Breaking News

Berita Pacitan Hari Ini

Cerita Nenek Isnatin, CJH Tertua di Pacitan Berusia 94 Tahun Menabung dari Hasil Jualan Jilbab

Raut wajah bahagia terpancar di wajah Nenek Isnatin. Bagaimana tidak, mimpi nenek berusia 94 tahun untuk ke tanah suci segera terwujud. 

Editor: rahadian bagus priambodo
Pramita Kusumaningrum/Tribunjatim.com
Raut wajah bahagia terpancar di wajah Nenek Isnatin. Bagaimana tidak, mimpi nenek berusia 94 tahun untuk ke tanah suci segera terwujud. Warga Desa Bangunsari, Kecamatan/Kabupaten Pacitan itu menjadi calon jemaah haji tertua di kota 1001 Goa. Meski berusia lanjut, Nenek Isnatin mantab berangkat ibadah haji. 

SURYAMALANG.COM|MALANG - Raut wajah bahagia terpancar di wajah Nenek Isnatin. Bagaimana tidak, mimpi nenek berusia 94 tahun untuk ke tanah suci segera terwujud. 

Warga Desa Bangunsari, Kecamatan/Kabupaten Pacitan itu menjadi calon jemaah haji tertua di kota 1001 Goa. Meski berusia lanjut, Nenek Isnatin mantab berangkat ibadah haji.

Saat ditemui di rumahnya, Nenek Istanin tampak sedang menata kopernya. Nenek yang mempunyai 13 cucu dan 18 cicit ini meneliti satu per satu pakaian yang akan dibawa. 

Nenek Isnatin tidak sendiri, dia dibantu dengan anaknya Umi Kalsum menyiapkan barang-barang yang akan dia bawa ke tanah suci. Anak kelimanya ini juga akan ikut mendampinginya  ibadah haji nanti.

Sejumlah pakaian dan dokumen-dokumen haji dimasukan ke dalam koper sebelum berangkat ke tanah suci.

Keduanya siap berangkat masuk kloter 6 dengan 168 jemaah haji asal Pacitan,  177 jemaah haji asal Pamekasan dan 100 jemaah haji asal Surabaya.

“Alhamdulillah bisa berangkat. Saya menunggu sejak 9 tahun lalu. Tepatnya 2014 mendaftar haji bareng anak saya,” ujar perempuan yang lahir pada tanggal 30 juni 1930 ini.

Dia mengaku tidak mudah untuk bisa melunasi biaya perjalanan ibadah haji (BIPIH). Dia menabung hasil jualan jilbab dan hasil pertanian.

“Sedikit demi sedikit akhirnya dapat melunasi biaya haji. Melunasi BIPIH,”  kata sang anak Umi Kalsum yang mendampingi Nenek Isnatin.

Umi mengaku bahwa keberangkatan haji keduanya sempat tertunda dia tahun. Pada 2020 keduanya tidak bisa berangkat karena dampak pandemi Covid-19.

Kemudian pada 2022, dia kembali harus memupus harapannya. Sebab, pada 2022 ia terkendala peraturan pembatasan usia.

“Bisa berangkat dengan senang hati. Alhamdulillah bisa mendampingi ibu saya. Doakan sehat selalu. Berangkat dan pulang bisa sehat,” urainya.

Dia mengaku walaupun sudah sepuh, Nenek Isnatin menyambut suka cita. Keluarga pun memilih untuk membelikan kursi roda.

“Agar lebih mudah saat di sana (tanah suci). Kami belikan kursi roda. Tentu juga vitamin dan obat-obat an pribadi kami siapkan,” pungkasnya.

(Pramita Kusumaningrum/Tribunjatim.com)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved