Berita Malang Hari Ini

Beras untuk PBP di Kota Malang Disaluran Lebih Awal Imbas Kenaikan Harga

Badan Urusan Logstik Cabang Malang menyalurkan 240 ton beras untuk Penerima Bantuan Pangan (PBP) di Kota Malang

Penulis: Benni Indo | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Seorang warga di Pasar Bunulrejo Kota Malang menunjukan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang ia terima dari Bulog. 

Selanjutnya, stok juga pasti akan makin menipis sehingga meski permintaannya tetap, penawaran beras turun dan harga akan merangkak naik. Ini sesuai hukum permintaan.

Menurut Tri, seharusnya harga akan stabil hingga satu atau dua bulan ke depan sejalan dengan meningkatnya produksi dan stok.

"Namun, prediksi ini bisa saja 'mbleset' jika terjadi kegagalan panen karena perubahan cuaca ekstrem. Saya sempat tanya kepada petani, saat ini harga Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG) masing-masing sudah sekitar Rp 600 rb/kuintal dan Rp 700 rb/kuintal di tingkat penggilingan."

"Jika benar maka harga beras akan sekitar Rp 14 ribu hingga Rp 15 ribu per Kg. Tergantung pada kualitas dan daerahnya. Sejauh pengamatan saya, meski konsumsi per kapita beras masyarakat masih tinggi, tetapi ada tren menurun. Oleh itu, kenaikan harga beras hampir pasti bersumber dari sisi penawaran terutama produksi," paparnya.

Tri menyatakan, pemerintah harus bisa mendorong stabilisasi harga. Stabilisasi penting karena beras adalah makanan pokok dan sudah dianggap komoditas politik.

Pemerintah harus segera melakukan stabilisasi harga dengan memanfaatkan cadangan atau stok beras pemerintah melalui operasi pasar. Upaya ini sejatinya untuk meningkatkan stok beras di pasar, sehingga meredam kenaikan harga.

"Namun, ini sifatnya sementara dan tentu saja menjadi kurang efektif untuk jangka waktu yang lama. Dalam kondisi mendesak, ketika cadangan beras makin menipis dan produksi bermasalah maka biasanya impor menjadi pilihan terpaksa."

"Pada kasus di daerah tertentu, impor tidak selalu harus beli beras dari negara lain. Impor juga berasal dari daerah yang kelebihan beras. Istilah yang lebih tepat mungkin realokasi atau redistribusi," ujarnya.

 

Sumber: Surya Malang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved