Berita Malang Hari Ini

WAWANCARA EKSKLUSIF Ketua Umum KOMPAK, Fibra Yohano: Sentuhan Teknologi Bikin Keuntungan Berlimpah

Bisnis ayam kampung semakin eksis dan memiliki daya saing pasar. Sentuhan teknologi pada bisnis ayam kampung semakin memperluas pasar.

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Hesti Kristanti
Wartawan Harian Surya, Septyana Eka (kiri) bersama Ketua Umum KOMPAK, Fibra Yohano Putra. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Bisnis ayam kampung semakin eksis dan memiliki daya saing pasar. Sentuhan teknologi pada bisnis ayam kampung semakin memperluas pasar.

Komunitas Peternak Ayam Kampung Malang Raya (KOMPAK) mengajak anak muda untuk bergelut dalam bisnis ayam kampung.

Berikut ini wawancara eksklusif wartawan SURYAMALANG.COM, Septyana Eka dengan Ketua Umum KOMPAK, Fibra Yohano Putra. Wawancara eksklusif ini dapat disaksikan di kanal YouTube Surya Malang.

Apa yang melandasi KOMPAK berdiri?

Kami berangkat dari keresahan peternak ayam kampung di Malang Raya. Mayoritas mereka ingin tahu lebih detail terkait tata cara perawatan ayam, tata cara menangani penyakit pada ayam, dan terkait pemasaran. Selain itu, mayoritas peternak masih memakai cara tradisional. Dari hal itulah kami berinisiatif membentuk asosiasi yang kami namakan KOMPAK.

Ada berapa peternak yang telah bergabung di dalam KOMPAK?

Peternak yang gabung dalam komunitas ini sudah 200 orang lebih. Sebenarnya semua peternak ayam kampung bisa ngobrol dan nimbrung dengan kami. Tetapi peternak yang benar-benar fokus di dalam KOMPAK dibatasi dengan beberapa persyaratan. Misalnya, wajib memiliki peternakan dengan jumlah 100 ekor ayam kampung, baik pedaging maupun petelur.

Kemudian kami undang mereka di acara kopdar, otomatis dapat masuk ke grup inti KOMPAK. Grup inti itulah yang membahas tata cara pemeliharaan, perawatan, pemasaran, sampai teknologi peternakan.

Teknologi peternakannya seperti apa?

Kami sudah familiar dengan Internet of Things (IoT). Kami mulai integrasikan peternakan ayam kampung dengan teknologi tersebut.

Kami telah menggandeng startup bernama jagoternak.id. Dari kolaborasi ini akhirnya terjalin hubungan saling membutuhkan. Ketika KOMPAK butuh informasi perawatan atau pengawasan, jagoternak.id hadir. Di sisi lain, jagoternak.id juga menerima hasil ayam kampung dari KOMPAK.

Cara kerja dari aplikasi yang dikembangkan bersama itu seperti apa?

Aplikasi yang dikembangkan ini akan mampu mengawasi kondisi situasi kandang, mulai dari pengawasan dan pemantauan suhu, dan memantau kelembaban kandang. Nantinya kami akan integrasikan dengan CCTV sehingga bisa dipantau melalui handphone.

Apakah menggunakan cara modern dengan teknologi dan cara tradisional ada pengaruhnya secara signifikan?

Pengaruh paling signifikan adalah pemasaran. Dengan cara modern itu ayam kampung bisa dijual di usia 60 hari atau dua bulan.

Kami beri makanan dan nutrisi yang cukup ke ayam kampung itu. Ayam kampung kami sudah memiliki bobot 8 ons sampai 1 kilogram (Kg) di usia tersebut. Hal itu berpengaruh pada kualitas daging ayam kampung. Gaging ayam kampung kami memiliki tekstur yang empuk.

Selain itu, juga berpengaruh pada perputaran keuntungan. Contoh, ternak ayam kampung sejumlah 100 ekor butuh modal maksimal Rp 2,5 juta. Dengan rentang waktu dua bulan panen, dan harga jual ayam kampung saat ini sekitar Rp 39.000 per Kg. Maka bisa menghasilkan Rp 3,9 juta belum dipotong dengan modal. Itu keuntungan skala kecil. Kalau dikembangkan berkali-kali lipat, tentu keuntungan akan makin banyak.

Apa pemerintah daerah mendukung keberadaan KOMPAK?

Beberapa hari lalu kami menggelar kopdar di Gedung MCC Kota Malang. Dalam kopdar tersebut, kami mengundang narasumber dari unsur pemerintah. Narasumber pemerintah itu melihat komunitas kami sangat potensial untuk dikembangkan. Jadi, secara moril pemerintah mendukung kami.

Apakah KOMPAK fokus di Malang Raya atau ada rencana untuk ke daerah lain?

Insya Allah kami akan ekspansi ke berbagai daerah. Bila masyarakat penasaran dengan kami, bisa lihat di Instagram @kompakmalang.id.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved