Berita Malang Hari Ini

Pembelaan Marzuki Mustamar Soal Isu Pemecatan sebagai Ketua PWNU Jatim dan Netralitas NU

MARZUQI MUSTAMAR DIPECAT? - Ketua PWNU Jatim itu menganggap netral berarti terbuka dengan semua golongan.

Penulis: Benni Indo | Editor: Yuli A
dok.ist
Ketua PWNU Jawa Timur, Marzuki Mustamar 

MARZUQI MUSTAMAR DIPECAT? - Ketua PWNU Jatim itu menganggap netral berarti terbuka dengan semua golongan. Karena kami ingin selesai Pilpres dakwah di Golkar itu masih terbuka, di PAN masih terbuka, dakwah di PKB masih terbuka, di PDI Perjuangan masih terbuka. Maka kami ngemong semua. Sikap kami seperti itu," tegasnya

SURYAMALANG.COM, MALANG - Marzuki Mustamar mengaku belum menerima keputusan resmi dari Pengurus Besar Nahdatul Ulama (NU) mengenai pemecatan dirinya sebagai Ketua PWNU Jawa Timur.

Saat ditemui di kediamannya di Kota Malang, Marzuki, mengatakan kebenaran informasi mengenai pemberhentian dirinya tersebut belum terkonfirmasi kepastiannya.


"Saya belum bisa komentar karena juga belum diberi surat resmi atau misal mengirim pesan WhatsApp langsung ke saya juga belum. Sehingga benar atau tidak, kami tidak tahu. Bisa jadi situasi tertentu PBNU menarik kembali, kami tidak tahu," ujar Marzuki.


Sejauh ini, Marzuki beraktivitas seperti biasa di kepengurusan PWNU Jawa Timur. Ia juga menjelaskan menjalankan rapat sesuai dengan biasanya. Kegiatannya sebagai Ketua PWNU tidak terganggu atas informasi pemecatan tersebut.


"Kemarin saja, saya masih tandatangan surat. Pegawai PWNU ke sini minta tandantangan surat rekom untuk PCNU Kota Pasuruan," katanya.


Marzuki menyatakan tidak tahu menahu seperti apa manajemen kepengurusan saat banyak berseliweran informasi pemecatan, sementara dirinya belum menerima surat resmi pemecatan tersebut. Sekalipun memang ada keputusan, Marzuki mengisyaratkan tetap menerima keputusan yang telah diambil oleh organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.


"Kami tidak pernah nonyol-nonyol. Kami hanya nerimo ing pandum, menerima dawuh, suruh kerja ya kerja, suruh berhenti ya berhenti. Kami tidak pernah minta-minta. Saya sebagai kader NU, ketika surat itu sudah prosedural, tentu harus diterima. Tidak usah geger-geger, rame-rame. Tapi kalau misal ada yang salah dari keputusan itu, maka siapapun punya tugas dan kewajiban untuk mengingatkan yang salah," paparnya.


Marzuki meyakini, warga NU sudah sangat dewasa menyikapi informasi yang beredar belakangan ini. Ia juga meyakini bahwa tidak ada reaksi yang berlebihan. Mengenai isu adanya ketidak netralan NU dalam Pemilu, Marzuki menegaskan bahwa dirinya tetap sesuai dengan instruksi organisasi.


"Yang saya pegang, katanya sebagai pengurus NU harus netral. Dan untuk itu, tahu hari jadi Golkar kami juga hadir.  Untuk menunjukkan bahwa kami itu netral, netral bagi kami bukan tidak kemana-mana. Bukan menutup diri dari siapa siapa tapi netral itu merangkul semua makannya sama ketua Golkar ketika itu kami hadir di Tuban. Kadang kami ngaji di PDI Perjuangan. Kadang kami ngaji di PPP. Namanya ngemong semua," urai Marzuki.


Marzuki tidak ingin pintu dakwah yang dilakukan NU tertutup pasca Pemilu. Itulah sebabnya ia terbuka dengan semua golongan.


"Karena kami ingin selesai Pilpres dakwah di Golkar itu masih terbuka, di PAN masih terbuka, dakwah di PKB masih terbuka, di PDI Perjuangan masih terbuka. Maka kami ngemong semua. Sikap kami seperti itu," tegasnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved