Haji 2023

Kisah Perjuangan dan Semangat Nenek Umur 76 Tahun Pergi Haji Sendirian

Cerita jemaah haji bernama Sarimah yang berusia 76 tahun, harus berjuang meyakinkan ke anak - anaknya agar bisa mendapatkan izin pergi haji

Penulis: Galih Lintartika | Editor: rahadian bagus priambodo
suryamalang.com/Galih Lintarkita
Jemaah haji lansia, Sarimah Umar Matsum masih tetap enerjik dan sehat meski berusia 76 tahun. 

SURYAMALANG.COM, MADINAH - Wajah Sarimah Umar Matsum tampak sumringah setelah turun bus yang mengantarkannya dari Bandar Ammir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA) Madinah menuju hotel Arjwan Al Diafah, Jumat (26/5/2023).

Untuk bisa ke tanah suci, Sarimah harus berjuang meyakinkan ke anak - anaknya agar bisa mendapatkan izin pergi haji. Maklum saja, usia Sarimah tidak lagi muda. Ia sudah berusia 76 tahun.

Perjalanan haji ini, adalah perjalanan haji yang pertama dialami Sarimah. Dan ia harus menjalankannya sendiri tanpa ada yang mendampingi di usianya yang sudah masuk kategori lansia.

Sarimah ini dari Deli Serdang embarkasi Kualanamu, rombongan 07 dan regu 30. Dia memiliki tujuh orang anak, dan 17 cucu. Sekalipun begitu, Sarimah tetap enerjik. Ia tetap semangat beraktifitas di sini.

Sekalipun lansia, Sarimah ini cukup mandiri. Dia tidak mau dituntun ataupun didorong menggunakan kursi roda. Ia berjalan sendiri. Bahkan, informasinya sejak di asrama haji sampai ke Madinah tetap berjalan sendiri.

Semangat dan enerjiknya Sarimah ini pun membuat kagum jemaah haji yang ada dalam satu rombongannya. Hingga banyak jemaah haji lain yang menggagap dirinya sebagai cucu mbah sarimah.

“Ya waktu pamit, nangis semua. Baik itu anak cowok dua, dan cewek lima orang. Semuanya ya gak tega dan gak yakin melepas saya sendirian pergi haji. Padahal, saya bahagia bisa pergi haji," katanya.

Disampaikan dia, hal itu memang berat. Tapi, kesempatan untuk pergi haji tidak akan datang lagi di kemudian hari. Ia percaya ini adalah panggilan untuk datang ke tanah suci. Jadi, jangan disia-siakan.

"Anak - anak ya khawatir. Apa nenek bisa haji sendiri. Anak - anak takut nenek jatuh, diinjak orang, terus nanti gak pulang kumpul dengan keluarga dan khawatir - khawatir lainnya. Ya saya berusaha maklum," urainya.

Satu hal yang membuatnya yakin dan tetap berangkat haji, adalah menganggap semua jemaah ada saudara. Ia percaya bahwa ada jalan dan pasti ada bantuan nanti saat perjalanan dari Indonesia sampai Arab Saudi.

"Eh ternyata betul, rejeki itu tidak akan kemana. Dari kemarin, saya dibantuin jemaah haji lain mengangkat koper saya yang berat. Saya hanya bawa tas pinggang saja yang melekat. Lainnya dibantuin bawa," urainya.

Sarimah pun yakin tidak akan merepotkan orang lain. Ia sudah biasa melakukan aktifitas sendiri. Bisa jalan sendiri, salat sendiri. "Insyallah semuanya bisa sendiri dan berusaha tidak merepotkan," paparnya.

Dia mengaku  menunggu momen ini sejak mendaftar 13 tahun yang lalu. Dulu,awalnya ingin daftar umroh saja karena masa tunggunya tidak lama. Tapi, anak - anaknya melarang dan diminta tetap daftar haji.

Mata Sarimah mulai berkaca - kaca. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa syukurnya atas nikmat dan kesempatan datang ke tanah suci. Ia mengaku selama ini hanya mendengar cerita dari orang pulang haji.

"Sebentar lagi, saya sudah bisa lihat Masjid Nabawi Madinah itu seperti apa,Masjidil Haram di Mekkah itu seperti apa. Jadi saya bisa ikut cerita dengan orang - orang di kampung, haji itu seperti apa," tutupnya. (lih)

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved