Berita Probolinggo Hari Ini

Petani Cabai Tewas Mengenaskan di Tangan Tetangga Rumah dan Sawah di Desa Ranon, Probolinggo

Polisi meringkus tersangka pembunuh petani cabai bernama Abdul Halim (67), warga Dusun Jatikandang, Desa Ranon Kecamatan Pakuniran, Probolinggo.

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Yuli A
netizen
EVAKUASI - Harga semua jenis cabai sedang mahal, tetapi petani cabai bernama Abdul Halim (67), warga Dusun Jatikandang, Desa Ranon Kecamatan Pakuniran, Probolinggo, justru tewas mengenaskan. 

SURYAMALANG.COM,  PROBOLINGGO - Polisi meringkus tersangka pembunuh petani cabai bernama Abdul Halim (67), warga Dusun Jatikandang, Desa Ranon Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo.

Kasat Reskrim Polres Probolinggo, Iptu Putra Fajar Adi Winarsa, mengatakan, tersangka berinisial AS (65).

AS tak lain adalah tetangga korban.

Penangkapan tersangka ini setelah barang bukti dan olah TKP mengarah kuat ke tersangka.

Tersangka diringkus di kediamannya, Senin (13/11/2023) sekira pukul 10.00 WIB.

"Usai melewati serangkaian pemeriksaan, mulai dari keterangan saksi dan hasil keterangan unit satuan anjing pelacak Polres Malang Kota, kuat mengarah ke tersangka AS ini," katanya.

Tersangka AS digelandang ke Mapolres Probolinggo guna diperiksa.

Berdasar pemeriksaan sementara, tersangka menghabisi nyawa korban seorang diri.

Kendati begitu, pemeriksaan akan terus dilakukan untuk mengetahui adanya keterlibatan orang lain.

"Antara korban dan tersangka saling kenal. sawah keduanya juga berdekatan, yakni di Desa Ranon. Terkait motif akan segera kami sampaikan secepatnya setelah pemeriksaan selesai. Mohon waktu," tukasnya. 

Baca juga: Harga Cabai Sedang Mahal, Petani Cabai Tewas Akibat Luka Bacok di Desa Ranon, Probolinggo

Total terdapat lima luka bacok yang diderita Abdul Halim.

Bukan hanya itu, polisi juga menemukan luka lebam akibat hantaman benda tumpul di tubuh korban.

Akibat luka serius tersebut, korban meninggal dunia. Jasad korban ditemukan bersimbah darah di area persawahan.

Kasat Reskrim Polres Probolinggo, Iptu Putra Fajar Adi Winarsa mengatakan korban menderita sebanyak lima luka bacokan.

Rinciannya, satu luka bacokan di bagian betis kiri dan empat luka semuanya berada di bagian wajah.

"Celurit masih menempel di betis kiri korban. Celurit itu kami amankan tanpa gagang. Kemungkinan saat pelaku hendak menarik celurit itu dari betis korban gagangnya lepas," katanya, Senin (13/11/2023).

Fajar menjelaskan luka akibat sabetan celurit yang paling parah terdapat pada mulut hingga dahi korban.

Di sisi lain, hasil olah TKP terbaru, di sekitar lokasi pihaknya juga menemukan kayu balok dan bongkahan batu.

"Kami menemukan kayu balok dan batu yang diduga juga dipakai menganiaya korban. Hasil autopsi terdapat memar di bagian belakang kepala korban akibat hantaman benda tumpul," terangnya.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved