Berita Malang Hari Ini

Kisah Muhammad Alan, Pemuda Kota Malang Jadi Pandai Besi, Kini Panen Pesanan Pisau Sembelih

Ditemui di bengkel kerjanya bernama Pandai Besi Ngujil Blimbing Kota Malang, terlihat ia sedang sibuk membuat pisau potong hewan kurban

|
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Kukuh Kurniawan
Muhammad Alan saat ditemui di bengkel kerjanya saat sibuk membuat pisau potong pada Minggu (9/6/2024). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Di tengah hiruk pikuk modernisasi dan kehidupan Kota Malang, terdapat seorang pemuda yang memilih menjadi pandai besi tradisional.

Dia adalah Muhammad Alan, pemuda berusia 21 tahun yang menekuni ketrampilan menempa besi secara tradisional.

Ditemui di bengkel kerjanya bernama Pandai Besi Ngujil yang terletak di Jalan Binor Bawah 8 B RT 10 RW 14 Kecamatan Blimbing Kota Malang, terlihat ia sedang sibuk membuat pisau potong hewan kurban.

Muhammad Alan mengaku, ilmu menempa besi itu diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.

"Jadi, mbah buyut lalu ke mbah lalu ke bapak saya, dan sekarang saya yang meneruskan. Saya belajarnya mulai usia 11 tahun,"

"Lama kelamaan kok tertarik, akhirnya saya teruskan hingga sekarang. Dan apabila dirinci, sudah masuk ke generasi kelima," ujar Alan , Minggu (9/6/2024).

Dirinya mengaku, jelang Idul Adha 2024, saat ini kebanjiran pesanan pembuatan pisau potong hewan kurban.

"Saya membuatnya tergantung pesanan, namun rata-rata sehari mampu membuat sebanyak 5 golok. Namun karena musim Idul Adha, sekarang beralih ke pembuatan pisau sembelih, pisau sayat kulit dan daging. Karena kewalahan, saya minta bantuan kakek dan satu orang karyawan," terangnya.

Berbagai perkakas buatannya, yaitu mulai pisau potong, celurit, golok, dan cangkul rata-rata dijual dengan harga Rp 50 ribu sampai Rp 400 ribu.

Ia menjamin, ketajaman perkakasnya tahan lama dan tidak mudah bengkok.

"Untuk konsumen atau pemesan, bukan hanya dari wilayah Malang Raya saja, melainkan juga Jakarta dan Surabaya," tambahnya.

Selain menerima pembuatan, dirinya juga menerima servis perkakas. Untuk banderolnya sendiri, antara Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu tergantung jenis kerusakan.

"Kalau untuk perbaikan, biasanya konsumen minta untuk ditajamkan ulang," imbuhnya.

Alan mengaku tidaklah mudah untuk menempa besi menjadi suatu perkakas.

Dibutuhkan kesabaran yang cukup serta keahlian yang mumpuni.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved