Berita Malang Hari Ini
Konsep Wisata Halal Kota Malang Belum Jelas, Baru 7 Hotel yang Punya Sertifikasi Halal
Sampai sekarang belum banyak restoran atau hotel yang memiliki sertifikat halal di Kota Malang.
Penulis: Benni Indo | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, MALANG - Konsep wisata halal di Kota Malang belum terlihat nyata sejak bergulir pada tahun 2019.
Sampai sekarang belum banyak restoran atau hotel yang memiliki sertifikat halal.
Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 25 hotel bintang, 59 hotel nonbintang, 1.474 restoran, rumah makan, dan kafe di Kota Malang.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi menyatakan baru tujuh hotel yang memiliki sertifikasi halal.
Di sisi lain, baru 1.762 UMKM yang mengantongi sertifikat halal. Sesuai data, total ada 7.000 UMKM yang memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB).
Disporapar mendorong hotel dan restoran mengantongi sertifikasi halal guna mencapai kinerja Malang Halal berkonsep Centre of Halal Tourism.
Menurutnya, konsep wisata halal untuk memberi pilihan kepada masyarakat Indonesia yang heterogen.
"Wisata halal dan produk halal adalah pilihan. Masyarakat Indonesia heterogen, dan agamanya banyak. Negara hadir untuk memberikan pilihan. Kalau sudah seperti itu, tergantung masyarakat, karena itu urusan pribadi masing-masing," ujar Baihaqi kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (1/9).
Pelaku usaha hotel atau restoran bisa mengajukan sertifikasi halal ke Disporapar. Sedangkan pelaku UMKM bisa mengajukan sertifikat halal melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang.
"Tujuan wisata halal ini agar wisatawan memiliki gambaran menginap di mana, dan makan di mana selama di Kota Malang. Ketika turun dari bandara, mereka sudah tahu," ungkap Baihaqi.
Wisatawan domestik banyak melirik keberadaan wisata halal. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basuki menyatakan banyak tamu hotel yang menanyakan produk makanan halal.
"Mayoritas tamu yang menanyakan makanan halal adalah tamu domestik," ujar Agoes.
Sedangkan tamu hotel dari mancanegara yang kerap memastikan produk halal berasal dari Arab Saudi, Qatar, Brunei Darusslam, dan Malaysia.
Wisatawan dari Amerika Serikat dan Eropa cenderung menyukai suasana heritage dan jalan-jalan, serta menikmati keunikan ragam budaya dan tradisi.
Menurut Agoes, konsumen yakin produk halal adalah produk yang bermutu. Bila produk makanan berlabel halal, wisatawan yakin sudah melalui proses penggunaan bahan dan proses produksi yang bertanggung jawab dan sesuai aturan.
Wisatawan juga berharap produk halal tersebut dibanderol dengan harga terjangkau.
Besarnya pasar dan industri halal ini membuat pengusaha hotel semakin tertarik. Banyak pengusaha yang tertarik mengurus sertifikat halal.
"Biaya mengurus sertifikat halal bisa mencapai Rp 10 juta," terang Manager the Shalimar Boutique Hotel ini.
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.