Berita Malang Hari Ini

Penjelasan Dosen UMM Soal Antisipasi Dampak Gempa, Waspadai Sambungan Balok dan Kolom Bangunan

Hal yang perlu diwaspadai yaitu area sambungan balok dan kolom pada bangunan atau rumah (beam column joint).

SURYAMALANG.COM/UMM
Aulia Indira Kumalasari ST MT, dosen prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang  

SURYAMALANG.COM, MALANG - Dosen prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Aulia Indira Kumalasari ST MT menyatakan ada hal yang perlu diwaspadai saat terjadi gempa.

Hal yang perlu diwaspadai yaitu area sambungan balok dan kolom pada bangunan atau rumah (beam column joint).

“Suatu bangunan yang kokoh harus memenuhi syarat, salah satunya adalah kolom kuat (strong column) dan balok lemah (weak beam). Detail dari kedua area tersebut menjadi sangat penting apabila ingin membangun rumah yang lebih tahan gempa,” papar dia beberapa waktu lalu.

Dikatakan, struktur utama seperti dinding, lantai dan atap rumah juga rentan terhadap kerusakan saat terjadi gempa bumi.

Jika bahan bangunan yang digunakan tidak kokoh atau sudah mengalami kerusakan sebelumnya, risiko ambruk akan semakin besar.

Selain itu, jendela, pintu dan dinding yang tidak terstruktur seperti partisi juga perlu diperhatikan karena dapat roboh dan menyebabkan luka.

“Kita dapat melihat tanda-tanda bahaya saat balok mengalami lendutan besar serta terdapat retakan yang lebar atau banyak pada dinding," jelas dosen ini.

Lendutan pada balok dapat disebabkan oleh beban yang berlebihan. Sementara retakan pada dinding diakibatkan oleh penurunan tanah akibat gempa.

Selain itu, kita juga perlu waspada terhadap kerusakan akibat kolom yang bergeser.

Karena itu konstruksi yang tahan gempa sangat penting dalam meminimalkan risiko kerusakan saat terjadi gempa bumi.

Bahan bangunan yang kuat dan tahan gempa harus digunakan untuk memastikan keamanan struktur bangunan.

Perlu diperhatikan juga desain bangunan juga harus mempertimbangkan faktor-faktor tahan gempa seperti perencanaan struktural yang baik dan penggunaan perangkat pengaman yang tepat.

“Oleh karena itu, bangunan harus didesain dengan kondisi daktail sehingga ketika bangunan terkena gempa kekuatan lemah, maka struktur tidak akan rusak," kata dia.

Kalaupun mengalami gempa sedang, kerusakan bangunan hanya pada elemen non struktural.

Sedangkan apabila terkena gempa dengan kekuatan yang tinggi, struktur tesebut tidak boleh runtuh.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved