Berita Malang Hari Ini

Prof FEB Universitas Brawijaya Malang Bicara Soal Keluhan Pedagang yang Terdampak TikTok Shop

Prof FEB Universitas Brawijaya Malang Bicara Soal Keluhan Pedagang yang Terdampak TikTok Shop

Humas UB
Prof Dr Rofiaty SE MM adalah profesor dari FEB Universitas Brawijaya (UB) Malang. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Prof Dr Rofiaty SE MM, profesor dari FEB Universitas Brawijaya (UB) Malang yang dikukuhkan, Minggu (24/9/2023), bersama tiga lainnya yang semuanya dosen perempuan.

Mereka adalah Prof Dr Ir Pudji Purwati MP dari FPIK, Prof Dr Ir Kuswati MS dari Fakultas Peternakan dan Prof Dr Dra Asfi Manzilati ME dari FEB.

Rofiaty membawakan orasi ilmiah pengukuhannya tentang persaingan bisnis yang memasuki era digital dan persaingan global.

Tentang keluhan pedagang pasar konvensional yang merasa sepi pembeli karena terdampak TikTok Shop, ia mengatakan, pelaku bisnis harus fleksibel.

"Pelaku bisnis harus fleksibel untuk menyesuaikan pasar," jelas dia menjawab pertanyaan wartawan.

Dikatakan, siap atau tidak siap, kondisi itu terjadi. Dikatakan, pedagang yang memiliki anak atau keponakan generasi Z bisa dimintakan bantuannya membuatkan itu. Sebab pedagang usianya mungkin sudah di atas 50 tahun.

Dikatakan, pada UKM malah lebih duluan menyesuaikan pada perkembangan digital. Mereka memiliki media sosial IG, TikTok dan lainnya.

"Dari dinas terkait atau pengelola pasar juga bisa membantu mereka dengan memberikan support," katanya.

Sebagaimana mencuat di media, kondisi penjualan di pasar konvensional meredup atau sepi karena diduga maraknya pemakaian TikTok Shop untuk berjualan. Bahkan harganya lebih murah dari harga di pasar.

Sedang Prof Pudji, gubes bidang Ilmu Ekonomi Perikanan di FPIK menyatakan laut adalah sumber daya milik bersama dimana semua orang boleh memanfaatkannya. Namun kalau tidak dijaga akan habis.

"Untuk menjaga sumber daya laut, harus ada model keberlanjutan rumah tangga nelayan dengan mata pencaharian alternatif (MPA)," kata dia.

Dengan begitu, ada waktu buat sumber daya perikanan untuk pulih. Serta memberikan nilai ekonomi atau pendapatan lain.

Sehingga modal sosial, kesehatan, akses pendidikan dan ketahanan pangan akan tercapai.

Namun ini ada kelemahannya, yaitu untuk mengubah perilaku nelayan yang biasa berburu tidak mudah.

Sehingga perlu campur tangan pemerintah dengan pendampingan untuk mengembangkan MPA ini.

Sedang Prof Kuswati adalah gubes bidang Ilmu Produksi Ternak Potong. Di mana daging sapi di Indonesia masih impor dari Australia karena stoknya kurang.

Padahal Indonesia punya sapi Madura. Sapi Madura di Jatim menyumbang populasi sekitar 23 persen dan Indonesia sebanyak enam persen lebih.

"Nah, saya berinisitif mengembangkan MTO (Model Three in One). Kita gunakan kualitas bibit yang kita kembangkan atau molekular untuk melihat kandidat gen sehingga seleksi akan lebih cepat," jawabnya.

Sementara Prof Asfi adalah gubes Bidang Ilmu Ekonomi pada FEB membahas orasi ilmiahnya tentang kontrak manunggal (syirkah) sebagai model untuk menumbuhkan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan.

"Penelitian kami tentang kontrak di bidang pertanian dan perikanan tangkap darat atau laiut selama ini menggunakan kontrak principal agent," katanya.

Di sisi lain, ketika antara principal dan agent tidak memiliki kesetaraan dalam posisi bargaining, maka menyebabkan seorang prinsipal meski memiliki sumber daya tetapi akan seolah olah menjadi pekerja.

Misal petani yang punya lahan seolah-olah menjadi pekerja di lahannya sendiri. Di sektor perikanan seolah menjadi kontrak sosial padahal ini bisnis.

"Ini menginsipirasi membuat model kontrak manunggal atau syirkah dimana menempatkan setiap pihak setara baik yang punya aset keuangan atau fisik, maupun yang punya ide pikiran manajemen dan sistem," jawabnya.

Ada tiga dimensi yang terjalin dengan model ini. Yaitu dimensi komersial menghasilkan profesionalitas, dimensi sosial menghasilkan kepedulian pada sesama dan terakhir  dimensi ketuhanan menghasilkan integritas.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved