Berita Malang Hari Ini

Warga Tlogomas Tolak RedDoorz dan Smart Hotel Malang Terindikasi Jadi Tempat Prostitusi

WARGA MALANG: Kami tahu kegiatan prostitusi itu sudah lama. Karena, banyak cewek-cewek berkeliaran dengan pakaian minim hampir 24 jam di situ."

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Yuli A
kukuh kurniawan
Satu dari tujh spanduk penolakan warga RW 8 Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dan jamaah masjid terhadap penginapan RedDoorz dan Smart Hotel. 

WARGA TOLAK REDDORZ DAN SMART HOTEL: Kami tahu kegiatan prostitusi itu sudah lama. Karena, banyak cewek-cewek berkeliaran dengan pakaian minim hampir 24 jam di situ."

SURYAMALANG.COM, MALANG - Beberapa spanduk penolakan praktik prostitusi terpasang di beberapa titik RW 8 Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Diketahui, spanduk itu dipasang warga sebagai bentuk protes terhadap dua penginapan di wilayah tersebut yang diduga telah menjadi tempat praktik prostitusi

Setidaknya, ada 7 spanduk penolakan yang terpasang. Salah satu spanduk, bertuliskan "Warga RW 8 & Jamaah Masjid Menolak Kegiatan Prostitusi di Wilayah RW 8".

Tokoh masyarakat setempat, Ibnu Syamsul Huda membenarkan,  pemasangan spanduk tersebut dilakukan oleh warga setempat.

Pada mulanya, ada 5 spanduk yang dipasang pada Jumat (12/5/2023). Kemudian, 2 spanduk tambahan dipasang pada Sabtu (13/5/2023).

Dia membeberkan, pemasangan spanduk itu merupakan protes warga yang merasa terganggu atas adanya dugaan praktik prostitusi di penginapan RedDoorz dan Smart Hotel Tlogomas.

"Sebetulnya, kami sudah tahu bahwa kegiatan prostitusi itu sudah lama. Karena, banyak cewek-cewek berkeliaran dengan pakaian minim hampir 24 jam di situ, jelasnya, Minggu (14/5/2023).

Dugaan itu semakin menguat, usai terjadi insiden seorang wanita mengejar tamu hotel pada Selasa (9/5/2023). Karena diduga, tidak dapat membayar jasa prostitusi.

Dari insiden itu, warga mengadu ke perangkat kelurahan dan dilakukan mediasi bersama pengelola penginapan tersebut.

"Ketika itu, pihak penginapan bersedia untuk berhenti beroperasi. Namun pada kenyataannya, dua tempat penginapan itu tetap masih beroperasi," tambahnya.

Ibnu juga menerangkan, warga setempat hendak melakukan aksi demo. Namun pada akhirnya, demo itu urung dilakukan dan warga memasang spanduk penolakan tersebut.

"Sebenarnya, warga maunya demo, tetapi kami menunggu keputusan dulu. Akhirnya, kami memasang spanduk supaya ada perhatian bahwa kami ini benar-benar serius," bebernya.

TribunJatim.com mencoba mengklarifikasi terkait hal tersebut ke Kepala Satpol PP Kota Malang, Heru Mulyono.

Pihaknya mengaku telah mendengar keluhan dan tuntutan warga tersebut. Dan dalam waktu dekat, akan dilakukan pertemuan dengan pihak-pihak terkait.

"Akan dilakukan pertemuan gelar permasalahan yang menghadirkan lintas perangkat daerah dan pemangku wilayah. Rencananya, pertemuan tersebut akan dilakukan pada Selasa (16/5/2023) atau Rabu (17/5/2023) ini," pungkasnya.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved