Berita Surabaya Hari Ini
BKSDA Apresiasi Hasil CSR PHE WMO di Taman Wisata Labuhan
BKSDA Jatim mengapresiasi Corporate Social Responsible (CSR) Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO).
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur (Jatim) mengapresiasi Corporate Social Responsible (CSR) Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO).
PHE WMO telah memberikan program CSR revitalisasi mangrove, yang dilanjutkan dengan program pendataan satwa burung di Taman Wisata Labuhan, Kecamatan Sepulu, Bangkalan.
Kepala Bidang Kantor Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah II Gresik, Ichwan mengatakan program CSR PHE WMO memberi hasil yang cukup penting.
"Kegiatan Bird Banding sepanjang tahun 2016-2021 telah mampu menandai 202 individu burung yang terdiri dari 32 jenis," kata Ichwan kepada SURYAMALANG.COM, Senin (10/7).
Dari jumlah tersebut, satu jenis burung berstatus endangered atau terancam bahaya, tujuh jenis berstatus protected (dilindungi), dan empat jenis burung merupakan burung endemik, yaitu burung yang hanya ditemukan di daerah tersebut.
BKSDA juga meningkatkan kapasitas bagi local hero untuk mendapat sertifikasi sebagai penggerak konservasi.
Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA SKW IV Madura, Dhany mengatakan kegiatan konservasi dapat memperkaya data konservasi di Madura.
"Sehingga bisa menjadi dasar bagi kami dalam melakukan langkah terkait pelestarian satwa serta kebutuhannya kedepan," kata Dhani.
PHE WMO bekerja sama dengan Yayasan EKSAI dalam kegiatan Bird Banding sepanjang tahun 2016-2021.
Sebelumnya, PHE WMO bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) untuk monitoring hutan mangrove di kawasan itu mulai tahun 2014.
Hasilnya, hutan mangrove di Taman Wisata Labuhan mengalami kerusakan paling besar dibandingkan hutan mangrove di lima desa lain.
Kemudian PHE WMO memutuskan memberikan program CSR revitalisasi mangrove, yang berlanjut dengan program pendataan satwa burung di kawasan hutan mangrove hasil revitalisasi tersebut.
"Tahun ini lokasi tersebut telah menjadi kawasan mangrove yang berstatus baik atau rapat. Kerapatan pohon di sisi utara yakni 2.100 tegakan per hektare, dan 4.600 tegakan per hektare di sisi barat," jelas Markus Pramudito, Manager PHE WMO Field.
Markus menyebutkan kolaborasi antar stakeholder merupakan hal penting untuk menciptakan keberlanjutan program.
"Masing-masing instansi memiliki keahlian yang berbeda. Dengan kerja sama, kami berharap program konservasi lingkungan melalui CSR perusahaan dapat melibatkan banyak stakeholder sehingga dapat memperluas kebermanfaatan,” beber Markus.
JANGAN KAGET! Jadi Wali Kota/Bupati Butuh Modal 70 Miliar, Jadi Gubernur Butuh Modal 1,7 Triliun |
![]() |
---|
Universitas Ciputra Surabaya Kukuhkan Guru Besar Bidang Transformasi Keuangan Digital |
![]() |
---|
Rumah Sakit Baru Pemkot Surabaya RSUD Eka Candrarini Diresmikan, Layanan Unggulan Bagi Ibu dan Anak |
![]() |
---|
Pemprov Jatim Distribusikan PLTS ke Sekolah, Ajak Gunakan Green Energy |
![]() |
---|
Kesenjangan dan Lemahnya Inovasi Pendidikan Masih Jadi PR Besar di Jatim, Anggaran 2024 Justru Turun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.