Pemilu 2024

Fenomena Silent Majority untuk Paslon 02 di Quick Count Pilpres 2024 Menurut Pandangan Akademisi UB

Silent majority berasal dari kalangan grassroot yang mendapatkan bantuan sosial, orang yang merasakan sentuhan sentuhan kesejahteraan di level bawah

SURYAMALANG.COM/Fisip UB
Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya (UB), Dr Verdy Firmantoro SI Kom M IKom  

SURYAMALANG.COM , MALANG - Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya (UB), Dr Verdy Firmantoro SI Kom M IKom memberikan pandangan tentang fenomena silent majority di Pemilu 2024.

Hasil hitung cepat menunjukkan paslon nomer 2 yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming memperoleh suara di kisaran 57-59 persen.

Kemudian disusul pasangan calon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan kisaran angka 23-25 persen dan pasangan calon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan kisaran angka 16-17 persen.

Menurut Verdy, silent majority atau pemilih yang selama ini bersikap diam dan memberikan pembuktian saat pemungutan suara. 

Mereka orang yang memilih pasif dalam perdebatan publik tapi bisa besar raihan suaranya.

“Ini yang disebut sebagai silent majority. Dimana orang-orang grass-root yang tentunya mereka tidak banyak mewarnai perdebatan publik tapi mereka menjadi pemilih aktif, dan betul-betul datang ke TPS menyuarakan aspirasinya," jawab Verdy, Kamis (15/2/2024).

Hal ini menjadi penyebab menjulangnya angka bagi paslon 02.

Menurut doktor lulusan Universitas Indonesia (UI) ini, silent majority ini berasal dari kalangan grassroot yang mendapatkan bantuan sosial, orang yang merasakan sentuhan sentuhan kesejahteraan pada level bawah.

Hal inj memberi pengaruh pada suara publik.

Dikatakan, tipologi masyarakat Indonesia sebenarnya tidak siap kalau ada pertarungan demokrasi secara liberal.

"Seperti ada pertarungan terbuka, saling menyerang, saling berbeda pandangan, saling memberi sentimen. Justru orang yang diberikan sentimen negatif itu malah mendapat pantulan positif,” papar dosen ini.

Dosen asal Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ini menyatakan sentimen negatif ke kubu 02 berbuah suara ke masyarakat, karena masyarakat merasa iba atau kasihan.

"Dalam dalam konteks beliau (Prabowo Subianto) sudah empat kali mencalonkan diri. Dan inilah yang membuat masyarakat kalangan bawah atau grassroot ingin memberikan kesempatan ke beliau atas "perjuangan" yang dilakukan,” imbuhnya.

Fenomena silent majority juga makin membesar karena paslon 02 melibatkan selebgram dan influencer sehingga mampu menggerakkan anak muda dalam menikmati politik itu.

Seolah-olah itu bagian dari hal yang entertain. Pada akhirnya mereka  tertarik dengan figur gemoy, cara-cara yang lebih entertain.

"Kontestasi kali ini cukup membuktikan membawa dampak elektoral bagi bergeraknya anak muda dalam mencoblos,” pungkasnya. 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved