Setahun Tragedi Kanjuruhan
Mengenang Setahun Tragedi Kanjuruhan, Kronologi Kekalahan Arema FC dari Persebaya Jadi Awal Duka
Mengenang setahun Tragedi Kanjuruhan yang merenggut ratusan nyawa Aremania di Malang. Kronologi kekalahan Arema dari Persebaya jadi awal kerusuhan.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Pria yang akrab disapa Aan ini sudah beberapa kali mengirim lamaran ke sejumlah perusahaan. Tapi, korban selamat tragedi Kanjuruhan ini tak kunjung bekerja.
Insiden di Stadion Kanjuruhan menyebabkan pria asal Desa Tegalsari, Kecamatan Kepanjen, Kabupateb Malang ini mengalami luka di kaki kiri dan wajah. Sekarang Aan masih berjalan dengan tertatih-tatih.
"Sekarang kondisinya sudah membaik. Dulu kaki kiri saya retak. Kalau kena hawa dingin, rasanya keram," ujar Aan kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (29/9).
Sejak kondisinya pulih, Aan lebih banyak berada di rumah. Alumnus SMK Negeri 7 Gondanglegi ini mengaku ingin bekerja seperti teman-temannya.
Aan pun sudah melamar pekerjaan di berbagai tempat. Bahkan Aan pernah melamar kerja di pabrik yang tidak jauh dari rumahnya sebagai tiga kali.
"Saya melamar tiga kali. Hanya sekali mendapat panggilan untuk interview. Tapi setelah itu tidak ada kelanjutannya lagi," terangnya.
Kadang Aan iri dengan dengan teman-temannya yang sama-sama melamar di perusahaan itu dan langsung bekerja. Aan tidak tahu apa alasan dirinya tidak diterima di perusahaan itu. Aan hanya bisa menduga kondisinya yang menyebabkan gagal lolos interview.
Sekarang Aan hanya bisa berada di rumah. Kadang Aan membantu ayahnya bekerja di sawah.
"Agar tidak sumpek kalau berada di rumah terus. Saya juga memulihkan diri biar sedikit lebih kuat," ungkapnya.
Sang ibu, Dewi Fitriyah masih merasakan trauma jika mengingat kejadian kelam itu. Dewi ingat betul bagaimana anaknya harus berjuang untuk sembuh.
Menjelang satu tahun tragedi Kanjuruhan, Dewi masih merasa sedih.
"Kalau lihat status WhatsApp keluarga korban jelang satu tahun ini, saya terharu dan menangis. Alhamdulilah, anak saya bisa selamat," kata Dewi.
Devi Atok Yulfitri pun masih trauma dengan tragedi Kanjuruhan. Pria asal Kecamatan Bululawang ini kehilangan dua anaknya, Natasya (16) dan Nayla (13) dalam insiden yang menewaskan 135 orang tersebut.
Melalui akun Instagram @deviatok23, Devi ATok berkomentar di unggahan akun Malang Corruption Watch (MCW) @mcwngalam.
"Kami mpek gak bisa bekerja. Trauma dan keputusasaan kehilangan anak2 kami. Bagai kiamat dunia. Trauma melihat polisi berseragam di jalanan. Trauma melihat jalan di depan rs wava husada kepanjen. Trauma melihat lapangan sepak bola. Psikis kami hancur," tulis akun @deviatok23.
Mengenang Setahun Tragedi Kanjuruhan
kronologi Tragedi Kanjuruhan
setahun Tragedi Kanjuruhan
Tragedi Kanjuruhan
Arema
Persebaya
SURYAMALANG.COM
Rumput Stadion Terbakar saat Peringatan Setahun Tragedi Kanjuruhan, Simak Penjelasan Kapolres Malang |
![]() |
---|
Rumput Lapangan Stadion Kanjuruhan Terbakar Usai Acara Doa Bersama, Diduga Karena Puntung Rokok |
![]() |
---|
Pintu Gate 13 Stadion Kanjuruhan Dibuka Lagi, Setahun Setelah Pembunuhan Massal Berdalih Pengamanan |
![]() |
---|
Ritual Petang untuk 135 Arwah Korban Pembunuhan Massal Berdalih Keamanan di Stadion Kanjuruhan |
![]() |
---|
Kapten Tim Gresik United: Saya sebagai Orang Malang, Duka itu Masih Ada |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.