Berita Viral

Viral Ibu Melahirkan di Pinggir Jalan Gegara Bidan Tak Mau Menolong, Merintih Kesakitan Dalam Gelap

Viral video melahirkan di pinggir jalan gegara tak ada bidan yang mau menolong terjadi di Jember menjadi sorotan

Penulis: Frida Anjani | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM
Viral Ibu Melahirkan di Pinggir Jalan Gegara Bidan Tak Mau Menolong 

SURYAMALANG,COM - Viral video ibu melahirkan di pinggir jalan gegara tak ada bidan yang mau menolong menjadi sorotan. 

Sang ibu pun merintih kesakitan dalam gelap saat melahirkan bayinya di pinggir jalan tanpa bantuan bidan

Perjuangan seorang ibu melahirkan di pinggir jalan itu terjadi di Jember, Jawa Timur. 

Buah hati yang sudah dinanti selama 9 bulan, akhirnya lahir di jalanan yang gelap.

Mirisnya saat melahirkan, sang ibu berjuang seorang diri, bidan setempat lepas tangan.

Saat itu kondisi masih sepi dan gelap gulita, kendaraan pun belum banyak yang melintas.

Usahanya untuk meminta tolong bidan setempat pun gagal karena tak digubris sama sekali.

Alasan bidan enggan menolong ibu-ibu melahirkan itu pun bikin miris, apa penyebabnya?

Publik dihebohkan dengan video seorang ibu melahirkan di pinggir Jalan daerah Desa Kaliglaga Kecamatan Sumberbaru Jember, Jawa Timur viral di media sosial, Rabu (20/12/2023).

Tangkap layar video Ibu melahirkan di tepi jalan di Jember, Rabu (20/12/2023)
Tangkap layar video Ibu melahirkan di tepi jalan di Jember, Rabu (20/12/2023) (TRIBUNJATIMTIMUR.COM)

Video yang berdurasi 14 detik tersebut memperlihatkan, ibu tersebut bersama bayi mungilnya berada di pinggir jalan sekira pukul 03.30 waktu setempat.

Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (Apdesi) Jember, Kamiluddin membenarkan peristiwa tersebut.

Kata dia, kejadian tersebut akibat minimnya akses layanan kesehatan di Bumi Pandalungan.

"Tadi kami dikabari anggota kami, dari Desa Kaliglagah dan Desa Jambesari (Kecamatan Sumberbaru), adanya warga yang melahirkan di pinggir jalan," ujarnya melalui voice note di pesen singkat Whatsapp.

Berdasarkan laporan dari Kepala Desa Kaliglagah dan Kades Jambesari.

Katanya, ibu tersebut sempat minta tolong kepada bidan setempat, tetapi tidak digubris.

"Ternyata bidan setempat tidak ada yang berani menolong.

Karena khawatir disalahkan oleh Puskesmas setempat," ungkap Kamil, yang juga Kapala Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Jember.

Dia menilai hal ini akan sangat berbahaya bagi para Ibu hamil yang mau melahirkan.

Sebab itu adalah masalah kemanusiaan yang harus didahulukan pelayanannya.

"Kalau ada bidan desa yang akhirnya disalahkan oleh Puskasmas, ini kan bahaya.

Artinya menajemen kesehatan di Kabupaten Jember ini sangat lemah," urai pria yang akrab disapa Mas Kades ini.

Kondisi seperti ini perlu dievaluasi segera.

Tangkapan layar video Ibu yang melahirkan di pinggir jalan dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, dr Hendro Soelistijono
Tangkapan layar video Ibu yang melahirkan di pinggir jalan dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, dr Hendro Soelistijono (KOLASE - TRIBUNJATIMTIMUR.COM/ Imam Nawawi)

Karena menurutnya, layanan kesehatan yang menyangkut nyawa seseorang harus didahulukan.

"Untuk masalah administrasi, itu nomer sekian," tutur Mas Kades Kamil.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kabupaten Jember dr Hendro Soelistijono mengaku masih melakukan investigasi soal, peristiwa tersebut.

"Sedang proses investigasi dari Dinkes," katanya melalui pesan singkat Whatsapp.

Sebatas informasi, keberadaan Desa Kaliglagah dan Jambesari Kecamatan Sumberbaru Jember tergolong pegunungan, dan mayoritas akses jalan di daerah ini cukup terjal.

Artikel Tribuntrends.com 'Rintihan Ibu di Jember Melahirkan Sendiri di Jalanan Tengah Malam'.

Kejadian Serupa

Kejadian serupa juga terjadi di Pasaman Barat.

Seorang ibu muda bernama Reni, melahirkan saat ditandu di jalan menuju puskesmas.

Ibu muda berusia 25 tahun itu terpaksa melahirkan di tengah jalan, Sabtu (25/11/2023) sekitar pukul 13.00 WIB.

Warga Jorong Rurapatontang, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat itu awalnya dibawa ke puskesmas setempat menggunakan tandu darurat dari rumahnya.

Namun di tengah perjalanan sekitar 3 kilometer, Reni merasa hendak melahirkan dan terpaksa harus menjalani persalinan dengan peralatan seadanya.

Kepala Jorong Rurapatontang, Sapran mengatakan, membenarkan adanya kejadian itu.

Reni, hendak melahirkan ditandu di Jorong Rurapatontang, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Sabtu (25/11/2023).

“Sebenarnya pasien ini tidak ada kendala apa-apa.

Kata bidan jorong bisa melahirkan normal di Pustu namun pihak Puskesmas mengatakan harus dibawa ke Puskesmas,” katanya saat dihubungi melalui telepon selular, Minggu (26/11/2023) siang.

Pasien dibawa bersama-sama oleh masyarakat dengan ditandu secara darurat menggunakan kayu dan kain sarung.

Namun baru setengah perjalanan, akhirnya pasien melahirkan.

“Belum sempat sampai ke tempat mobil yang menunggu, pasien sudah melahirkan di tengah jalan.

Akhirnya pasien dibawa kembali ke kampung,” ujarnya.

Ia menambahkan, sebenarnya hal seperti ini sangat memberatkan bagi masyarakat.

Hal itu dikarenakan kondisi ekonomi warga yang tergolong rendah sehingga memberatkan ketika harus menjaga keluarganya di rumah sakit.

“Pasien ini sebenarnya tidak sanggup untuk ke Puskesmas.

Karena terkendala biaya termasuk biaya keluarga yang menunggu,” ungkapnya.

Melahirkan Dibantu Bidan

Bidan Jorong setempat, Khoirina mengatakan, sebenarnya pada Jumat (24/11/2023), dirinya sudah menyampaikan kepada keluarga pasien untuk dirujuk ke Puskesmas

"Namun pihak keluarga menolak dengan alasan biaya,” katanya.

dd
Bidan Jorong, Khoirina saat menemui keluarga dan pasien (jilbab biru) untuk menyampaikan pasien harus dirujuk, namun ditolak keluarga karena alasan biaya.

Oleh karena itu, ia meminta kepada pihak keluarga untuk membuat surat pernyataan tidak bersedia untuk di rujuk.

Namun karena aturan yang mengharuskan pelayanan dilakukan di Puskesmas, makanya pasien Sabtu (25/11/2023) dirujuk ke Puskesmas.

“Aturan pelayanan harus dilakukan di fasilitas kesehatan (Faskes) tingkat pertama yaitu di Puskesmas.

Makanya pasien tetap kita bawa di hari Sabtu itu Pak,” katanya saat dihubungi melalui telepon selularnya, Minggu (26/11/2023) siang.

Akan tetapi, ketika baru di perjalanan menuju Puskesmas pasien mengalami kontraksi hingga akhirnya harus melahirkan di perjalanan.

“Karena pasien sudah kontraksi dan bayi sudah mau keluar, makanya terpaksa kita tangani di perjalanan itu."

"Saat itu saya juga membawa perlengkapan persalinan Pak, makanya tidak ada kendala,” jelas Khoirina yang saat ini masih berstatus sebagai Tenaga Harian Lepas.

Setelah bayi lahir, warga kembali menandu pasien untuk dibawa ke rumah keluarganya di Jorong Pegambiran.

“Alhamdulillah ibu dan bayi sehat Pak. 

Terima kasih juga saya sampaikan kepada masyarakat yang selalu siap sedia membantu kami dalam bertugas,” pungkasnya.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved