Penghasilan Fantastis Tukang Bersih Makam Rp 10 Juta Naik Jelang Ramadan, Rochmadi Cerita Caranya

Penghasilan fantastis tukang bersih makam Rp 10 juta naik jelang Ramadan, Rochmadi cerita cara sampai upah dari peziarah.

|
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Eko Darmoko
KOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf/TribunJateng.com
Rochmadi tukang bersih makam menceritakan penghasilannya yang fantastis Rp 10 juta naik jelang Ramadan. 

SURYAMALANG.COM, - Penghasilan fantastis tukang bersih makam Rp 10 juta naik jelang Ramadan diungkap oleh Rochmadi (59).

Rochmadi adalah tukang bersih makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Cara Rochmadi mendapat penghasilan yang fantastis menjelang Ramadan tersebut diceritakan olehnya.  

Sedangkan tradisi ziarah ke makam keluarga setiap tahun memang umum dilakukan oleh umat muslim ketika menjelang Ramadan

Itu sebabnya, menjelang Ramadan pemakaman umum selalu ramai dikunjungi orang dibandingkan hari biasa.

Rochmadi pun sudah 29 tahun menggantikan kakaknya yang dulu juga tukang bersih-bersih di makam tersebut.

Baca juga: Bolehkah Pilot Tidur Saat Mengudara Seperti Kasus Pilot dan Kopilot Batik Air? Terungkap Aturannya

Artikel Kompas.com 'Cerita Rachmadi, Dapat Rp 10 Juta dari Bersih-bersih Makam Semarang'.

Baca juga: Viral Karyawan Izin Sakit Dijemput Bos di Rumah Diminta Kerja, Wanita Ini Syok Dikira Mimpi

TPU Bergota Semarang dipadati peziarah
TPU Bergota Semarang dipadati peziarah (TribunJateng.com)

Bagi Rochmadi, menjadi tukang bersih-bersih tak bisa dianggap remeh. 

Pada Ramadan 2023 yang lalu, Rochmadi bisa mendapatkan penghasilan sebanyak Rp 10 juta.

"Harapanya tahun ini bisa lebih ramai lagi. Biar dapat uang lebih banyak lagi," jelas Rochmadi ditemui di TPU Bergota, Sabtu (9/3/2024).

Meski Ramadan sebelumnya mendapat penghasilan hingga puluhan juta, Rochmadi tak memasang tarif khusus kepada warga yang menggunakan jasanya.

Baca juga: Tradisi Megengan Jelang Ramadan di Kota Malang, Warga Madyopuro Arak-arakan Gunungan Apem

Baca juga: Bacaan Tahlil dan Doa Tahlil dengan Tulisan Arab dan Latin, Mudah Diamalkan Saat Ramadhan 2024

Sejumlah makam di Komplek Pemakaman Bergota Kota Semarang
Sejumlah makam di Komplek Pemakaman Bergota Kota Semarang (Tribun Jateng/ Budi Susanto)

Cara Rochmadi mendapat penghasilan besar dari bersih-bersih makam juga tidak dengan memasang tarif besar.

Bagi Rochmadi menjadi tukang bersih-bersih makam tidak hanya untuk bekerja namun juga mencari keluarga baru.

Itu sebabnya, orang-orang yang sudah percaya kepada Rochmadi tidak sayang memberi uang kepadanya bahkan dalam jumlah besar. 

"Tak jarang, ada yang memberi uang secara rutin setiap bulan karena sudah menjaga dan membersihkan makam keluarga orang lain itu," kata Rochmadi.

Baca juga: Kisah Miben Voice Grup Vokal Asal Malang, Iseng Belajar Nyanyi Agar Tak Sumbang, Malah Sering Juara

Baca juga: Lastri Full Senyum Ketemu Prabowo, Sempat Viral Nangis DIbully Teman Gegara Bantu Ibu Cari Rongsokan

Rochmadi, tukang bersih-bersih TPU Bergota, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu 9 Maret 2024
Rochmadi, tukang bersih-bersih TPU Bergota, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu 9 Maret 2024 (KOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf)

Mayoritas warga yang menggunakan jasanya merupakan warga yang tidak sempat pulang membersihkan makam leluhurnya di TPU Bergota.

"Keturunan almarhum banyak yang merantau," ungkap Rochmadi.

Akibat tak memasang tarif, warga yang menggunakan jasa Rochmadi memberikan upah berbeda-beda mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 200.000.

"Karena saya sudah rutin bersihkan makam keluarganya," imbuh Rochmadi

Peziarah semakin banyak

Kordinator TPU Bergota, Heru Triantoro membenarkan menjelang Ramadan banyak peziarah yang berdatangan.

Warga yang datang tak hanya dari Kota Semarang tapi juga warga luar Kota Semarang yang datang rombongan dengan bus-bus besar.

"Semakin banyak yang datang jelang Ramadan," ujar Heru Triantoro. 

Baca juga: Profesi Intan Nurliana Turis Malaysia Viral Beri Rating 0 Travelling ke Jakarta, Cuma Betah 4 Jam

Baca juga: Kondisi 153 Penumpang Batik Air Setelah Pilot dan Kopilot Tertidur, Pesawat Kepergok Keluar Jalur

Seorang warga membersihkan makam di area pemakaman umum Bergota, Kota Semarang
Seorang warga membersihkan makam di area pemakaman umum Bergota, Kota Semarang (TribunJateng/Wahyu Sulistyawan)

Mayoritas, peziarah datang saat Kamis dan Jumat Kliwon. 

Jika sedang ramai, TPU Bergota akan buka hingga larut malam.

"Jumat Kliwon, bisa sampai malam mereka yang datang," imbuh Heru Triantoro.

Ziarah ke makam merupakan salah satu tradisi menjelang Ramadan yang masih dilestarikan hingga saat ini.

Baca juga: Trenyuh Suasana Pengukuhan Gubes UMM Aris Bersama Almarhumah Istrinya, Ada Lagu Cinta Sejati

Baca juga: 5 Lirik Sholawat Nabi Muhammad SAW Saat Ramadhan 2024: Allahumma Sholli Wa Sallim Ala, Allahul Kafi

Ziarah ke makam biasanya dilakukan pada akhir bulan Sya’ban dalam kalender Islam, atau sehari sebelum Ramadan.

Adapula masyarakat yang melakukan ziarah kubur dua minggu atau seminggu sebelum Ramadan.

Tradisi ziarah ke makam sebelum puasa juga memiliki nama berbeda-beda di beberapa daerah.

Namun, inti tradisinya serupa yakni berziarah ke makam keluarga maupun sanak saudara untuk mendoakan mendiang.

Dilansir dari Kompas.com (grup suryamalang), dosen Ilmu sejarah Universitas Airlangga (Unair) Purnawan Basundoro mengatakan tradisi ziarah kubur merupakan tradisi yang sudah berumur sangat tua.

Tradisi ziarah kubur dilakukan dengan mengadopsi keyakinan memberikan penghormatan terhadap leluhur atau nenek moyang.

"Penghormatan terhadap nenek moyang itu tradisi lama ya, lama sekali. Kemudian ketika Islam datang muncul tradisi serupa yang dibalut dengan ajaran Islam," kata Purnawan, saat dihubungi (11/05/2021).

Penghormatan terhadap nenek moyang dengan bentuk ziarah kubur adalah tradisi yang bersifat universal sehingga sering dijumpai pada setiap kebudayaan.

"Bahkan kalau zaman dulu, animisme dan dinamisme, tradisi semacam itu (ziarah kubur) kan banyak," ujar Purnawan.

Saat kedatangan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang sering digunakan oleh umat Islam untuk melakukan ziarah kubur.

"Nah, ziarah kubur itu dianggap sebagai salah satu ibadah. Sehingga ketika memasuki Ramadan, misalnya banyak yang ziarah," kata Purnawan.

Selain itu, ziarah kubur juga disering dianggap sebagai media bersilaturahmi antara orang yang masih hidup dengan orang-orang yang sudah meninggal.

"Karena makam ini adalah satu-satunya media yang menautkan antara orang yang masih hidup dengan yang sudah meninggal," ungkap Purnawan. 

Pada ziarah kubur di saat lebaran sering dimanfaatkan perantau untuk bersilaturahmi dengan orang yang telah meninggal.

"Tidak hanya mengunjungi yang hidup, tetapi juga 'mengunjungi' mereka yang telah meninggal dunia," kata Purnawan.

Ikuti saluran SURYA MALANG di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaMBHbB3rZZeMXOKyL1e

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved