Pemilu 2024

Lima Pesan Ketua Umum Muhammadiyah tentang Pemilu Usai Hadiri Pelantikan Rektor UMM

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir memberikan pesan menjelang pemilu usai mengikuti pelantikan rektor baru Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Yuli A
sylvianita widyawati
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir memberikan pesan menjelang pemilu usai mengikuti pelantikan rektor baru Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Nazaruddin Malik, Senin (12/2/2024). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir memberikan pesan menjelang pemilu usai mengikuti pelantikan rektor baru Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Nazaruddin Malik, Senin (12/2/2024).

"Saat ini masuk masa tenang, tidak boleh ada kampanye baik langsung atau tidak langsung. Terbuka atau terselubung termasuk yang bisa bersifat materi," kata Nashir pada wartawan.

Menurutnya, pertama, kuncinya pada hal etika, moralitas politik seluruh warga bangsa dan kontestan berserta pendukungnya agar tidak melakukan pergerakan apapun.

"Bahkan kalau selama ini dikenal serangan fajar, itu budaya politik yang tidak bagus. Hentikan jika kita ingin menjadi bangsa yang besar," ujarnya.

Kedua, pada hari H, semua warga negara yang sudah memperoleh hak pilih harus menggunakan dengan baik dan jangan golput.

Ini wujud pertanggungjawaban. Sedangkan bagi warga yang sudah dewasa jangan asal pilih kalau ingin jadi bangsa yang makin dewasa. 

Tujuannya agar demokrasi naik kelas. Pesan ketiganya adalah Ketiga, pemilu sudah dilaksanakan lima kali pemilu di era reformasi. Tahun ini adalah yang keenam.

"Harusnya makin lama makin baik. Jangan lagi ada kecurangan dan pencederaan pada  prinsip jurdil di semua pihak. Maka kami harapkan tugas kenegaraan berjalan baik. Sebab tanggal 14 Februari adalah kontestasi yang bersih dan bermartabat," kata dia. Keempat, hasilnya pemilu harus diterima. Yang menang jangan jumawa, yang kalah jangan kecil hati.

Dikatakan, semua kontestasi ada menang kalah. Yang penting,  semua berjalan sesuai konstitusional.

"Manakala ada dianggap penyimpangan, kita sudah ada koridor hukum. Kita berharap KPU dan MK berdiri tegak di atas dasar-dasar konstitusi. Ini jangan sampai diabaikan," ujar dia. 

Kelima, politik kebangsaan Indonesia perjalanannya panjang. "Kita tidak pernah perang saudara. 
Jangan karena pemilu kita pecah sebagai bangsa. Dinikmati dengan dengan gembira," pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved