Berita Malang Hari Ini
Waspadai Demam Berdarah saat Musim Hujan
Seperti yang diketahui, awal 2024 dari Januari hingga Februari terdapat 314 kasus DBD di Kabupaten Malang, satu di antaranya meninggal dunia.
Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MALANG - Pada musim penghujan masyarakat perlu mewaspadai adanya penyakit demam berdarah (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti.
Seperti yang diketahui, awal 2024 dari Januari hingga Februari terdapat 314 kasus DBD di Kabupaten Malang, satu di antaranya meninggal dunia.
Untuk menghindari adanya penularan penyakit DBD yang berasal dari nyamuk aedes, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengimbau kepada masayarakat untuk menerapkan pola hidup bersih.
Kepala Dinkes Kabupaten Malang Wiyanto Wijoyo mengatakan yang perlu diwaspadai di musim hujan adalah munculnya tempat penampung air yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk.
"Nyamuk aedes perindukannya di air jernih yang tak bersentuhan langsung dengan tanah. Jadi pada saat hujan ada gengan air di suatu wadah, induknya akan meletakkan telurnya di tempat itu, atau sebelumnya sudah ada telur, bwgitu hujan telur akan menetas," ujar Wiyanto.
Maka yang perlu dilakukan oleh masyarakat agar nyamuk tidak berkembangbiak ialah memastikan tidak ada tempat penampungan air terbuka.
Selanjutnya, melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin dan berkala dengan 3M-Plus.
"Yang perlu dilakukan menguras penampungan air, namun menguras saja tidak cukup, harus dilakukan penyikatan agar telur nyamuk juga terbasmi," jelasnya.
Kemudian, M yang kedua adalah menutup rapat tempat penampungan air untuk mencegah nyamuk meletakkan telurnya.
M yang ketiga yakni menimbun atau mengubur barang yang berpotensi menampung air.
"Kemudian ada plus, plus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk dengan memelihara ikan pemangsa jentik, memasang obat nyamuk, gotong royong membersihkan lingkungan, dan rutin periksa penampungan air," jelasnya.
Wiyanto mengatakan di musim penghujan ini harus ekstra waspada ketika seseorang terkena demam tinggi. Seperti yang diketahui gejala DBD di antaranya panas tinggi dan kejang.
Bila mana ada tanda-tanda tersebut, Wiyanto menganjurkan masyarakat agar langsung berpikir bahwa itu gejala DBD. Sehingga diperlukan penangananan sedini mungkin.
"Ini kan musim hujan, ketika panas tinggi mendadak langsung berpikir itu DBD, namun jangan panik. Yang perlu dilakukan asalah turunkan panasnya," sambungnya.
Ia menyarankan segera mungki mengkonsumsi obat penurun panas yang bisa didapatkan di apotek. Jika panas tak kunjung turun maka segera periksa ke layanan kesehatan.
"Kalau gak turun segera cari penolongan di puskesmas, kalau terlambat itu fatal, itu syok sindrom yang menyebabkan kematian," tukasnya.
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.