Berita Malang Hari Ini
Info Penting yang Perlu Diketahui Sebelum Membeli Mobil Listrik, Ini Penjelasan Dosen UMM
Novendra Setyawan, Dosen Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan beberapa penjelasan sebelum memutuskan beli kendaraan listrik
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM - Kehadiran mobil listrik di Indonesia menarik minat masyarakat. Sejumlah produsen mobil juga membuat produk itu.
Pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai juga terus mendorong konversi kendaraan berbasis minyak ke kendaraan listrik.
Novendra Setyawan ST MT, Dosen Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan beberapa penjelasan sebelum memutuskan membeli kendaraan listrik.
“Jika ingin membeli mobil listrik, sebaiknya masyarakat perlu menyiapkan rumah pengisian sendiri dengan satu daya minimal 2200 watt," kata Novendra, Minggu (5/6/2023).
Dengan begitu, pemilik mobil bisa memenuhi kebutuhannya dari rumah dengan diisi daya kurang lebih 2-3 jam.
"Selain itu, masyarakat juga perlu menyiapkan adaptor yang sesuai karena masih belum ada standar adaptor yang diberlakukan di Indonesia hingga saat ini,” urainya.
Ia juga mengingatkan perlunya masyarakat menggunakan pengaman tambahan atau Miniature Circuit Breaker (MCB).
Tujuannya agar tidak terjadi konsleting saat pengisian catu daya. Pemilik juga perlu mengecek serta memperhatikan kondisi baterai agar bisa lebih awet.
Dikatakannya, meski memiliki banyak kelebihan, kendaraan listrik juga ada kekurangannya. Yaitu pada kendaraan listrik akan sangat bergantung pada penyimpanan energi dari baterai.
Karena pengisian daya membutuhkan waktu 2-3 jam untuk pengisian fast charging.
Beda dengan kendaraan konvensional yang hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit untuk mengisi bensin lalu dapat melanjutkan perjalanan kembali.
Ia menyebut, salah satu kendala kendaraan listrik adalah penyimpanannya yang masih lemah dan tidak awet.
"Sehingga perlu adanya maintenance atau penggantian baterai dengan biaya yang hampir 50 persen," lanjutnya.
Ia berharap Indonesia akan memiliki standarisasi metode pengisian maupun maintenance dari kendaraan listrik di kemudian hari.
Dengan begitu, mobil listrik bisa lebih bertahan lama dan diminati masyarakat.
Tujuannya bisa mendorong penggunaan mobil listrik, perlu juga ada pengembangan energi baru terbarukan.
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
mobil listrik
Novendra Setyawan
SURYAMALANG.COM
kendaraan listrik
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.