Berita Malang Hari Ini
Abah Lutfi Ketiban Durian Runtuh pada Idul Adha
Tempat penggilingan daging selalu ramai saat momen Lebaran Idul Adha. Warga yang mendapat jatah daging kurban berbondong-bondong ke penggilingan
Penulis: Benni Indo | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM, MALANG - Tempat penggilingan daging selalu ramai saat momen Lebaran Idul Adha. Warga yang mendapatkan jatah daging kurban berbondong-bondong datang ke tempat penggilingan. Saking banyaknya warga, terjadi antrean.
Hanya setahun sekali, para pengusaha penggilingan atau selep mendapatkan 'durian runtuh'. Hal itu pula yang dialami oleh Lutfi, pemilik penggilingan Arema di Pasar Besar Malang. Dalam sehari, ia bisa melayani penggilingan daging mencapai 1,5 kwintal.
Menurut Abah Lutfi, sapaan akrabnya, ia mendapat rejeki yang cukup melimpah di Idul Adha tahun ini. Dalam kondisi hari-hari biasa, ia hanya menerima penggilingan daging sekitar 10 hingga 15 kilogram. Di momen Idul Kurban ini ia bersama dua pekerjanya bisa melayani berkali-kali lipat permintaan.
"Ya meningkat, biasanya 10 Kg sehari, sekarang bisa sampai 100 Kg bahkan 150 Kg sehari," ungkap Lutfi, Jumat (30/6/2023).
Omsetnya juga ikut naik di momen Idul Adha. Jika biasanya per hari bisa mendapat Rp 500 ribu, di momen yang penuh berkah ini, ia bisa mendapatkan omset mencapai Rp 3 juta per hari.
"Kondisi seperti ini biasanya berlangsung hingga seminggu," ungkap Lutfi.
Untuk tarifnya, per kilogram jasa penggilingan daging dipatok dengan harga Rp 15.000. Harga tersebut berbeda dengan harga yang diberikan kepada langganan yang mayoritas adalah pedagang, yakni Rp 10.000. Setiap hari selepan Arema milik Lutfi buka mulai pukul 5 pagi hingga 5 sore, namun di momen Idul Adha ini, ia bisa buka hingga malam hari.
"Kalau orang rumahan ini kan tidak tiap hari selep disini, jadi harganya berbeda dari yang biasanya langganan. Biasanya buka jam 5 pagi sampai sore. Hari ini saya buka bisa sampai malam," ungkap Lutfi.
Terlihat di kios, dua pekerjanya nampak sibuk menggiling daging yang dibawa pelanggan. Beberapa pelanggan pun harus antre untuk dapat dilayani di kios milik Lutfi.
Di hari biasa, menurut Lutfi pelanggannya bisa mencapai 150 orang, saat Idul Adha pelanggan yang datang ke tempat penggilingan bisa mencapai dua kali lipat.
Salah seorang pelanggan yang sedang mengantri, Lia Safira mengatakan jika dirinya memang seringkali datang ke tempat penggilingan daging ini. Meski antre cukup lama ia tak mempermasalahkannya.
Hal itu dikarenakan, di tempat penggilingan daging milik Haji Lutfi campuran bumbunya sangat pas baginya. Sehingga ia sangat cocok. Sebelumnya ia pernah menggilingkan daging di tempat lain namun tidak cocok, sehingga ia kembali ke tempat penggilingan daging di pasar besar Malang ini.
"Saya membawa 1 kilogram daging sapi, setiap tahun selalu menggiling di sini, meski antri tetap tidak masalah," kata Lia warga Madyopuro.
Ia pernah mencoba di tempat lain, tapi tidak cocok. Akhirnya kembali ke tempat Lutfi. Menurutnya, selera bumbu di tempat Lutfi pas untuk lidahnya.
"Bumbunya di sini pas, kalau ditempat lain, pernah mencoba tapi tidak cocok," terangnya. (Benni Indo)
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.