota, karena persaingan dengan angkutan online begitu kuat

Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
suryamalang.com/Purwanto
Angkutan Kota (Angkot) melintas di Jl Basuki Rahmat, Kota Malang. 

SURYAMALANG.COM |MALANG - Pemerintah Kota Malang mewacanaka revitalisasi angkutan kota. Dalam keterangan tertulis resmi yang dikeluarkan Pemkot Malang, pengertian revitalisasi ini sangat luas, bukan hanya secara fisik tapi juga hal lain seperti penertiban jalur dan jam operasi baru, memaksimalkan fungsi terminal serta halte.


Pemerintah menilai inovasi untuk angkutan kota perlu dilakukan karena persaingan dengan angkutan online begitu kuat. Bahkan cenderung tidak berimbang. Masyarakat banyak yang menggunakan angkutan online karena dianggap lebih nyaman.


Kepala Dishub Kota Malang Widjaja Saleh Putra, menyatakan  membutuhkan kajian yang mendalam dari berbagai pihak untuk rencana revitalisasi tersebut. Ia mengatakan membutuhkan cukup waktu agar pelaksanaannya nanti tepat sasaran. Keterlibatan anggota dalam forum lalu lintas seperti akademisi, organisasi angkutan darat (Organda) sangat menentukan nantinya. 


“Begitu juga terkait anggaran, tentu tidak sedikit karena jumlah angkot di Kota Malang sangat banyak. Kami belum bisa menentukan program ini bisa dimulai, namun pemikiran kami seperti itu,” terangnya.


Dikatakannya, teknologi saat ini berkembang pesat. Kondisi tersebut mempengaruhi pelayanan angkutan atau transportasi publik. Perlu ada adaptasi agar keberadaan angkutan kota bisa tetap eksis.


"Di tengah kondisi seperti saat ini, di mana teknologi informasi terus berkembang, maka persaingan dan pelayanan terbaik tidak bisa dihindarkan lagi. Kami pun nanti akan menjadi bagian dari itu, seperti terkait waktu tempuh antar terminal, besaran tarif resmi dan pengaduan yang menggunakan teknologi terkini,” pungkas Widjaja. 


Dalam beberapa kesempatan, Widjaja juga bercerita tentang kondisi angkutan transportasi massa seperti di Solo dan Palembang. Kemungkinan besar Pemkot Malang akan belajar dari dua tempat itu.


Hadirnya angkutan online saat ini berdampak terhadap pendapatan angkutan kota. Rata-rata pendapatan para sopir angkot menurun, bahkan berimbas tidak beroperasinya sejumlah angkot. Hal itu terjadi lantaran antara pendapatan dan pengeluaran tidak seimbang. 


Sekretaris Organda Kota Malang, Purwono Tjokro Darsono pernah menyatakan perlunya revitalisasi angkutan kota di Kota Malang. Revitalisasi itu dinilainya tidak hanya berdampak terhadap sopir, namun juga berdampak pada kondisi lalu lintas di Kota Malang. Penataan kembali operasional angkutan kota dinilainya bisa menjadi solusi atas problematikan kemacetan.


Kata Purwono, Pemkot Malang memiliki tanggungjawab untuk memberikan layanan transportasi yang baik. Selama ini, tidak banyak perubahan yang signifikan di sektor transportasi umum.


"Kalau transportasinya dibenahi, kemudian ditata jadwalnya agar penumpang tahu waktunya, itu bisa mengurangi kemacetan," kata Purwanto.


Selama ini pembangunan di Kota Malang banyak terjadi di sektor pembangunan fisik. Purwono menilai pembangunan fisik di Kota Malang seyogianya juga harus seiring dengan pembangunan infrastruktur transportasinya.


"Kami berpikir bahwa ini sepotong-sepotong kebijakannya. Kebijakan satu arah dipikirkan, pembangunan MCC juga sudah dilakukan, tapi angkotnya compang-camping. Tolong dibenahi sehingga imbang infrastrukturnya," ungkap Purwanto.


Kota Malang memiliki karakter jalan yang kecil, sehingga memaksimalkan angkutan umum bisa menjadi solusi daripada harus membangun infrastruktur yang lain seperti jalan layang ataupun bahkan MRT. (Benni Indo)

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved