Lomba Inotech II di Unitri Malang, Siswa SMK Olah Pare Jadi Sabun, Abon hingga Masker

SURYAMALANG.COM - Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang menggelar Lomba Inovasi dan Teknologi (Inotech) II yang diikuti oleh siswa SMK se-Jawa Timur, di Sainsteknopark Unitri Malang, Kamis (2/3/2023). Ada tiga jenis lomba yang dikompetisikan untuk mereka.

Yakni, meliputi lomba rancang bangun taman berorientasi nilai ekonomi, lomba Kesehatan dan agribisnis ternak dan hortipreneur varian produk.

Yang menarik di lomba hortipreneur varian produk, siswa SMK membuat inovasi dari bahan pare. Di tangan mereka, pare antara lain bisa jadi masker, abon dan sabun organik. Pare sendiri jerap tidak disukai apalagi oleh anak muda karena pahit.

Selvi, siswa kelas 12 Farmasi SMK Muhammadiyah 5 Babat bersama dua temannya membuat masker pare untuk wajah kusam.

"Awalnya ya bingung bikin apa untuk pare. Kalau jamu ya sudah banyak yang bikin. Karena kita dari farmasi dan sudah biasa bikin obat, salep akhirnya kita pilih bikin masker pare," jelas Selvi kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (2/3/2023).

Masker bubuk organik dipilih karena anak muda pasti kurang suka rasa pare yang pahit.

"Sekarang, anak muda suka produk skincare. Biar beda, kami membuat masker organik," jawabnya.

Proses pare menjadi bubuk butuh waktu satu minggu. "Kami membuat ini khusus buat lomba ini," jelas dia.

Karena lomba ini dikaitkan juga dengan pemasaran, mereka menjualnya buat teman-teman di sekolahnya. Harganya Rp 5000. Dan sudah laku terjual 30 buah.

Teman-teman mereka juga mendukung inovasi mereka dengan bersedia menjadi pengguna saat uji coba.

Dikatakan, selain tidak membuat kusam kulit karena terkena matahari, pare juga ada vitamin C yang mencegah jerawat.

"Setelah lomba ini, kami ingin terus memproduksi. Sebab bahannya alami dan harganya ramah di kantong pelajar," jawab dia.

Di tim ini, Selvi bersama Badriah dan Devita. Sedang tim dari SMKN 8 Jember membuat abon pare. Mereka adalah Rafi Naufal Ghani, Qonita Afra Naysilla dan Laely Nur Rohmah. Harga abon pare dijual Rp 15.000.

Rektor Unitri Prof Ir Eko Handayanto MSc PhD yang meninjau ke stan ini juga kagum dengan kreasi siswa.

"Ini parenya buat apa?" tanyanya. Mereka menjawab membuat abon pare.

Rektor tertarik membelinya karena merasa unik. Jika mencicipi rasanya seperti tak terasa parenya karena ada campuran rebon udang dan daun jeruk yang membuat segar produknya. Selain membuat rasa originil, juga ada rasa pedas.

"Karena kan masyarakat suka pedas, jadi kita bikin abon pare pedas juga," kata Rafi.

Ketua panitia Inotech II Dr Erwin Ismu Wisnubroto SP MPhil menjelaskan jika lomba inotech merupakan hasil riset para siswa.

"Dari tiga lomba, dua lomba mengacu pada LKS  (Lomba Kompetensi Siswa) SMK," kata dia. 

Sedangkan rektor berharap lewat lomba, siswa lebih mengenal Unitri, terutama Fakultas Pertanian.

"Backbone kita di Fakultas Pertanian. Sekarang SMK berbasis pertanian juga sudah sangat berkurang. Namun minat anak muda ke pertanian masih ada. Misalkan ke prodi agribisnis, peternakan," jawabnya.

Dengan mendorong anak muda sejak SMK kreatif dan inovatif, ia berharap bisa terus seperti itu saat mahasiswa.

"Kalau dimulai sejak SMA atau SMK bagus," kata dia.

Dari lomba itu, Unitri juga akan mengambil juara 1, 2 dan 3 dengan hadiah uang tunai, sertifikat. Selain itu seluruh peserta berkesempatan mendapatkan beasiswa subsidi 50 persen di Unitri dan peluang bekerja di mitra PTS ini.