Berita Malang Hari Ini

SMK Telkom Malang Gelar Demo Day, Momen Siswa Pamer Karya Melalui Moklet Youth Digi Talent

SMK Telkom Malang Gelar Demo Day, Momen Siswa Pamer Karya Melalui Moklet Youth Digi Talent

SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
SMK Telkom Malang menggelar demo day bertema Moklet Youth Digi Talent yang dibuka pada Kamis (6/6/2024). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - SMK Telkom Malang menggelar demo day bertema Moklet Youth Digi Talent.

Selain memamerkan hasil karya siswa, juga diisi Moklet Talks yang menghadirkan alumni untuk berbagi pengalaman serta tampilan siswa dari sisi non akademik seperti tari-tarian, Paskibra dan lainnya.

Hadir di kegiatan itu Hartini Ratna Dewi, Kepala Cabdin Pendidikan Jawa Timur wilayah Kota Malang dan Kota Batu, Kamis (6/6/2024). 

Juga hadir Kamariah Latief, VP Primary Secondary Education Management - Yayasan Pendidikan Telkom. Pameran karya siswa berisi berbagai ide untuk memberikan solusi inovasi pada problem yang terjadi di masyarakat lewat aplikasi yang mereka buat.

"Ini sudah tahun ketiga kami mengadakan demo day," jelas Rahmat Dwi Jatmiko, Kepala SMK Telkom kepada SURYAMALANG.COM.

Menurutnya, ini sebuah inovasi dari program-program sebelumnya. Dengan tema itu, sekolah ingin menciptakan talenta digital pada anak muda. "Pendekatannya adalah memahami permasalahan di lingkungan.

Lalu anak anak mampu menghasillan inovasi," papar dia. Sebelum mewujudkan itu, siswa telah menjalani mentoring dan pelatihan, bootcamp dengan praktisi langsung. Ada pendampingan dari CEO, CMO untuk memvalidasi ide mereka.

Dengan mentoring maka ada proses pembenaran atau kurasi atas ide siswa.

"Dan di acara puncak ini akan diambil yang terbaiknya. Harapannya nanti bisa dikembangkan terus jika layak atau diterima customer. Juga jika diterima dari sisi bisnis memang layak dijalankan."

"Ke depan, kami nanti bergerak di incubator bisnis. Karya anak ini akan dicarikan pendanaan untuk dijalankan," janjinya.

Tahun ini pihaknya akan membangun inkubator bisnis.

"Insya Allah tahun ini akan dibangun inkubator bisnis itu. Untuk tempatnya ada dan insyallah namanya Malang Techno Park ," kata Rahmat.

Di sana nanti akan ada aktifitasnya yaitu hasil karya siswa akan masuk kesana.

"Mereka kita beri ruang kantor sementara dan mendatangkan partnernya. Jika sifatnya Business to Business, akan kita datangkan kesana untuk kolaborasi."

"Serta akan dicarikan pendanaan agar produk-produk digital ini harus berjalan dan mendapatlan customer dan ada operasional," paparnya.

Maka sekolah akan memfasilitasi tempatnya di Malang Techno Park itu agar mereka menjadi start up.

"Jika mereka akan meng-hire orang lagi silahkan. Dan sekolah akan cari partner pendanaan. Sampai kapan? Sampai dirasa siap terbang kita lepas untuk produk selanjutnya," jelasnya.

Dikatakannya, yang dibuat siswa ada yang masih ide tapi ada juga yang sudah jadi produk meski masih prototipe. Komitmen sekolah adalah membawanya sampai mereka ampai bisa menjalankan bisnisnya.

Bukan hanya saat menghasilkan produknya. Tentang mentoring pada siswa, ia menyebut melibatkan mitra dudi dan mayoritas dari alumni.

"Kita disupport oleh ngalup.co untuk mendatangkan mitra-mitra sebagai salah satu partner," jawabnya.

Booth pameran karya siswa terbagi dua. Untuk booth pertama ada 10 yang merupakan hasil karya mereka setelah kembali ke sekolah asal/SMP.

Programnya dikolaborasikan dengan P5 (Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila).

"P5-nya dikaitkan dengan memberi kontribusi pada masyarakat dengan tema back to school. Sedang booth di dalam lapangan adalah booth Moklet Ide Challenge (MIC)."

"Di MIC, siswa masih memberikan idenya dan belum jadi produk. Kamariah Latief, VP Primary Secondary Education Management - Yayasan Pendidikan Telkom mengapresiasi kegiatan SMK Telkom sebagai kegiatan kreaktif dan inovatif."

"Ini memberi ruang pada anak-anak menyalurkan pengetahuan mereka terkait digital. Kebanyakan mereka kan membangun aplikasi digital. Kalau saya lihat aplikasi digital ini memang banyak yang sesuai kebutuhan masyarakat."

"Meski yang ditampilkan masih pada tatatan menyampaikan ide dan membangun aplikasi itu. Namun belum di tes di pasar," kata Riah.

Tapi setidaknya mereka bisa menemukan problem customer dan masyarakat.

"Jenis-jenis aplikasinya memang menjadi kebutuhan di industri. Acara seperti ini bagus karena memberikan kesempatan pada anak-anak membangun self awarness."

"Jadi mereka tahu arah minatnya dan menjadi sarana membangun kepercayaan diri dalam menyampaikan ide itu," paparnya.

Ini, tambahnya, layak dicontoh oleh sekolah lain. Dan jika industri melihat pada apa yang mereka kembangkan dan layak dilakukan di industri, artinya memberi ruang pada anak-anak untuk bisa  dikembangkan lagi aplikasi yang mereka bangun.

"Kalau kita lihat pada anak-anak sekarang terutama SMK, bagi yang ingin bekerja, mereka dengan keahliannya, tidak hanya mengandalkan bekerja pada orang lain tapi juga juga bisa menyediakan lapangan pekerjaan."

"Misalkan bagi mereka yang punya aplikasi sudah punya bargaining untuk tidak tergantung pada orang lain. Tapi bisa mengkreasi lapangan pekerjaan sendiri," pungkasnya.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved