Berita Surabaya Hari Ini

Sebelum Tewas Dianiaya Anak Pejabat, Janda Sukabumi di Surabaya Kirim Pesan Suara ke Teman

Dini Sera Afrianti, janda asal Sukabumi, tewas dalam usia 29 tahun di Surabaya. Dia dianiaya pacarnya, anak pejabat asal Kota Kefamenanu, NTT.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Yuli A
KOLASE - SURYAMALANG.COM/Tony Hermawan/Luhur Pambudi
Status TikTok Dini sehari sebelum meninggal (foto kiri) dan Kuasa hukum keluarga korban, Dimas Yemahura Alfarauq saat ditemui awak media di salah satu area pertemuan kawasan Jalan A Yani, Gayungan, Surabaya, pada Kamis (5/10/2023). 

Dini Sera Afrianti, janda asal Sukabumi, tewas dalam usia 29 tahun di Surabaya. Dia dianiaya pacarnya, anak pejabat asal Kota Kefamenanu, NTT.

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Viral lima rekaman voice note (VN) WhatsApp (WA) Dini (29) janda satu anak yang tewas diduga dianiaya pacarnya GRT (31) yang merupakan anak pejabat DPR RI, seusai berkaraoke di tempat hiburan malam kawasan Dukuh Pakis, Surabaya, Rabu (4/10/2023) dini hari. 

VN tersebut diduga kuat berisi pesan percakapan satu arah yang dilakukan oleh Dini, beberapa hari sebelum akhirnya dikabarkan tewas, dan jenazahnya dibawa ke kamar mayat RSUD dr Soetomo Surabaya

Dokumen suara VN tersebut diunggah oleh akun Instagram (IG) pribadi yang disinyalir masih berada dalam lingkaran pertemanan korban yang bernama lengkap Dini Sera Afrianti, warga Gunung Guruh Girang, Cisaat, Sukabumi, Jabar. 

Akun IG yang mengunggah VN tersebut milik perempuan yang berinisial AP. VN tersebut diunggah dalam sebuah instastory berformat dokumen video tangkapan layar (screen records) WA sekitar pukul 14.30 WIB, pada Jumat (6/10/2023). 

Terdapat lima VN yang merekam suara Dini. Pesannya, seperti menyiratkan perlakuan tak menyenangkan yang dialaminya dari sang pacar GTR. 


Sosok GRT warga Kota Kefamenanu, Kabupaten Kota Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu, sebagai teman dekat Dini.

Bahkan dapat disebut, keduanya memiliki hubungan kedekatan yang terbilang spesial. 

Dini seperti hendak menceritakan perlakuan kekerasan dari sang pacar melalui fitur VN dalam aplikasi WA yang terhubung dengan nomor seorang temannya. 

Pada VN pertama berdurasi 11 detik. Dini menceritakan sedang berantem dengan sang pacar. 

Namun, dia tak mengetahui pasti perilaku apa yang ada pada dirinya sehingga menyebabkan sang pacar marah kepadanya. 

Bahkan, ia juga mengaku sempat mendapatkan perlakuan kekerasan fisik. Tubuhnya dibanting oleh sang pacar. 

"Benar kan yang aku bilang ko. Sekarang aku berantem ama de'e. Aku nggak tahu salahku apa. Aku sampai dibanting, ko," ujar Dini dalam VN-nya berdurasi 11 detik, dengan suara yang intonasinya berubah-ubah dan berkelindan antara tangis dan sesenggukan. 

"Aku nggak tahu salahku apa. Tapi dia berantemi aku, kenapa. Aku dari tadi kayak enggak mau kamu ngajakin dia minum. Soalnya ya kayak gini," lanjut curahan hati (Curhat) Dini dalam VN berdurasi 11 detik. 

"Aku gak tahu salahku apa. Tapi dia tetap kayak ngira aku salah, gitu lho (sesenggukan)," kata Dini dalam VN berdurasi 10 detik. 

"Aku enggak tahu lha. Tadi dari mulai kita ngurangi, ya wes lah, aku di sana mulai ngurangi, ya gak minumlah ya. Tapi dia tiba-tiba ngira aku kayak gini kayak gini, aku gak tahu," ungkap Dini, dalam VN berdurasi 20 detik. 

"Takut lea, kayak aku dibanting-banting. Aku gak masalah atau apa," pungkas Dini dalam VN berdurasi 11 detik. 

Sementara itu, penasehar hukum keluarga Dini, Dimas Yemahura Alfarauq, mengatakan, hubungan percintaan antara GRT dan Dini belum genap setahun. Mereka diketahui baru berpacaran kurun waktu lima bulan. 

Dimas mengungkapkan, GRT diduga sempat beberapa kali melakukan kekerasan fisik kepada Dini, selama kurun waktu lima bulan ini. 

"Kalau dari beberapa teman, pernah beberapa kali Dini mengalami perlakuan itu. Selama kurun 5 bulan menjalani hubungan. Informasinya begitu," katanya, saat dihubungi TribunJatim.com, Jumat (6/10/2023). 

"Tapi yang paling parah hingga terjadi sampai seperti ini, bahkan Dini sampai mengirim voice note kepada salah seorang temannya," tambahnya. 

Berdasarkan informasi yang dihimpunnya, Dini bekerja sebagai freelance. Dini tidak bekerja di tempat hiburan yang menjadi lokasi dirinya terkapar. 

Uang hasil bekerja di Surabaya selalu dikirimkan untuk keluarga dan anak semata wayang Dini yang berusia 12 tahun. 

"Satu anak, 12 tahun. Sejak lahir, ditinggal mencari nafkah. Si Dini belum pernah ketemu anaknya. Tapi ujungnya dia meningga dunia sekarang. (Profesi) berganti-ganti, freelance," pungkasnya. 

Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce mengatakan, pihaknya telah menetapkan sosok GRT atau pacar korban Dini, sebagai tersangka atas tindakan penganiayaan hingga menyebabkan seseorang meninggal dunia, pada Jumat (6/10/2023). 

Tersangka yang ternyata merupakan anak salah satu pejabat DPR RI Dapil NTT itu dengan Pasal 351 Ayat 3 KUHP Tentang Tindak Pidana Penganiayaan yang menyebabkan kematian, dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

"Korban dan pelaku sempat cekcok. Pelaku kemudian memukul korban hingga mengalami luka memar di sekujur tubuhnya," ujarnya dalam konferensi pers, di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (6/10/2023). 

Mengenai kronologi kejadiannya, Pasma Royce, menerangkan, GRT dan Dini bersama beberapa teman mereka berkaraoke di salah satu tempat hiburan malam dalam gedung pusat perbelanjaan kawasan Jalan Mayjen Yono Suwoyo No 9, Pradah Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya, sejak Selasa (3/10/2023) malam. 

Kemudian, sekitar pukul 00.30 WIB pada Rabu (4/10/2023) dini hari, keduanya terlibat pertengkaran di area parkir basement pusat perbelanjaan tersebut. 

Berdasarkan hasil Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tersangka. Pasma mengungkapkan, tersangka GTR melakukan kekerasan fisik kepada Dini. 

Yakni, tersangka GTR menendang kaki kanan dan memukul kepala Dini menggunakan botol minuman Tequila sebanyak dua kali. 

"Posisi GTR masuk mobil dijalankan, lalu parkir kanan. Padahal posisi korban duduk di sebelah kiri sehingga korban terlindas sampai terseret kurang lebih 5 meter," jelasnya. 

Kemudian, tersangka GTR sempat membawa korban ke RS terdekat. Namun, nyawa korban tak dapat terselamatkan. 

Soal motifnya, Pasma mengatakan masih mendalami. "Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku mengakui perbuatannya," pungkasnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved