Pendaki Gunung Lemongan Alami Hipotermia

Profil Gunung Lemongan di Lumajang yang Punya Sejarah dan Kisah Mitos, Ada Pendaki Alami Hipotermia

Berikut ini profil Gunung Lemongan di Lumajang yang punya sejarah dan kisah mitos yang menyelimuti. Disorot setelah ada pendaki alami hipotermia.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Dyan Rekohadi
Instagram @aahabat_lemongan
Profil Gunung Lemongan di Lumajang yang Punya Sejarah dan Kisah Mitos 

Mbah Citro dianjurkan bertapa di Gunung Lawu. Tirakat yang dilakukan Mbah Citro menemui sebuah petunjuk mengenai adanya padepokan supranatural yang konon berada timur Pulau Jawa.

"Petunjuk tersebut mengarahkan Mbah Citro berjalan menuju Gunung Semeru. Di sana, selama 40 hari Mbah Citro melihat sinar biru keemasan dari arah Utara yang mengarah ke sebuah gunung (Lemongan)," ujar Jaka saat bercerita di Pos Pendakian Gunung Lemongan.

Perjalanan pun berlanjut hingga berhasil menyusuri hutan Desa Papringan. Jaka menuturkan jika kala itu hutan Desa Papringan merupakan hutan belantara yang begitu lebat.

"Konon katanya tidak ada yang berani menembus hutan tersebut," beber Jaka.

Menurut pemahaman Jaka, motivasi Mbah Citro melakukan berbagau perjalanan dan bertapa di berbagai gunung yakni karena semangat meraih petunjuk perdamaian.

Akhirnya langkah kaki Mbah Citro mengarahkannya menemukan Gunung Lemongan dan kemudian mendirikan sebuah padepokan di Gunung Fuji, sebutan untuk sebuah dataran tinggi yang timbul akibat letusan Gunung Lemongan.

"Tempat ini di Gunung Fuji, Mbah Citro mendirikan sanggar pamujan tempat untuk berdoa. Mbah Citro memegang teguh semangat perdamaian dan kesejahteraan bagi rakyat," ungkapnya.

Setelah lama menetap di lereng Gunung Lemongan, Mbah Citro dikaruniai dua orang anak. Hingga akhirnya wafat dan dikebumikan di lereng Gunung Lemongan. Makam Mbah Citro bersebelahan dengan makam istrinya.

"Mbah Citro wafat pada tahun 2016. Beliau ini asalnya dari Magetan Jawa Timur," terang Jaka.

Selama berbincang dengan Mbah Citro selama hidup. Jaka bercerita jika di Gunung Lemongan terdapat cerita rakyat yang hingga kini masih kental diyakini.

Konon Gunung Lemongan masih didiami sosok ghaib yang disebut Macan Danu. Sosok yang menyerupai hewan harimau tersebut disebut bisa menjelma sebagai manusia.

"Terkadang terlihat sebagai sosok pria yang tampan dan wanita yang sangat cantik," papar Jaka.

Alhasil, kata Jaka, terdapat beberapa pantangan yang harus dipatuhi ketika mendaki Gunung Lemongan. Salah satunya tidak bersikap remeh dan jumawa saat mendaki gunung setinggi 1.651 meter di atas permukaan laut itu.

"Meski gunungnya hanya 1.600an meter masih lebih tinggi dari Semeru, pantangan utama tidak boleh meremehkan. Banyak hal buruk yang menanti ketika sudah meremehkan seperti tersesat dan bahkan hilang," jelasnya.

Menyusuri Gunung Lemongan juga bukan perkara mudah. Pantauan di lokasi pendakian trek di Gunung Lemongan berkontur terjal dan berbatu. Material letusan ratusan tahun silam masih berserakan di sepanjang trek jalanan. Butuh waktu 4 jam untuk menapaki puncak Gunung Lemongan. Panorama kawah vulkanis terhampar luas ketika sudah mencapai puncak.

"Mendaki dilarang pikiran kosong, dalam kecapekan, pemikiran kosong itulah dipindahkan sama makhluk lain," pesannya. (SURYAMALANG.COM/Mohammad Erwin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved