Tangis Bu Guru Sekolahnya Tak Dapat Murid Imbas Zonasi PPDB, Padahal Termasuk Sekolah Berprestasi

Viral tangis bu guru sekolahnya tak dapat murid imbas sistem zonasi PPDB tahun 2023. Padahal sekolah itu termasuk berprestasi di tingkat Kabupaten.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Dyan Rekohadi
YouTube Kompas TV
Kepsek SDN 3 Babadan Ponorogo, Evif Darmawanti, nangis karena tak ada siswa baru mendaftar. 

SURYAMALANG.COM - Viral tangis bu guru sekolahnya tak dapat murid imbas sistem zonasi PPDB tahun 2023. 

Padahal sekolah SD yang tahun itu tidak mendapatkan murid itu termasuk sekolah berprestasi tingkat kecamatan dan kabupaten. 

Hal ini terjadi di SD Negeri 3 Babadan Ponorogo

Sang kepala sekolah menangis pilu imbas tak ada siswa mendaftar selama masa PPDB berlangsung.

Kepsek SD Negeri 3 Babadan, Ponorogo, Evif Darmawanti, mengaku prihatin dengan sekolahnya.

Meski sekolahnya memiliki banyak prestasi, namun tidak ada satu murid yang mendaftar.

Hal itu seperti terlihat dalam video yang diunggah di akun TikTok @kompastvnews.

Kepsek SDN 3 Babadan, Ponorogo, Evif Darmawanti, tak kuasa menahan air mata.

Dalam keadaan haru, Evif Darmawanti terlihat menangis ketika menyadari bahwa SDN 3 Babadan tidak menerima satu pun siswa baru selama masa PPDB berlangsung.

Kepsek SDN 3 Babadan Ponorogo, Evif Darmawanti, nangis karena tak ada siswa baru mendaftar. (TikTok Kompastvnews)
Kepsek SDN 3 Babadan Ponorogo, Evif Darmawanti, nangis karena tak ada siswa baru mendaftar. (TikTok Kompastvnews) ()

Baca juga: Biodata Mira Hayati, Viral Boyong Teller Bank ke Rumah untuk Setor Uang, Bosnya Didatangkan Sekalian

Baca juga: Fakta Lengkap Pengantin Pria di Sulawesi Kabur Sebelum Akad Digantikan Kakaknya, Ternyata Masih SMA

Bahkan pengawas sekolah, Kitri Maharani, harus berulang kali memberikan semangat dan membesarkan hati Evif Darmawanti dalam menghadapi situasi ini.

Kitri Maharani menegaskan bahwa masih ada harapan di tahun-tahun mendatang.

Evif Darmawanti dan tim guru sekolah sebenarnya telah memprediksi bahwa hal ini mungkin terjadi.

Selain karena persaingan dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang baru saja berdiri, jumlah anak usia lulus taman kanak-kanak (TK) di Desa Babadan ini juga sangat terbatas.

Belum lagi sekolah ini juga harus bersaing dengan dua SD Negeri lainnya di desa yang sama.

Padahal SDN 3 Babadan telah mencatat prestasi yang gemilang di tingkat Kecamatan hingga Kabupaten.

Tumpukan piala dan piagam penghargaan yang siswa peroleh dari berbagai bidang menghiasi lemari sekolah.

Namun ternyata prestasi tersebut belum mampu mengubah keadaan.

Bahkan tidak ada satu pun siswa baru yang mendaftar ke sekolah ini selama PPDB.

"Memang kita sudah bisa memprediksi, karena kita sudah menghitung karena TK-nya sedikit. Kita sudah berusaha sekuat tenaga," kata Evif Darmawanti, melansir GridPop.ID.

Akibat tidak adanya murid baru, ruang kelas 1 di SD ini saat ini kosong dan akan dimanfaatkan sebagai perpustakaan.

Meskipun dalam kondisi yang memprihatinkan ini, proses pembelajaran untuk siswa kelas 2 hingga kelas 6 tetap berlangsung.

Senasib SDN 3 Babadan Ponorogo, setidaknya ada 5 SD di ponorogo yang tidak medapatkan murid untuk tahun ajaran ini.

5 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Ponorogo tidak mendapatkan siswa pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023/2024.

Ke 5 SDN yang tidak mendapatkan siswa itu adalah SDN Jalen, SDN 2 Munggu, SDN 3 Babadan, SDN 1 Duri dan SDN 3 Tegalombo.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko angkat bicara perihal SDN yang tidak mendapaykan siswa. Dia mengaku mungkin jumlah kelahiran tidak sebanyak sebelumnya. “Barangkali jumlah kelahiran agak turun,” ujarnya, Selasa (18/7/2023).

Dia menjelaskan bahwa dahulu pemerintah memang gencar mendirikan sekolah agar warga mau menuntut ilmu. Tak ayal setiap desa atau kelurahan ada 3 sampai 5 sekolah.

“Hari ini kondisinya berbeda. Saya himbau untuk perangkat desa, ASN (Aparatur Sipil Negara) dan semuanya untuk menyekolahkan anaknya di SD negeri,” katanya. 

Dia mengklaim bahwa SD Negeri saat ini telah bagus. Pun ada program mengaji dan Tafidz Al Quran. Dia juga telah membuat Peraturan Bupati (Perbup) perihal setelah lulus bisa hapal Juz Amma.

“Tapi kalau masalah program kita mampu bersaing. Tetapi kalau kelahiran menurun ya perlu regrouping. Tidak ada cara lain,” beber Kang Giri—sapaan akrab—Sugiri Sancoko.

Dia menyerbukan bahwa kepala sekolah maupun guru menerapkan parenting. Dimana melibatkan guru, murid dan orang tua atau wali murid.

“Harus berpadu supaya murid keren. Gadget dibatasi. Harus bersama-sama berkolaborasi. Anak sekarang perlu ditemani seperti sahabat,” pungkas Kang Giri.

Sebelumnya, Krisis pendaftar baru di sekolah-sekolah di Ponorogo selama masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 ini, memang memprihatinkan. Ada sebuah SDN yang hanya mendapatkan seorang pendaftar baru, bahkan ada juga sekolah yang tidak mendapatkan siswa baru sama sekali.

Kondisi ini menjadi perhatian Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo, mengingat keberadaan murid juga berpengaruh pada pengelolaan sekolah-sekolah di Bumi Reog itu.

“Hasil PPDB 2023 khususnya SD, ada 5 sekolah yang tidak mendapatkan murid. Ada juga 5 SDN yang hanya mendapatkan 1 siswa,” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo, Nurhadi Hanuri, Senin (17/7/2023).

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved