Dugaan Paspampres Tetap Bunuh Imam Meski Tebusan Disanggupi Keluarga, Praka RM Tidak Kawal Presiden
Dugaan Paspampres tetap bunuh Imam meski tebusan disanggupi keluarga, Praka RM tidak kawal Presiden.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, - Dugaan Paspampres tetap bunuh Imam Masykur meski tebusan disanggupi keluarga mulai tampak.
Hal ini bisa disinyalir dari pengakuan lengkap ibunda Imam Masykur selama komunikasi dangan pelaku yakni Praka RM.
Praka RM yang sehari-hari jadi Paspampres itu ternyata tugasnya tidak mengawal Presiden Jokowi.
Imam Masykur (25) ditemukan tewas pada Rabu (23/8/2023) di dalam sebuah kali kawasan Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Warga asal Aceh yang merantau ke Jakarta itu sempat hilang karena diculik sebelum akhirnya ditemukan tak bernyawa.
Tindak penculikan dan penganiayaan dialami Imam Masykur sejak hari Sabtu (12/8/2023).
Pada hari Sabtu itu, Fauziah, ibu Imam Masykur menerima telepon dari anaknya dan Praka RM.
"Dia bilang sudah ditangkap dan (saya) disuruh kirim duit Rp 50 juta untuk tebusan" kata Fauziah meniru permintan anaknya, dikutip dari Kompas TV.
"Sesudah itu dikirimin video dan telepon yang (isi pesannya) sama seperti yang dibilang sebelumnya" imbuhnya.
"'Mamak saya (minta) dikirimi duit, saya dipukul, nggak tahan lagi, mamak kirimlah cepat Rp 50 juta'," lanjut Fauziah.
Baca juga: Update Paspampres Aniaya Pria Aceh, Hubungan Pelaku dan Korban, Motif sampai 2 TNI Lain Terlibat
Artikel Tribunnews 'Kesaksian Ibu Korban Penganiayaan Paspampres hingga Tewas'.

Selang beberapa menit kemudian, ada telepon lagi yang diduga adalah oknum Paspampres itu.
"Telepon lagi, diduga (oknum Papampres itu) dan mengatakan kalau sayang anak saya disuruh kirim duit"
"'Kalau enggak dirikim cepat-cepat nanti anak ibu saya bunuh saya buang ke sungai'," ungkap Fauziah menirukan ancaman itu.
Fauziah pun berencana mencarikan uang Rp 50 juta itu.
"Saya bilang, "iya, saya akan kirim duit, anak saya jangan dipukul lagi, saya usahakan'," jelas fauziah.
Namun, ternyata anaknya sudah tewas.
Diduga korban dibunuh karena pihak keluarga terlalu lama mengirimkan uang tebusan yang diminta.
Itu sebabnya Fauziah meminta agar polisi segera mengungkap kasusnya.
"Saya berharap diproses sesuai dengan hukum bagaimana dia memperlakukan anak saya," harap Fauziah.
Diketahui Imam Masykur adalah anak kedua dari empat bersaudara
Sedangkan Praka RM atau Praka Riswandi Manik sehari-hari tidak mengawal Presiden Jokowi ataupun Wakil Presiden.
Komandan Paspampres Mayjen TNI Rafael Granada Baay, mengatakan Praka RM, merupakan anggota Paspampres dari Polisi Militer.
Sehari-hari Praka RM berurusan dengan motor Patroli Pengawalan (Patwal).
"Dia tidak melekat, dia dari Pom (polisi militer) urusan motor patwal," kata Mayjen TNI Rafael Granada Baay ketika dihubungi Tribunnews.com pada Senin (28/8/2023).

Kini Polisi Militer Kodam (Pomdam) Jaya/Jayakarta telah menahan tiga oknum TNI dalam kasus tersebut.
Satu di antaranya adalah Praka RM yang merupakan anggota Paspampres.
"3 orang (anggota TNI ditahan," kata Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar ketika dihubungi Tribunnews.com pada Senin (28/8/2023).
Irsyad menjelaskan dua oknum TNI lainnya yang diduga terlibat dalam kasus tersebut bukan berasal dari satuan Paspampres.
"Satu yang dari Paspampres, yang lain bukan," kata Irsyad kepada wartawan.
Ketiganya diduga melakukan penculikan dan penganiayaan terhadap Imam karena mengetahui Imam menjual obat-obatan yang diduga ilegal.
Mengutip SerambiNews.com, seorang keluarga bernama Said Sulaiman mengatakan, jenazah Imam tiba di Bireuen pada Jumat (25/8/2023) sekitar pukul 19.00 WIB.
Jenazah Imam Masykur dipulangkan dengan pesawat dari Jakarta ke Medan dan dari Medan ke Bireuen dengan ambulans.
Jenazah pun dikebumikan beberapa saat kemudian di perkuburan keluarga.
“Saat Imam Masykur tidak diketahui keberadaan waktu itu, kedua orang tuanya juga ke Jakarta. Maka ketika jenazah dibawa pulang juga didampingi kedua orang tuanya,” sebut Said Sulaiman.
Menyangkut motif, Said Sulaiman mengaku selama berada di Jakarta almarhum tidak ada masalah dengan orang.
Pasalnya, Imam Masykur sering bersamanya.
“Almarhum tidak ada masalah dengan siapapun, biasa saja,” ujar Said.
Terkait dugaan jenazah mendapatkan kekerasan dan penyiksaan, Said Sulaiman mengaku belum diketahui kepastiannya, apakah soal perampokan atau menyangkut kasus lainnya.
Kasus tersebut katanya sudah ditangani di Jakarta dan dalam proses oleh aparat penegak hukum.
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com
3 Kerugian Negara Setelah Rumah Sri Mulyani Dijarah, Keamanan Negara Dipertanyakan Banyak Keanehan |
![]() |
---|
HENTIKAN Gaji dan Tunjangan Sahroni Cs Tembus Rp230 Juta per-Bulan, MKD-Partai Ajukan Permintaan |
![]() |
---|
RINTIHAN HATI Sri Mulyani Lukisan Bunga Miliknya Lenyap Dijarah, Karya 17 Tahun Lalu Penuh Kenangan |
![]() |
---|
Inilah 14 Desa di Kabupaten Batu Bara Sumut Dapat Dana Desa 2025 Tertinggi Mencapai Rp 1,5 M |
![]() |
---|
Jadwal Tayang Drama Korea Bon Appetit Your Majesty Episode 5, Baca Dulu Sinopsisnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.