Eksotisme Kampung Wisata Anggrek Dadaprejo Kota Batu Mampu Gerus Angka Pengangguran, Omzet Miliaran

SURYAMALANG.COM, BATU - Kampung Wisata Anggrek, Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu menjadi salah satu kampung wisata yang memiliki daya tarik tersendiri bagi pelancong umum maupun bagi wisatawan minat khusus. 

Kampung wisata anggrek di Dadaprejo ini memiliki keeksotisan tersendiri.

Bukan hanya indah mekarnya bunga dari puluhan ribu jenis tanaman anggrek hasil penyilangan sendiri, eksotisme sejati dalam Kampung anggrek ini juga ada di kemampuan gerakan warga yang mampu mengurangi angka pengangguran secara mandiri .

Budidaya anggrek di Kampung wisata anggrek di Dadaprejo sudah mendatangkan omzet yang nilainya mencapai miliaran rupiah .

Seperti diketahui, Kota Batu merupakan Kota di Jawa Timur yang paling banyak memiliki desa tematik  yang memiliki potensi menarik wisatawan, baik pelancong dari dalam negeri maupun wisatawan manca negara.

Lokasi kampung Wisata Anggrek, Gang Orchid Kelurahan Dadaprejo tak jauh dari pusat Kota Batu.

Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit berkendara untuk menuju Kampung Wisata Anggrek, Gang Orchid Kelurahan Dadaprejo Kota Batu dari Alun-alun Kota Batu .

Di kampung Anggrek, mata wisatawan akan dimanjakan dengan puluhan ribu jenis tanaman anggrek hasil penyilangan sendiri.

Di kampung ini bisa didapati anggrek Warscewicz's Cattleya, Vandachostylis Pinky, Dendrobium Whisnu silangan dari Dendrobium Vian dengan Dendrobium Black Mamba, Vanda Lombokensis, Cattleya Brabantiae, Myrmecocattleya Emma Solossa, hingga ada tanaman anggrek hasil silangan sendiri.

Sosok pencetus Kampung Anggrek di Dadaprejo, bernama Dedek Setia Santoso 'DD Orchid Nursery' bahkan memberikan anggrek silangan sendiri khusus untuk Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai yang diberi nama 'Dendrobium Aries Agung Paewai' .

Bunga anggrek itu sebagai varietas silangan dari indukan Dendrobium Damarwulan dan Dendrobium Oryen.

Sebagai gambaran, dari ribuan jenis anggrek, ada anggrek paling eksotis karena harganya yang mencapai Rp 200 juta.

Anggrek jenis Discolor Tanimbar milik Dedek ini memiliki harga selangit karena ukurannya yang besar dan jarang orang dapat merawat anggrek jenis tersebut hingga memiliki ukuran yang dimiliki Dedek.

Dengan kebun seluas setengah hektar lebih, Dedek yang sebelumnya pernah menjadi kuli bangunan, kini memiliki sebanyak 50 karyawan yang diambil dari warga sekitar Kelurahan Dadaprejo.

Selain memperkerjakan warga sekitar, untuk mengurangi angka pengangguran di desanya, Dedek juga mengajak ratusan warga Dadaprejo untuk menjadi petani anggrek.