Kaesang Balas Kritikan Ganjar Soal Bansos Saat Debat, Singgung Kasus Korupsi Bansos Kader PDI-P

Kaesang Pangarep balas kritikan Ganjar Pranowo soal bansos yang diutarakan saat debat terakhir Pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Dyan Rekohadi
YouTube
Kaesang Balas Kritikan Ganjar Soal Bansos Saat Debat 

SURYAMALANG.COM - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep balas kritikan Ganjar Pranowo soal bansos yang diutarakan saat debat terakhir Pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024) malam.

Diketahui, capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo sempat mengkritik soal bansos dari pemerintah. 

Ganjar Pranowo menguliti data-data warga penerima bantuan sosial (bansos) dan tata cara penyalurannya.

Dimana belakangan ini, data penerima dan penyaluran bansos menjadi sorotan publik.

Bahkan, penggolontorannya dirapel di saat kampanye Pilpres. Ada dugaan, penyalurannya tidak tepat sasaran.

Anehnya, data-data penerima bansos tidak menggunakan data di Kementerian Sosial lagi.

Banyak penerima bansos di sebelumnya tidak mendapatkan lagi, padahal anggatan untuk bansos justru semakin naik hingga Rp 20 triliunan di tahun 2024. Bansos kali ini dipolitisasi.

Warga penerima yang di data di desa-desa/kelurahan tidak transparan dan diduga sarat kepentingan koalisi partai politik pemilu. 

Hal itu terungkap saat debat Pilpres 2024, kala capres 03 Ganjar Pranowo menanyakan terhadap capres 01 Anies Baswedan soal kondisi bansos akhir-akhir ini.

Ganjar Pranowo kuliti soal data penerima bansos dan tata cara penyalurannya di tahun 2024. Hal itu dalam ajang Debat Terakhir Capres, Minggu (4/2/2024).
Ganjar Pranowo kuliti soal data penerima bansos dan tata cara penyalurannya di tahun 2024. Hal itu dalam ajang Debat Terakhir Capres, Minggu (4/2/2024). (Tribunnews)

Baca juga: Sosok Dokter Terawan Tampil Dukung Prabowo Saat Debat, Dulu Dipecat IDI Akibat Metode "Cuci Otak"

Menurut Anies, bansos sembako sebaiknya dihapuskan saja, tapi uangnya ditransfer langsung ke rekening warganya dengan pendataan yang sangat ketat dan transparan. Bukan pendataan asal sesuka hati para aparatur di desa dan kelurahan.

Tapi didampingi dan melibatkan berbagai elemen masyarakat di tingkat bawah.

"Itu bansos dari pemerintah, bukan atas nama pribadi atau kelompok (koalisi partai-red) dan ada lebelnya. Seperti di DKI Jakarta, pernah saya lakukan. Bansos dari APBD DKI Jakarta. Tepat waktu dan jelas tulisannya,"kata Capres 01 Anies Baswedan.

Sebelumnya, menurut Ganjar, saat ini bansos kerap bermasalah karena tidak tepat sasaran dan diklaim oleh pihak-pihak tertentu.

“Menurut Pak Anies sebagaimana tata kelola bansos agar tidak saling klaim, bisa tetap sasaran, tidak menimbulkan kecemburuan-kecemburuan sehingga inilah satu harapan yang betul-betul bisa ditanya rakyat?” tanya Ganjar.

Anies lantas mengingatkan mengenai tujuan dan paradigma pemberian bansos dari pemerintah untuk masyarakat miskin.

“Kita harus menyadari bahwa yang disebut sebagai bansos adalah bantuan untuk si penerima bukan untuk si pemberi,” ujar Anies.

Menurut Anies, bansos seharusnya diberikan sesuai kebutuhan si penerima. Jika memang bansos dibutuhkan pada bulan ini maka bantuan itu juga disalurkan pada bulan ini.

Selain itu, jika bansos memang dibutuhkan oleh masyarakat tiga bulan ke depan maka disalurkan tidak pada bulan ini.

“Itulah yang disebut sebagai bansos tanpa pamrih,” ucap Anies.

Tanggapan Kaesang

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep turut menanggapi persoalan bansos yang disinggung dalam debat kelima Pilpres 2024 yang berlangsung Minggu (4/2/2024).

Menurut Kaesang, bansos memang harus diberikan secara tepat sasaran dan tepat waktu.

Namun, putra bungsu Presiden Joko Widodo itu menyebut lebih menjadi masalah jika bansos ada yang dikorupsi.

"Saya rasa memang bansos harus tepat sasaran. Tapi balik lagi, dan bansos itu harus tepat waktu," ujar Kaesang usai menghadiri debat kelima pilpres di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu malam.

"Mungkin saat ini (pembagian bansos) dipermasalahkan. Tapi menurut saya jauh lebih bermasalah jika bansos itu saat (pandemi) Covid-19 dikorupsi," tegasnya.

Kasus korupsi bansos pada saat pandemi sempat ditangani oleh KPK.

Kasus korupsi itu melibatkan menteri sosial saat itu, Juliari Batubara. Juliari merupakan kader PDI-P, parpol yang kini mengusung Ganjar-Mahfud.

Dalam kesempatan itu, Kaesang pun memuji penampilan calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto dalam debat kelima.

Menurut Kaesang, Prabowo banyak menyampaikan solusi persoalan bangsa. "Debat terbaiknya Pak Prabowo, sangat solutif, ya. Bagus-bagus," ujar Kaesang .

Artikel Tribun-Medan.com 'CAPRES 03 Ganjar Kuliti soal Bansos Sembako, Tak Terduga Respon Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep'.

Sri Mulyani: Bansos dari APBN

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (2/2/2024) siang.

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengonfirmasi bahwa pemanggilan Menteri Keuangan Sri Mulyani ke istana oleh Presiden Jokowi tersebut untuk membahas agenda terkait dengan pelaksanaan APBN 2024.

"Betul, pukul 14.30 WIB bu Menkeu diagendakan untuk diterima Bapak Presiden di Istana Merdeka, untuk melaporkan hal-hal terkait pelaksanaan APBN 2024," katanya kepada wartawan melalui pesan singkat, Jumat (2/2/2024).

Lebih lanjut, Ari pun membantah bahwa pemanggilan Menteri Keuangan tersebut dihubungkan dengan isu mundur yang selaras dilakukan oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD.

Dia menekankan bahwa Sri Mulyani hingga hari ini masih menjalankan tugas untuk memimpin Kementerian Keuangan.

Bahkan, Ari menyebut bahwa kabinet Indonesia Maju yang dinaungi oleh Presiden Jokowi dan Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin masih solid.

"Bu Menkeu tetap bekerja seperti biasa menjalankan tugas-tugas untuk memimpin Kementerian Keuangan," ujar Ari.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Beberkan Anggaraan Bansos di Tahun 2023 Sebesar Rp 476 Triliun dan Naik Rp 20,5 Triliun Menjadi Rp 493,5 Triliun di Tahun 2024

Sehari sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan adanya penambahan anggaran bantuan sosial (bansos) dari Rp 476 triliun di tahun 2023 naik menjadi Rp 493,5 triliun di tahun 2024. Hal itu pun menjadi sorotan terhadap pemerintahan Jokow Widodo. 

Menkeu Sri Mulyani menjelaskan, penebalan bantuan sosial (bansos) tersebut merupakan salah satu bentuk upaya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melindungi masyarakat, terutama kelompok miskin dan rentan.

“Berbagai paket kebijakan diluncurkan pada triwulan IV-2023 guna menjaga daya beli masyarakat," kata Sri Mulyani saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Rabu (31/1/2024) lalu.

"(Bansos) mendorong permintaan domestik, antara lain melalui penebalan bantuan sosial bagi kelompok miskin dan rentan dalam bentuk BLT (bantuan langsung tunai) El Nino dan bantuan pangan,” kata dia lagi.

Di samping itu, pemerintah juga melakukan penguatan akses pembiayaan bagi UMKM melalui percepatan program kredit usaha rakyat (KUR) serta dukungan penguatan sektor perumahan melalui insentif fiskal (PPN DTP) dan Bantuan Biaya Administrasi (BBA) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Pemerintah juga secara konsisten tetap mendukung berbagai agenda pembangunan, seperti penurunan stunting, penghapusan kemiskinan ekstrem, dukungan pelaksanaan Pemilu 2024, dan penyelesaian proyek strategis nasional (PSN).

Pada 2024, Bendahara Negara mengatakan APBN akan terus dioptimalkan shock absorber sekaligus memberikan stimulus bagi perekonomian nasional serta mendorong akselerasi transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Kementerian Keuangan akan terus mengoptimalkan peran APBN sebagai shock absorber untuk melindungi daya beli dan menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian dan perlambatan global,” ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Menkeu Sri Mulyani juga menekankan bahwa bansos merupakan salah satu instrumen APBN yang telah dibahas bersama DPR RI dan disahkan menjadi Undang-Undang (UU) sebagai instrumen negara.

Bansos termasuk dalam program perlindungan sosial (perlinsos) yang mencakup Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 9,9 juta keluarga penerima manfaat (KPM), Kartu Sembako untuk 18,7 juta KPM, serta bantuan langsung tunai (BLT) El Nino untuk 18,6 juta KPM.

Selain itu, juga untuk subsidi BBM, listrik, bunga kredit usaha rakyat (KUR), hingga bantuan pangan.

Menkeu mengatakan mekanisme penyaluran bansos dilakukan melalui Kementerian Sosial dengan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) serta data tambahan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang berfokus pada upaya pengentasan kemiskinan ekstrem.

Adapun nilai anggaran perlinsos ditingkatkan oleh Kementerian Keuangan. Pagu anggaran perlinsos pada 2023 yaitu sebesar Rp 476 triliun, kemudian naik sebesar Rp 20,5 triliun menjadi Rp 493,5 triliun pada 2024.

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved