Ribuan Siswi di Iran Keracunan, Diduga Terkait Isu Kesetaraan Gender
muncul juga dugaan peristiwa keracunan ribuan murid perempuan di Iran ini merupakan tindakan yang sengaja dilakukan pemerintah Iran
SURYAMALANG.COM | IRAN - Ribuan murid perempuan di Iran diduga sengaja diracun agar tidak bersekolah.
Sejak November 2022 dan berlanjut hingga saat ini, korban sudah mencapai lebih dari 5.000 murid yang sebagian besar adalah perempuan.
Kasus keracunan anak sekolah tersebut memicu gelombang amarah. Masyarakat menuntut adanya tindakan tegas pihak berwenang.
Dilansir dari TIME, serangan tersebut pertama kali terjadi di Kota Qom pada 30 November 2022.
Saat itu, 18 siswa dari Sekolah Teknik Nour mengeluh sakit dan harus dibawa ke rumah sakit.
Banyak siswa yang menderita masalah pernapasan, mual, pusing, dan kelelahan.
Bahkan, Fatemeh Rezaei seorang anak berusia 11 tahun diduga meninggal akibat serangan tersebut pada 27 Februari 2023.
Terbaru, media setempat IranWire memberitakan sejauh ini ada lebih dari 1.000 siswi di 15 provinsi Iran yang terkena asap kimia beracun.
Hasil wawancara yang dilakukan media tersebut dengan Sheane (nama samaran) siswa SMA di Ardebil membuktikan, para korban mendengar suara bom meledak di halaman sekolah pada Rabu (1/3/2023).
"Namun kurang dari 10 menit kemudian kepala sekolah datang ke halaman sekolah, membawa kami masuk dan menyuruh kami menutup semua pintu dan jendela. Saat itu, saya merasa bahwa saya sedang sakit," jelas Sheane.
Sekitar 20 menit pascaledakan, kepala sekolah dan staf sekolah kembali menyuruh para siswa agar meninggalkan kelas secara diam-diam dan pulang ke rumah. Saat itu, banyak murid mulai pusing, sulit berjalan, dan mual-mual.
Begitu sampai rumah, hidung Sheane berdarah. Sang ayah kemudian mengantarnya ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit, luar bangsal rumah sakit sudah penuh akan polisi dan petugas keamanan.
Para murid yang sakit lalu dibawa masuk tanpa keluarga mereka
Wakil Menteri Kesehatan Younes Panahi mengonfirmasi kejadian peracunan itu disengaja.
Dilansir dari Al Jazeera, dia mengatakan ada kelompok orang yang ingin menghentikan anak perempuan pergi ke sekolah.
Panahi juga menyebut keracunan itu terjadi akibat pengaruh bahan kimia, karena penyakit yang ada tidak ditularkan melalui virus atau bakteri.
Sementara itu, muncul juga dugaan peristiwa keracunan para murid perempuan di Iran merupakan tindakan yang sengaja dilakukan pemerintah negara tersebut.
Hal ini menyusul sejumlah aksi protes terhadap hak dan kesetaraan wanita yang meluas di Iran.
Mengingat negara tersebut kerap memberikan pembatasan terhadap wanita.
Ketidakpuasan akhirnya memunculkan protes besar-besaran dari para wanita Iran. Mereka melepas jilbab, merobek foto pejabat, dan meminta pemerintah turun dari posisinya.
Tara Sepehri Far, seorang peneliti Iran untuk Human Rights Watch, mengungkapkan bahwa serangan ini mungkin sengaja dilakukan untuk memberikan hukuman terhadap warga sipil, sebagai pencegahan akses pendidikan, dan menebar ketakutan, seperti dilansir dari NY Times.
Dilansir dari Kompas.com (8/3/2023), penangkapan pertama tersangka kasus keracunan di Iran telah dilakukan pada Selasa (7/3/2023).
Wakil Menteri Dalam Negeri Iran Majid Mirahmadi mengatakan, badan intelijen telah menangkap sejumlah orang dan badan-badan yang diduga terlibat dalam kasus ini.
Penangkapan sejumlah orang yang diduga memproduksi zat berbahaya terjadi di enam provinsi di Iran, yaitu Provinsi Khuzestan, Azerbaijan Barat, Fars, Kermanshah, Khorasan, dan Alborz.
Seorang tersangka yang ditangkap diduga menyuruh anaknya untuk memasukkan suatu aroma ke sekolah.
Orang itu lalu merekam para murid yang kesakitan untuk dikirim ke media. Ia ingin menciptakan ketakutan dan menutup sekolah.
Kemendagri Iran menambahkan, tiga tersangka memiliki catatan kriminal dan terlibat dalam kerusuhan yang terjadi akibat kematian Mahsa Amini.
Dugaan Keracunan Massal di Selorejo Blitar, Dinkes Tunggu Hasil Uji Lab Sampel Makanan |
![]() |
---|
Kondisi Membaik, 5 Korban Keracunan Massal di Selorejo Blitar Diizinkan Pulang dari Puskesmas |
![]() |
---|
Pemkab Gratiskan Biaya Perawatan Korban Keracunan Massal di Selorejo Blitar |
![]() |
---|
Korban Keracunan Massal di Selorejo Blitar Bertambah, Masih Ada 27 Orang yang Menjalani Rawat Inap |
![]() |
---|
Kronologi Puluhan Lansia hingga Balita Keracunan Kacang Hijau Posyandu di Blitar, 22 Rawat Inap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.