Berita Madiun Hari Ini

Nasib Siswa SMP Madiun Kakinya Melepuh Dihukum Guru Lari di Siang Bolong, Nangis Kesakitan dan Demam

Nasib siswa SMP Madiun kakinya melepuh dihukum guru lari di siang bolong, nangis kesakitan hingga demam.

|
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
KOMPAS.com/MUHLIS AL ALAWI
Siswa berinisial G. Nasib siswa SMP Madiun kakinya melepuh dihukum guru lari di siang bolong, nangis kesakitan hingga demam 

SURYAMALANG.COM, - Nasib siswa SMP Madiun kakinya melepuh dihukum guru lari di siang bolong jadi sorotan banyak pihak.  

Tidak cuma kakinya yang melepuh, bocah di SMPN 10 Madiun, Jawa Timur itu juga sempat demam dan dibawa ke rumah sakit. 

Siswa berinisial G tersebut menangis kesakitan saat mendapat perawatan medis akibat kakinya yang melepuh.

Peristiwa ini pun sudah mendapat perhatian dari Dinas Pendidikan dan Wali Kota Madiun

Orang tua dari siswa berinisial G (15) rencananya juga akan melaporkan masalah ini ke polisi. 

Merunut kronologi kejadian, ibu G, Novia Tri Handayani menceritakan peristiwa itu berlangsung pada hari Rabu (28/9/2023).

Siswa berinisial G di Madiun, dihukum guru sampai kakinya melepuh
Siswa berinisial G di Madiun, dihukum guru sampai kakinya melepuh (KOMPAS.com/MUHLIS AL ALAWI)

G dihukum lari keliling lapangan basket di siang bolong dan di bawah terik matahari oleh guru berinisial F sebab tidak mengikuti kegiatan kerohanian di sekolah. 

Novia Tri Handayani alias Novi mengaku baru mengetahui dua telapak kaki anaknya melepuh setelah dipulangkan oleh gurunya ke rumah.

"Hari Rabu siang tanggal 27 September 2023, saya ditelepon oknum guru bahwa anak saya setelah dihukum kakinya lecet kemudian diantarkan ke rumah" kata Novi Selasa (3/10/2023) siang. 

"Karena saya tidak berpikir negatif, saya minta maaf langsung kepada oknum guru tersebut atas kesalahan yang dibuat anak saya," kata Novi imbuhnya. 

Kendati begitu, Novi merasa curiga dengan kondisi anaknya yang harus diantar pulang ke rumah setelah menjalani hukuman.

Kemudian Novi meminta suaminya untuk mengecek kondisi kaki anaknya.

"Hati seorang ibu memang tidak bisa dibohongi, saya telepon suami saya" lanjutnya. 

"Ternyata kondisi telapak kaki anak saya yang kiri melepuh lebar dan telapak yang kanan melepuh lebar sampai kulitnya robek berdarah serta masih ada butiran pasir kasar yang menempel," papar Novi.

Siswa berinisial G itu lalu menceritakan kejadian yang dialaminya kepada orang tua. 

Menurut G, Ia dihukum dengan cara disuruh lari putar lapangan yang panas saat siang hari sekitar pukul 13.00 WIB tanpa alas kaki.

G baru boleh berhenti berlari setelah diizinkan berhenti.

Setelah lima putaran mengelilingi lapangan basket, kaki anak G sudah melepuh.

Novi menuturkan kondisi anaknya sampai dengan hari ini belum bisa berjalan normal.

Terlebih setelah dihukum, anaknya merasakan kesakitan yang luar biasa, menangis dan demam hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit.

"Saat dibersihkan telapak kakinya di rumah sakit banyak ditemukan pasir batu kerikil kecil yang menempel di daging telapak kaki anak saya yang dibersihkan dengan digosok sampai menjerit-jerit," ungkap Novi.

Baca juga: Duka Ayah Alvaro Kenang Sifat dan Kecerdasan Anaknya, Bocah Mati Batang Otak Sudah Dimakamkan

Artikel Kompas.com 'Kronologi Siswa SMP di Madiun Dihukum Berlari hingga Kakinya Melepuh'.

Lokasi lapangan basket yang dipakai oknum guru SMPN 10 Kota Madiun menghukum siswa berinisial G
Lokasi lapangan basket yang dipakai oknum guru SMPN 10 Kota Madiun menghukum siswa berinisial G (KOMPAS.com/MUHLIS AL ALAWI)

Saat ini, menurut Novi, telapak kaki anaknya masih diperban.

Bahkan untuk ke kamar mandi G sangat kesulitan dan harus dibantu sebab kakinya tidak bisa untuk menapak.

G juga sudah tidak masuk sekolah selama sepekan sebab harus dipapah saat berjalan.

Novi mengaku oknum guru dan kepala sekolah tersebut sudah datang meminta maaf. 

Meski begitu, Novi tetap tidak terima dan meminta agar kasus ini berlanjut ke proses hukum.

Novi pun sudah mengadukan persoalan ini ke pihak-pihak yang dapat memberikan perlindungan bagi anaknya bahkan sudah mendatangi Polres Madiun Kota. 

"Tadi mau buat laporan ke polisi, tetapi akan dilakukan mediasi yang menghadirkan pihak pemerintah, bhabinkamtibmas dan babinsa," kata Novi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Madiun, Lismawati membenarkan kejadian nahas yang menimpa siswa berinisial G.

Siswa itu dihukum oknum guru berinisial F lantaran G tidak mengikuti kegiatan kerohanian.

“Jadi anaknya tidak mengikuti kegiatan rohani. Kemudian disuruh (oknum guru) itu lari muter keliling lapangan di lapangan basket,” kata Lismawati yang dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (4/10/2023). 

Lismawati mengatakan saat jam istirahat siang, siswa muslim mengikuti shalat zuhur berjamaah.

Sementara siswa non muslim mengikuti kegiatan kerohanian, namun siang itu siswa G tidak mengikuti kegiatan kerohanian sehingga dihukum guru berinisial F.

Lismawati menegaskan apa yang dilakukan guru berinisial F salah.

Terlebih pihaknya sudah berulang kali menyampaikan kepada kepala sekolah agar para guru tidak melakukan hukuman fisik kepada siswa.

“Sebenarnya kami sudah mewanti-wangi agar pihak sekolah tidak memberikan hukuman fisik" ujar Lismawati. 

"Baru seminggu yang lalu sudah ingatkan kepada kepsek agar menyampaikan ke guru tidak memberikan hukuman fisik dalam bentuk apapun" imbuhnya. 

"Dan di sini ada kesalahan, yaitu caranya (menghukum) tadi salah,” jelas Lismawati.

Lismawati meminta anak yang melanggar aturan dihukum dalam bentuk edukasi seperti disuruh membaca atau merangkum buku.

Sedangkan Kepala Sekolah SMPN 10 Kota Madiun, Endah Kartikowati yang hendak dikonfirmasi Selasa (3/10/2023) tidak ada di tempat.

Endah Kartikowati disebut sedang mengikuti rapat dengan pihak Dinas Pendidikan Kota Madiun.

“Ibu kepsek masih rapat dengan pihak dinas,” kata seorang pegawai di sekolah itu.

Sementara Wali Kota Madiun, Maidi mengatakan, Pemkot Madiun segera menurunkan tim kesehatan untuk merawat siswa yang menjadi korban.

“Nanti kami cek ke sana bersama tim puskesmas dan dinas kesehatan. Tim puskesmas saya suruh ke sana untuk merawat" kata Maidi yang dikonfirmasi terpisah, Rabu (4/10/2023).

"Kalau memang masih sakit biar dicek dari tim Dinkes dan dirawat hingga sembuh," imbuhnya. 

Untuk sanksi oknum guru, Maidi mengatakan segera menurunkan tim Inspektorat Kota Madiun.

“Saya nanti akan cek karena belum ada laporan dan nanti kronologi pastinya,” kata Maidi.

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com 

(Kompas.com|Muhlis Al Alawi)

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved