Berita Surabaya Hari Ini

Pertempuran Sepanjang 1945 Versi Teatrikal, Ada Adegan Pejuang Mati Demi Ledakkan Jembatan

Pada 9 November 1945, Inggris mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya agar menyerah tanpa syarat.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Yuli A
bobby c koloway
Para pegiat sejarah dari berbagai komunitas menggelar teatrikal di Tugu Pahlawan, Surabaya, Minggu (15/10/2023). 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Para pegiat sejarah dari berbagai komunitas menggelar teatrikal di Tugu Pahlawan, Surabaya, Minggu (15/10/2023).

Mengambil latar waktu di tahun 1945, teatrikal berjudul "Pertempuran Jembatan Sepanjang Surabaya 1945" ini menceritakan aksi pejuang di Kota Pahlawan mempertahankan kedaulatan saat masa kemerdekaan.

Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 tak membuat perjuangan usai. Bahkan, pada 9 November 1945, Inggris mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya agar menyerah tanpa syarat.

Namun, pimpinan sipil dan militer di Surabaya memutuskan tidak menyerah kepada tentara Sekutu. Sebaliknya, mereka memilih untuk melawan. Saat itu, wali kota bersama residen segera memerintahkan semua wanita dan anak-anaknya ngungsi ke luar Kota Surabaya.

Perang pun pecah pada 10 November. Saat itu, Inggris memobilisasi militer terbesar setelah Perang Dunia II usai. Arek-arek Suroboyo yang mempertahankan wilayah mereka bahkan terdesak hingga sisi selatan. Wilayah terakhir yang dipertahankan di antaranya kawasan Jembatan Sepanjang.

Saat itu, tercatat korban jiwa berjatuhan dari kedua belah pihak. Dari pihak Indonesia, tercatat sekitar ribuan korban tewas maupun luka -luka di pihak Indonesia. Sedangkan korban di pihak tentara Inggris pada 10 hingga 22 November 1945 di Jawa, tercatat 608 orang yang tewas, hilang, atau luka-luka.

Cerita perjuangan inilah yang tergambar pada teatrikal yang diperagakan Surabaya Combine Reenactor (SCR) bersama sejumlah pegiat sejarah lainnya. Sekalipun kalah jumlah dan alat perang, para pejuang tak gentar menghadapi para penjajah.

Dijelaskan oleh mereka, para pejuang yang bertarung hingga garis perbatasan sebagian besar justru tak dikenali.

"Teaterikal ini mengenang pahlawan yang tidak dikenal oleh pemerintah," kata Koordinator SCR Supriyo ketika dikonfirmasi usai Teatrikal.

Di antara yang tidak dikenal itu digambarkan dalam teatrikal ini. Seorang pejuang meledakkan jembatan dengan mengorbankan diri agar pasukan penjajah tak bisa menyeberang.

Tak ada yang tersisa dari tubuhnya, melainkan hanya sehelai kain dan helm. "Hanya kain dan helm saja. Tubuhnya meledak bersama jembatan itu. Sehingga, yang dikebumikan hanya baju, helm, dan pedangnya saja," katanya pada pertunjukan yang disaksikan ratusan penonton ini.

Melalui teaterikal ini, para pegiat sejarah ingin merekonstruksi ulang peristiwa sejarah. Tujuannya, bisa menjadi pengingat sekaligus pembelajaran bagi anak muda untuk terus menjaga kemerdekaan melalui berbagai upaya.

"Di era globalisasi seperti ini, banyak gadget, IT, dan sebagainya, banyak yang terlena. Karenanya, kami di sini merangsang untuk mengingatkan kembali, ini lho sejarah bangsamu. Sesuai semboyan kami, Adanya sekarang karena dulu," kata Priyo.

Acara tersebut digelar buah kerjasama antara Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudparpora) Surabaya dengan para komunitas. "Ini adalah bagian dari program publik kami, terkait sajian edukasi," kata Staf Kuratorial Museum Sepuluh November MT.

Acara ini bertujuan untuk mengenalkan tema sekaligus koleksi Museum Sepuluh November yang juga berada dal kompleks Tugu Pahlawan. "Selain itu, juga untuk mengedukasi terkait pertempuran 10 November di Kota Surabaya," katanya.

Surabaya sebagai Kota Pahlawan harus bisa meneladani nilai-nilai perjuangan. Generasi muda harus berani, pantang menyerah, dan rela berkorban untuk menjaga kedaulatan negara.

"Muaranya untuk membentuk karakter terkait jiwa nasionalisme, patriotisme, bagi generasi muda kita. Ini juga bagian dari pelayanan kami dari pengelolaan Museum Sepuluh November dan Tugu Pahlawan di bawah Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya," tandasnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved