Berita Surabaya Hari Ini

Pengakuan Abdul Satpol PP Surabaya Dihajar Oknum Buruh, Kena Tendangan Kungfu hingga Patah Tulang

Pengakuan Abdul Satpol PP Surabaya dihajar oknum buruh, kena tendangan kungfu hingga patah tulang.

|
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
Instagram @aslisuroboyo
Video viral pengeroyokan. Pengakuan Abdul Satpol PP Surabaya dihajar oknum buruh, kena tendangan kungfu hingga patah tulang. 

SURYAMALANG.COM, - Pengakuan Satpol PP Surabaya dihajar oknum buruh saat demo baru-baru ini mencuat.

Tidak hanya itu, Satpol PP Surabaya tersebut juga kena tendangan kungfu dari oknum buruh hingga mengalami patah tulang.

Insiden ini terjadi Kamis (30/11/2023) lalu saat para buruh dalam perjalanan melakukan aksi demo soal Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). 

Peristiwa penganiayaan berlangsung di trotoar Jalan Ahmad Yani Surabaya

Dalam video viral yang beredar, seorang petugas Satpol PP Surabaya yakni Abdul Muid Kafi alias AM (25) menjadi korban tendangan kungfu hingga terjungkal.

Tak hanya itu, Abdul Muid juga nyaris ditimpuk dengan water barrier.

Abdul Muid tidak sendiri, rekannya Tareq Aziz alias TA juga menjadi korban pengeroyokan oknum buruh yang sedang unjuk rasa. 

TA bahkan mengalami patah tulang hingga harus dirawat inap di rumah sakit bersama Abdul Muid. 

Atas kejadian yang dialaminya, Abdul Muid pun memberikan kesaksian.

Baca juga: Nasib Edi Darmawan Dilaporkan Atas Penghilangan CCTV, Video Jessica Wongso di Kafe Diduga Tidak Utuh

Satpol PP Surabaya Dihajar Oknum Buruh
Satpol PP Surabaya Dihajar Oknum Buruh (Instagram @aslisuroboyo)

Penganiayaan bermula saat ada seorang pengendara motor terjebak di tengah ribuan massa buruh di Jalan Ahmad Yani, Surabaya

Abdul dan temannya, Tareq Aziz (31) berniat membukakan jalan dan memberi arahan pada pengendara itu agar melewati pedestrian.
 
"Saya masuk minta tolong (ke massa) kalau boleh kasih jalan satu baris buat sepeda motor. Jadi biar orang bisa jalan," kata Abdul, di RSUD dr. Soewandhie Surabaya, Sabtu (2/11/0223) mengutip Kompas.com.

Tak disangka, Abdul dan Tareq justru didatangi sejumlah massa di lokasi kejadian.

Mereka kemudian mendapatkan kekerasan dari sejumlah orang.

"Mereka marah, saya dipukul dari belakang, setelah itu Tareq bantuin saya. Tareq didorong sama massa, akhirnya dia jatuh tengkurap, ya itu diinjak-injak," jelasnya.

Abdul mengatakan, dirinya juga ditendang massa hingga mengalami cedera.

"Saya yang ditendang agak nyeri cuman enggak ada retak di tulang rusuk. Sama kepala belakang agak pusing, cuman enggak ada gegar otak, jadi aman," ucapnya.

Satpol PP Surabaya Dihajar Oknum Buruh 1
Satpol PP Surabaya Dihajar Oknum Buruh 1 (Instagram @aslisuroboyo)

"Kalau yang Tareq ini ada retak di bagian punggung karena mungkin kena injak-injak massa itu tadi," tambah Abdul.

Abdul sendiri tidak mengingat berapa orang yang melakukan penganiayaan kepadanya dan Tareq. 

Sebab, dia fokus untuk mencari perlindungan agar tidak mendapatkan kekerasan.

Saat ini, Abdul dan Tareq sudah diperbolehkan pulang oleh RSUD dr. Soewandhie. 

Namun, mereka diharuskan melakukan pemeriksaan kembali tiga hari kemudian.

Baca juga: Viral Reaksi Santai Penumpang Air India saat Atap Pesawat Bocor, Tak Ada yang Panik Malah Tertidur

Artikel Kompas.com 'Cerita Abdul Muid Saat Dikeroyok Massa di Demo Buruh Surabaya'.

Dua korban penganiayaan saat demo buruh di Surabaya
Dua korban penganiayaan saat demo buruh di Surabaya (Dokumen: Satpol PP Surabaya)

Sementara itu Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mempercepat pengusutan kasus ini.

"Laporan ke polisi sudah dilakukan. Kami juga sudah menyampaikan kepada Pak Kapolrestabes (Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce), saya meminta agar perkara ini menjadi atensi," kata Eri Cahyadi dikonfirmasi, Jumat (1/12/2023).

Eri Cahyadi lantas menjelaskan kronologi masalah tersebut.

Ia mengatakan petugas Satpol-PP hanya ingin membantu masyarakat yang terjebak demo buruh.

"Ini sudah perbuatan yang kebangetan (keterlaluan). Petugas kami hanya membantu masyarakat yang tidak bisa lewat. Saat itu masyarakat melewati pedestarian" jelas Eri Cahyadi.

"Ada yang terlambat kerja, dan sebagainya" imbuhnya. 

"Petugas hanya meminta izin agar membuka (barisan buruh) sebentar ruas jalan agar warga ini bisa lewat. Ketika itulah kemudian terjadi masalah ini (pengeroyokan dan penganiayaan)," kata Eri Cahyadi. 

Sebaai Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi pun menyayangkan kejadian tersebut sebab seharusnya unjuk rasa tetap sesuai aturan yang berlaku.

"Seharusnya bukan seperti ini. Surabaya ini dibangun dengan gotong royong. Saya selalu katakan, silakan demo. Tapi gunakan cara yang santun. Jangan seperti itulah" ungkap Eri Cahyadi. 

"Wong podo-podo manungsane (sama-sama manusianya)," tandasnya.

Itu sebabnya, Eri Cahyadi berharap pelaku segera mendapat hukuman yang setimpal.

"Orangnya sudah ketahuan. Wajahnya sudah ketahuan. Kami minta, bagaimana caranya untuk ditangkap. Ini preseden buruk. Tidak boleh lagi terulang " tandas pria asli Surabaya ini.

Setelah kejadian itu, sejumlah buruh pun mendatangi kantor Satpol PP Kota Surabaya, Jumat (1/12/2023).

Mereka meminta maaf terkait insiden penganiayaan yang terjadi pada anggota Satpol PP saat aksi demonstrasi. 

Kepala Satpol PP Kota Surabaya M. Fikser mengungkap, dirinya menerima kunjungan tak terduga dari sekitar tujuh orang yang mengaku sebagai perwakilan organisasi buruh Garda pada Jumat (1/12/2023) sore.

Pertemuan itu berlangsung singkat atau kurang lebih lima menit.

"Mereka datang tanpa janji, tanpa surat menyurat, tanpa pemberitahuan. Mereka datang secara spontan, hanya untuk minta maaf atas kejadian kemarin," ujar Fikser di Surabaya, Jumat (1/12/2023).

Fikser mengaku sudah memaafkan para buruh yang terlibat dalam insiden penganiayaan, namun, ia menegaskan bukan berarti kasus tersebut berhenti.

Fikser akan tetap memperjuangkan hak dan keadilan bagi dua anggotanya yang menjadi korban kekerasan.

"Saya maafkan, tapi tidak ada kata damai. Proses hukum tetap berjalan sesuai sebagaimana mestinya," tegas Fikser.

Fikser mengaku tidak mengenal dan tidak tahu pasti asal organisasi buruh yang datang ke kantornya.

Dia juga tidak yakin apakah terduga pelaku penganiayaan juga ikut dalam rombongan itu.

"Saya tidak tahu pelakunya siapa. Mereka hanya mengaku dari Garda. Saya tanya tujuannya, ternyata hanya minta maaf," tandas Fikser.

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved