Berita Malang Hari Ini

Kronologi Kepala SMPN 5 Satap Singosari Tendang Guru Olahraga

Kepala SMPN 5 Satu Atap (Satap) Singosari, Anas Fahrudin diduga menendang Abdul Rozaq di halaman sekolah.

Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Zainuddin
DOK./Polsek Singosari
LUKA MEMAR - Rozaq menunjukkan luka di panggul akibat tendangan dari Kepala SMPN 5 Satap Singosari, Anas Fahrudin. 

SURYAMALANG.COM, SURYAMALANG.COM - Kepala SMPN 5 Satu Atap (Satap) Singosari, Anas Fahrudin diduga menendang Abdul Rozaq di halaman sekolah.

Tendangan itu mengakibatkan guru olahraga SMPN 5 Satap tersebut mengalami luka memar di pinggang kanan.

Penganiayaan bermula saat Rozaq sedang mendampingi siswa yang sedang kemah di halaman sekolah.

Tiba-tiba Anas datang, dan langsung mencari Rozaq yang sedang berada di dalam ruangan. Anas memaki sambil menunjuk-nunjuk Rozaq. Anas juga minta Rozaq keluar ruangan.

"Saat saya baru di depan pintu, dia menendang saya dua kali. Satu tendangan kena, dan satu tendangan meleset karena dialangi teman," kata Rozaq kepada SURYAMALANG.COM, Senin (14/8).

Rozaq sengaja tidak membalas tendangan itu. Rozaq memang ingin melaporkan kasus penganiayaan ini ke Polsek Singosari.

"Banyak saksi, mulai siswa sampai guru. Setelah pulang, saya konsultasi ke seseorang, dan disuruh lapor ke polsek," paparnya.

Rozaq menduga penganiayaan itu terkait terkait perekrutan satu guru. Rozaq dianggap tidak koordinasi dengan kepala sekolah terkait proses penerimaan guru.

Sebenarnya operator BOS yang melakukan proses perekrutan guru tersebut pada Maret lalu. SMPN 5 Satap Singosari sudah menerima beberapa lamaran, dan dilakukan wawancara pada Juli 2023.

Saat tim sudah mendapat kandidat calon guru, Rozaq bermaksud memberi tahu Anas. Saat itu Anas tidak ada di lokasi.

Kemudian Rozaq menghubungi calon guru yang sudah diterima tersebut. Tapi, Anas merasa keberatan dan menyampaikannya ke grup sekolah.

"Dia merasa dilangkahi dalam perekrutan itu. Bahkan dia mengajak berkelahi. Akhirnya kejadian Sabtu kemarin itu," terang Rozaq.

Rozaq mengaku merasa trauma atas penganiayaan tersebut. "Saya tidak mau masuk kerja selama dia masih ada di sekolah itu," terang Rozaq.

Sementara itu, Anas Fahrudin mengaku sudah klarifikasi ke Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Malang. Anas mengatakan nanti Dindik yang memediasi masalah ini.

"Dindik akan cek kebenaran di lapangan. Saya juga siap untuk ditanya," ucap Anas.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved