Berita Malang Hari Ini

Penutupan TikTok Shop Tak Berdampak ke UMKM di Kota Malang, Live Shopping Sering Sepi Penonton

Fianoel Art and Craft, Kota Malang tidak berdampak dengan penutupan TikTok Shop di Indonesia sejak Rabu (4/10) lalu.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
DOK./Fianoel Art and Craft
PENJUALAN OFFLINE - Owner Fianoel Art and Craft, Lutfia Firmaningtyas berbincang dengan Menteri BUMN, Erick Thohir. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Fianoel Art and Craft, Kota Malang tidak berdampak dengan penutupan TikTok Shop di Indonesia sejak Rabu (4/10) lalu.

Selama ini owner Fianoel Art and Craft, Lutfia Firmaningtyas belum merasa untung dengan keberadaan Tiktok Shop.

"Jadi, dengan penutupan TikTok Shop itu tidak berdampak ke bisnis saya di penjualan bahan decoupage, dan pembuatan suvenir decoupage," kata Lutfia kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (5/10).

Akun milik Lutfia belum memiliki banyak follower. Saat Lutfia live shopping lewat TikTok Shop, tidak banyak yang menonton. Bahkan kadang live Lutfia tanpa penonton.

"Karena jumlah follower belum banyak, saya belum dapat algoritmanya di TikTok Shop," terangnya.

Wanita yang bisnis sejak 2008 ini sudah beberapa kali live penjualan. Tapi, sampai TikTok Shop tutup, Lutfia belum mendapat hasil.

Berbeda saat Lutfia live di Shopee. Karena sudah memiliki 3.000 followers, penonton bisa mencapai 300 netizen saat Lutfia live. Lutfia pun merasa pasarnya ada di Shopee dan Tokopedia.

Bila memiliki banyak follower, Lutfia yakin akun Tiktop Shop miliknya akan berdampak ke penjualan produknya. "Saya tahu perlu waktu lama untuk mengumpulkan follower," imbuhnya.

Lutfia menggunakan TikTok sebagai media untuk memperkenalkan produknya. Lutfia pun menggunakan TikTok Shop hanya untuk mencoba membuka peluang bisnisnya.

Menurutnya, penjualan produk melalui offline dan online masih seimbang. Lutfia memanfaatkan beragam alat baru di media sosial untuk promosi produk.

"Saya bisa menggunakan Instagram (IG), WhatsApp (WA), dan sebagainya," terangnya.

Lutfia membuka penjualan offline di Jalan Sumbersari, Kota Malang. Lutfia merasa penjualan produk tersier ini sangat lesu pasca Lebaran.

Menurutnya, masyarakat lebih mengutamakan kebutuhan premier, seperti makan, biaya sekolah anak, membeli BBM, dan sebagainya.

"Apalagi sekarang harga beras naik. BBM juga naik pada September dan Oktober," imbuhnya.

Perajin daster di Kota Malang, Sri Rahayu memakai Tiktok hanya untuk promosi produk. Sri memiliki dua produk baru dalam seminggu.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved