Berita Malang Hari Ini

Angkat Pasar Wilis dan Panas Bumi, Perspektif Raih Penghargaan Anugerah Dewan Pers 2023

LPM Perspektif meraih dua penghargaan dalam Anugerah Dewan Pers 2023 di Jakarta pada 10 November 2023.

Penulis: Benni Indo | Editor: Zainuddin
DOK./LPM PERSPEKTIF
Pemimpin Umum Perspektif, Gratio Ignatius Sani Beribe Perspektif menunjukan dua penghargaan sekaligus setelah acara Anugerah Dewan Pers 2023 yang berlangsung di Jakarta, 10 November 2023. 

SURYAMALANG.COM, MALANG – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Perspektif meraih dua penghargaan dalam Anugerah Dewan Pers 2023 di Jakarta pada 10 November 2023.

LPM dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) ini mendapat penghargaan kategori feature perjalanan, dan kategori feature profil.

Liputan berjudul Pasar Buku Wilis, Saksi Bisu Tergerusnya Usaha Loak Buku mendapat penghargaan juara 1 untuk kategori feature perjalanan. Karya jurnalistik ini bercerita tentang aktivitas perdagangan buku cetak di Pasar Buku Wilis.

Pemimpin Umum Perspektif, Gratio Ignatius Sani Beribe menyatakan jurnalis Perspektif tertarik mengangkat tema itu karena pembelajaran beralih ke digital selama pandemi Covid-19. Setelah pandemi berlalu, pembelajaran digital masih terjadi dengan intensitas yang lebih kecil.

Munculnya layanan pembelajaran digital tersebut berdampak pada bahan bacaan bagi pelajar dan mahasiswa beralih ke digital. Perspektif melihat dampak dari peralihan itu terhadap pelaku usaha di Pasar Buku Wilis.

"Buku yang dijual di Pasar Wilis kan buku cetak. Sebelum pandemi, pasar itu sudah sepi, apalagi ketika pandemi. Padahak Kota Malang merupakan kota pelajar," ujar Gratio kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (15/11).

Liputan berjudul Asa Menjaga Arjuno-Welirang dari Panas Bumi mendapat penghargaan juara 2 kategori feature profil. Berita ini berkisah tentang proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) kawasan Gunung Arjuno-Welirang di perbatasan Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.

Perspektif mengulik cerita di balik rencana pembangunan proyek tersebut. Ada kelompok masyarakat bernama Sindikat Aksara yang menolak dan mempertanyakan urgensi pembangunan itu.

Gratio mengungkapkan Sindikat Aksara berupaya mengedukasi publik akan dampak negatif pembangunan tersebut. Perspektif mengangkat kisah dan dampak negatif yang tak terekam oleh media mainstream.

"Kami jelaskan dampak negatifnya pada lingkungan di tulisan itu. Sebenarnya isu itu dari tahun 2017 sampai 2018. Proyek akan dibangun pada tahun 2023. Makanya kami angkat lagi isu itu," ujarnya.

Gratio mengungkapkan Perspektif mencoba meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak buruk proyek yang dibangun di kawasan alam. Gembar-gembor soal energi terbarukan tidak selalu harus dipercaya karena sejumlah proyek mengakibatkan korban jiwa.

"Sindikat Aksara pernah melakukan kajian di Dieng dan Mandailing Natal. Ada korban jiwa di sana," ujarnya.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved