Berita Malang Hari Ini

Produksi Beras dari Kota Malang Hanya 15 Ribu Ton per Tahun, Terpaksa Belanja dari Luar Daerah

"Total panen padi 15 ribu ton dari luas tanam 803 hektare. Sedangkan kebutuhan beras 35 ribu-40 ribu ton setahun," ujar Slamet, Kamis (31/8/2023).

Penulis: Benni Indo | Editor: Yuli A
HUMAS PEMKOT MALANG
Wali Kota Malang, Sutiaji melihat stok beras di gudang milik Bulog beberapa waktu lalu. Saat ini, telah terjadi kenaikan harga beras di sejumlah tempat di Kota Malang. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Rerata konsumsi beras warga Kota Malang berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Malang yakni 5,22 Kg. Data penduduk yang bisa diakses menyebutkan, jumlah warga sebanyak 874.890 jiwa. Dispangtan Kota Malang mencatat, kebutuhan beras warga sebanyak 4.566,9 ton.

Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi menjelaskan, produksi beras dari lahan pertanian di Kota Malang tidak mencukupi kebutuhan. Selama ini, warga mengandalkan pasokan beras dari daerah lain.

Sejauh ini produksi beras di Kota Malang dari hasil panen padi hanya 6.734,67 ton per tahun. Beras sebanyak itu tak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga sehingga harus mengandalkan pasokan beras dari daerah lain dan beras bulog.

"Total panen padi 15 ribu ton dari luas tanam 803 hektare. Sedangkan kebutuhan beras 35 ribu-40 ribu ton setahun," ujar Slamet, Kamis (31/8/2023).


Slamet menyatakan, Kota Malang adalah daerah market. Banyak warga yang mengkonsumsi beras dari daerah lain. Kondisi itu telah mendorong Kota Malang menampung beras dari daerah lain, utamanya Kabupaten Malang.


"Karena memang produksi beras dari panen padi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk," ujarnya.


Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang, Avicenna Medisica Saniputra menyatakan panen padi periode Januari-Juli sebanyak 377.000 ton gabah kering panen. Gabah sebanyak itu bila dikonversi beras menjadi 242.034 ton atau 64,2 persen sehingga Kabupaten Malang pada Agustus surplus 100.354 ton. 


Kabupaten Malang sebagai daerah lumbung pangan sekaligus produsen beras di Jatim masih ada panen kendati memasuki kemarau. Stok beras juga tersedia di gudang Bulog Malang. 


Wakil Pemimpin Cabang Bulog Malang, Wira Hutomo mengungkapkan realisasi pengadaan beras melibatkan mitra kerja sekitar 11.800 ton dari target sampai akhir tahun 2023 sebanyak 27.000 ton. 


Stok beras sebanyak itu masih ditambah beras impor dari Thailand yang masuk gudang sebanyak 2.500 ton. Seluruh stok merupakan cadangan beras pemerintah yang siap digunakan untuk stabilisasi harga.


"Kami belum salurkan beras dari Thailand karena produksi dalam negeri masih mencukupi," ujarnya.


Bulog Cabang Malang juga telah melakukan intervensi pasokan beras ke 11 pasar di wilayah kerjanya. Bulog Cabang Malang menyalurkan 10 ton 200 Kg beras medium ke wilayah Malang Raya, Kabupaten Pasuruan dan Kota Pasuruan. Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) itu dilakukan sejak Senin (28/8/2023).


"SPHP ini beras cadangan pemerintah, kualitas medium dijual dengan harga dari pedagang maksimal Rp 9.450 per kiloram, atau Rp 47.250 per 5 Kg. Stok ada sekitar 5.000 ton, yang disalurkan sejak Senin kemarin sebanyak 10 ton 200 Kg," ujar Wira.


Sejak disalurkan mulai awal 2023, Wira menyebut telah ada 5.000 ton lebih beras yang terserap berdasarkan data hingga 28 Agustus 2023. Bulog menjual beras SPHP ke pedagang dengan harga pengambilan langsung ke gudang senilai Rp 8.300 per Kg atau Rp 41.500 per 5 Kg. (Benni Indo)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved