Berita Pamekasan Hari Ini

Kemarau Datang, Petani Pamekasan Justru Senang, Bisa Tanam Tembakau Skala Besar

Saat ini kaum tani bawang merah dan tembakau di mana saja justru sedang tanam raya atau tanam skala besar. 

Penulis: Muchsin | Editor: Yuli A
muchsin
Sahuri, petani Desa Jalmak, Kecamtan Kota Pamekasan, sedang menyiramkan air pada tanaman tembakau miliknya. Selasa (27/6/2023). 

SURYAMALANG.COM, PAMEKASAN  - Musim kemarau datang, sebagian kaum tani justru senang. Padahal, semua tanaman lazimnya butuh air. Namun, ada tanaman tertentu yang rawan terserang penyakit jika terguyur air hujan.

Tanaman yang sensitif pada air hujan itu, misalnya, bawang merah dan tembakau. Itu sebabnya, saat ini kaum tani bawang merah dan tembakau di mana saja justru sedang tanam raya atau tanam skala besar. 

Jika tanam raya bawang merah terjadi di sentra-sentra seperti Nganjuk, Brebes, Probolinggo dan Demak, fenomena tanam raya tembakau terjadi di sebagian Pulau Madura, terutama Pamekasan. Di Pulau Jawa, salah satu sentra pertanian tembakau adalah Jember. 

Sejumlah petani tembakau di Pamekasan kini terlihat ceria. Sebab sejak memasuki awal tanam tembakau pada Mei 2023 hingga akhir Juni 2023 cuaca cerah, tak ada hujan. Membuat petani tembakau bertambah gairah untuk menggarap ladangnya.

Bagi petani tembakau, cuaca seperti ini yang menjadi dambaan.

“Kami bersyukur, tahun ini cuaca ini sangat mendukung untuk komoditas tanaman tembakau. Beda dengan tahun lalu, petani dihantui kecemasan lantaran tanaman tembakanya terendam air hujan,” ujar Ali Mashudi, salah seorang petani tembakau, di Desa Teja Timur, Kecamatan Kota, Pamekasan, Selasa (27/62023).

 

Menurut Ali Mashudi, yang sudah lebih dari 15 tahun menggeluti tembakau, pada musim taman kali ini, ia menanam sebanyak 15.000 benih tembakau di ladang seluas 0,5 hektare miliknya. Untuk menggarap tanaman tembakau tidak dilakukan sendirian, melainkan minta bantuan tenaga petani penggarap dengan membayar sewa harian.

Mashudi berharap, tanaman tembakau miliknya ketika dipanen nanti bisa laku terjual dengan harga yang pantas di atas biaya pokok produksi (BPP). Dari perhitungannya, untuk tembakau sawah, BPP dari menanam hingga memanen antara Rp 40.000- Rp 45.000 per kg. Sehingga harga yang dipatok pengusaha pembelian tembakau Madura, tidak merugikan bagi petani,. Yakn, di atas Rp 50.000 per kg.

“Kami meminta pengusaha tembakau di Madura membeli tembakau kami dengan harga yang sesuai yang tidak merugikan petani. Karena saat ini, petani menggunakan pupuk non subsidi dan mengenai kualitasnya, kami optimis juga bagus,” kata

Hal senada diungkapkan `Sahuri, petani tembakau di Desa Jalmak Kecamatan Pamekasan. Di musim tanam tembakau tahun ini semangat ke ladang tinggi. Mengingat cuacanya mendukung  yang akan membawa dampak positif bagi tanaman tembakau. Beda dengan tahun lalu, ia dan beberapa petani lainnya menanam tembakau hingga 4 kali, lantaran sering diguyur hujan deras. Membuat lahan tembakaunya tenggelam dan akarnya busuk.

“Alhamdulillah. Cuaca di musim tanam tahun ini bagus. Membuat kami dan beberapa petani semangat untuk turun ke ladang. Hanya saja yang menjadi pertanyaan kami,  tidak semua petani mendapatkan pupuk subsidi. Sehingga menambah biaya lagi untuk membeli pupuk non subsidi,” ungkap Sahuri.

Ketua Asosiasi Petani Indonesia (APTI) Pamekasan, Samukrah, mengakui jika pada tahun ini animo petani menanam tembakau cukup tinggi. Mengingat saat ini iklimnya bagus dan mendukung untuk pertumbuhan tanaman tembakau.

“Kami memohon kepada pengusaha tembakau, bila kualitas tembakau nanti bagus, maka setidaknya harga yang ditawarkan pengusaha juga bagus dan tidak merugikan petani. Maaf, apa yang diharapkan petani dengan harga bagus itu, bukan ingin merugikan pengusaha. Melainkan saling membutuhkan. Antara petani dan pengusaha tembakau dan sebaliknya,” kata Samukrah.

Samukrah menilai, saat ini hampir semua lahan tembakau di wilayah Pamekasan, baik di daerah pegunungan, daerah tegal sudah tampak menghijau oleh hamparan tanaman tembakau. Sehingga pada masanya, panennya berbarengan.

“Kami mohon kepada petani, bila sampai akhir Juni ini ladangnya belum ditanami tembakau, karena masih dipergunakan untuk tanaman padi, sebaiknya tunda dulu sampai tahun depan nanam tembakaunya. Alasanya, kalau sekarang masih baru mau tabur benih, nanti pada masa panen, kualitas tembakau kurang bagus. Apalagi berbarengan dengan persiapan tutupnya gudang pembelian tembakau,” kata Samukrah

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved