Berita Malang Hari Ini

Kiat SMA Katolik di Malang Cetak Anak Muda Saleh dan Terpelajar

Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Kolese Santo Yusup (Kosayu) Kota Malang telah menjadi sekolah yang terbuka.

|
Penulis: Benni Indo | Editor: Yuli A
benni indo
Suasana perpustakaan di SMAK Kosayu yang didesain semenarik mungkin untuk membuat pelajar nyaman membaca buku. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Kolese Santo Yusup (Kosayu) Kota Malang telah menjadi sekolah yang terbuka. Tidak ada lagi kesan eksklusif terhadap sekolah ini.

Pihak sekolah menjelaskan, meskipun sekolah tersebut berbasis Katolik, namun ada guru dan murid yang bergama lain.


Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Agustinus Yohan Kristian mengungkapkan bahwa sekolah tersebut bisa diakses oleh semua kalangan. Sejarah lalu yang membuat SMAK Kosayu terkesan ekslusif telah berlalu.

Ia menceritakan, sejak awal didirikan, sekolah tersebut untuk menampung warga Tionghoa-Indonesia yang saat itu sulit mendapatkan kesempatan sekolah.


"Sejarahnya, sebelumnya orang lebih mengenal kami dengan nama Huaind. Hua itu Tionghoa, in-nya itu Indonesia. Jadi memang saat itu Romo Joseph Wang, sebagai pendiri yayasan dan sekolah, memberikan tempat khusus orang-orang Tionghoa yang saat itu sulit mencari sekolah. Lalu menampung mereka untuk belajar. Sekalipun kami memiliki nama Katolik, tapi nyatanya murid kami, guru kami tidak semua katolik. Ada Muslim, Hindu, Budha dan Protestan juga ada," paparnya.


Pun, tidak semua pelajar adalah keturunan Tionghoa-Indonesia. Ada murid dari Sulawesi, Kalimantan, Sumatera dan Papua. Saat ini, SMAK Kosayu telah menampung 1.174 orang. Masing-masing angkatan ada 12 kelas. SMA ini juga yang terbaik di Kota Malang setelah telah berhasil meloloskan 65 siswanya UTBK.


"Itu yang membuat kami menjadi nomor 1 di Kota Malang," tegas Yohan.


SMA Swasta Pertama Kurikulum Merdeka Belajar
Yohan juga mengklaim bahwa sekolahnya adalah lembaga pendidikan swasta pertama di Jawa Timur yang menerapkan kurikulum merdeka belajar. SMAK Kosayu telah menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar sejak 2021. 


Siswa diarahkan untuk menjadi orang yang saleh dan terpelajar. Yohan menyebutnya dengan istilah memanusiakan manusia. Pihak sekolah menyadari bahwa masing-masing anak memiliki keunikan. Mereka diberikan kebebasan untuk memilih empat materi esensial yang sesuai dengan keinginan.


"Di masa lalu, orang melihat, kalau mau menyekolahkan anak, agar menjadi top man. Mereka memikirkan nilai akademik, tetapi kan tidak semuanya seperti itu, pada akhirnya orang yang sangat pintar dan tahu banyak hal, kemudian dia tidak sopan dengan orang lain, tidak tahu cara berdiplomasi dengan orang yang lebih tua dan lebih muda, tidak bisa cakap juga di kehidupan. Jadi kami bikin anak-anak saleh dan terpelajar," tegasya.


Kehadiran materi esensial inilah yang mencoba menggeser kesan bahwa sekolah di SMAK Kosayu itu sulit. Diakui Yohan, kurikulum terdahulu telah mengakibatkan kesan terhadap SMAK Kosayu sebagai sekolah yang sulit. Para pelajar dan guru berlomba mengejar tanggungjawabnya masing-masing.


"Dulu, SMAK Kosayu itu dikenal sekolah yang sulit. Bahannya banyak, setiap hari ada tugas, ada ulangan setiap minggu. Itu memang salah satunya kurikulum yang lalu, satu semester bisa sampai 10 materi sehingga guru punya tanggungjawab untuk menyelesaikan materi ini. Akhirnya siswa juga berdampak," paparnya.


Setelah menerapkan kurikulum merdeka, pihak sekolah telah mendorong anak-anak SMA menjadi manusia seutuhnya. Mengoptimalkan kapasitas mereka untuk menyesuaikan kehidupan di lingkungan sekitar. Bahkan untuk memperkuat tujuan tersebut, pihak sekolah kerap mengundang praktisi menjadi guru bagi para pelajar.


"Kami telah membuat mata pelajaran sendiri salah satunya digital communication. Mata pelajaran ini kami buat untuk menyesuaikan kebutuhan hidup era sekarang. Harapannya, ketika masuk kuliah tertentu misal Kehumasan, mereka punya dasarnya," paparnya.


Bagi pelajar baru yang hendak masuk ke SMAK Kosayu, uang pangkalnya Rp 15 juta dan SPP Rp 1.750.000. Uang pangkal untuk pelajar lulusan SMP dalam satu yayasan senilai Rp 12 juta. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved