Berita Surabaya Hari Ini
Kesulitan Ekonomi di Balik Kasus Mertua Lukai Leher Menantu yang Hamil 7 Bulan di Pasuruan
Kesulitan ekonomi ternyata menjadi salah satu pemicu kasus mertua melukai leher menantu hamil 7 bulan di Desa Parerejo Kecamatan Purwodadi, Pasuruan.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Yuli A
SURAMALANG.COM, SURABAYA - Kasus mertua bunuh menantu dengan cara melukai leher di Dusun Blimbing, Desa Parerejo Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, meninggalkan duka mendalam bagi Nurul Afini (49), warga Rungkut, Surabaya.
Nurul Afini adalah ibunda mendiang Fitria Almuniroh Hafidloh (23) yang sedang hamil 7 bulan saat digorok mertuanyta, Khoiri (52).
Nurul Afini kemudian mengungkap kondisi rumah tangga putrinya dengan Sueb Wibisono (31).
Kondisi keluarga kecil dari anak sulungnya itu, tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Masalah ekonomi, penyebabnya.
Beberapa bulan belakangan, Sueb Wibisono diketahui tidak lagi bekerja sebagai petugas keamanan atau satpam pabrik seperti sebelumnya.
Diketahui, Sueb terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) mendadak dari pabrik tempatnya bekerja dahulu.
Alhasil, Sueb tak memiliki pemasukan untuk kebutuhan rumah tangga bersama sang istri.
Gegara itu, ibunda Fitria, Nurul Afini mengaku sempat memberikan wejangan bernada tinggi kepada menantu.
Kejadian itu tepatnya sepekan lalu. Ia bersama sang suami Abdul Munir, sempat berkunjung ke rumah anaknya di Pasuruan.
Kunjungan tersebut, benar-benar tak dapat disangka oleh Nurul Afini bakal menjadi pertemuan terakhir kalinya dengan sang anak, sebelum kejadian nahas menimpa sang anak Selasa (31/10/2023) kemarin.
Dalam pertemuan tersebut ia tak dapat menyembunyikan rasa gemasnya. Nurul mengaku terpaksa menegaskan kapada sang menantu agar segera mencari pekerjaan.
Ia hanya ingin menagih janji membahagiakan anak sulungnya sebelum menikah. Bukan bermaksud apa-apa.
Nurul hanya tak kuasa membayangkan jika anaknya nanti melahirkan dan belum ada kesiapan finansial yang matang. Bagaimana nasib cucunya nanti.
"Terus terang saat pertemuan itu, saya melabrak si laki atau suami anak saya. Saya minta pertanggungjawaban. Katanya mau membahagiakan anakku. Janjimu mana? Anak ini sudah jadi istri. Ada apa-apa dia selalu memendam sendiri. Apalagi saya tahu karakter anak saya," ujarnya pada TribunJatim.com, Kamis (2/11/2023).
Guna menanggulangi masalah perekonomian tersebut, Nurul mengungkap, anaknya berinisiatif membuka lapak kecil-kecilan dagangan pentol.
Hasilnya, lumayan. Kurun waktu tiga bulan belakangan, uang hasil penjualan pentol cukup untuk digunakan membeli bahan baku berjualan setiap hari, termasuk membuat asap dapur rumah tetap mengepul.
"Iya. Bahkan ayahnya sempat diceritai anak saya itu, kalau ada rejeki beternak kambing. Makanya suami saya datang ke sana. Melihat harga kambing dan melihat letak kandangnya di mana," jelasnya.
Nurul juga mengungkapkan, Sueb pada hari kejadian itu sedang menghadiri undangan intervew kerja.
Biasanya, saat bepergian ke mana pun, terutama interview kerja, sang anak selalu ikut suami.
Nanti, setibanya di lokasi, istrinya bakal dititipkan atau singgah sementara di rumah kerabat yang dekat dengan kantor tempat Sueb intervew.
Nahas, padahal interview kerja yang dijalani Sueb hasilnya sesuai harapan. Mungkin rejeki bagi anak yang masih dalam kandungan tersebut.
Kabar gembira tersebut hendak disampaikan menjadi kejutan untuk sang istri yang setia menunggu di rumah.
Bak disambar petir siang bolong. Terbalik, lanjut Nurul, justru Sueb yang diberikan kejutan. Sang istri Fitria malah tewas mengenaskan di tangan ayah handanya sendiri.
"Iya benar. Itu keterima kerja. Biasanya istrinya ikut, dititipkan ke rumah saudara yang dekat kantor tempat interview. Ya enggak tahu kenapa kok kemarin enggak ikut. Mungkin kandungannya udah besar," katanya.
Belum juga rampung sebelum kemelut masalah klasik yang mendera rumah tangga anaknya itu.
Kini, Nurul Afini malah dihantam dengan kenyataan yang nyaris mengoyak kewarasannya.
Bahwa anaknya itu tewas dibunuh oleh sang bisan.
Cuma keadilan yang ingin diminta oleh Nurul Afini dan keluarga besarnya. Pelaku lekas dihukum seberat-beratnya dan seadil-adilnya.
"Saya pernah berucap, kalau ada apa apa dengan adik (istrimu), kamu awas. Saya gitukan. Ternyata gak menyangka (ada kejadian)," pungkasnya.
Terkuaknya pembunuhan itu berawal dari teriakan suami Fitria, Sueb (31) saat pulang kerja menemukan sang istri tergeletak di kasur dengan bersimbah darah.
Nahas, ketika dalam perjalanan menuju ke Puskesmas Purwoadi, nyawa korban yang tengah hamil tujuh bulan tersebut tidak tertolong lantaran diduga kehabisan darah.
Kapolsek Purwoadadi AKP Pujianto mengungkapkan kini, mertua sekaligus terduga pelaku telah diamankan.
Pujianto mengatakan Khoiri sempat melarikan diri ke rumah tetangganya seusai diduga melakukan pembunuhan terhadap Fitria.
"Dari hasil pemeriksaan sementara, setelah membunuh korban, pelaku melarikan diri ke rumah tetangganya dan masuk ke dalam kamar, dikunci,” katanya.
Pujianto mengatakan pelaku diduga membunuh dengan cara menggorok leher korban menggunakan pisau dapur.
“Pelaku sudah kami amankan dan itu yang terpenting bagi kami. Biarkan dia tenang sebelum dilakukan pemeriksaan,” urai Pujianto.
JANGAN KAGET! Jadi Wali Kota/Bupati Butuh Modal 70 Miliar, Jadi Gubernur Butuh Modal 1,7 Triliun |
![]() |
---|
Universitas Ciputra Surabaya Kukuhkan Guru Besar Bidang Transformasi Keuangan Digital |
![]() |
---|
Rumah Sakit Baru Pemkot Surabaya RSUD Eka Candrarini Diresmikan, Layanan Unggulan Bagi Ibu dan Anak |
![]() |
---|
Pemprov Jatim Distribusikan PLTS ke Sekolah, Ajak Gunakan Green Energy |
![]() |
---|
Kesenjangan dan Lemahnya Inovasi Pendidikan Masih Jadi PR Besar di Jatim, Anggaran 2024 Justru Turun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.