Berita Malang Hari Ini

11 Start Up Ikuti Kompetisi Pitching Lewat SheConnect Champion di Malang

Sebanyak 11 start up mengikuti kompetisi pitching lewat SheConnect Champion di Malang, Kamis (20/6/2024).

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Yuli A
sylvianita widyawati
Kegiatan kompetisi pitching yang menghadirkan 11 start up di Rumah BUMN yang diadakan Indosat, Kamis (20/6/2024). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Sebanyak 11 start up mengikuti kompetisi pitching lewat SheConnect Champion di Malang, Kamis (20/6/2024). Mereka mempresentasikan rancangan inovasi teknologi di depan dua juri yaitu CEO Ngalup.co Andina Paramitha serta Analyst of Investment BRI Ventures Jasmine Kohar.

Keistimewaan kegiatan ini adalah menjadi tempat berkumpulnya startup-startup yang digawangi oleh perempuan sebagai penggagasnya. SheHacks adalah program CSR andalan dari Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat). Kompetisi ini memberikan hibah pada pemenang dan kesempatan masuk menjadi SheHacks MVP 2024.


Diah Kusuma Dewi VP-Head Of CSR Indosat menjelaskan jika program ini untuk membantu perempuan seluruh di imdonesia dan tidak ada batas umurnya. "Mereka memberikan ide bisnianya dan dikompetisikan," kata Diah pada wartawan. Ada tiga kota sasaran kegiatan ini adalah Kota Batam, Kota Malang dan Bali.


"Kita ajak pitching/presentasi di depan juri. Next future-nya, kemampuan mereka bisa digunakan saat bertemu dengan calon pemodal. Salah satu jurinya adalah dari venture capital hadir di Malang," kata dia. Dengan pengalaman itu, mereka bisa berlatih untuk berkomunikasi dengan calon investor dan mendapat masukan dari juri.


"Ini bisa jadi tempat latihan pitching  dengan venture target mereka," jawab dia. Kegiatan pertama sebelumnya diadakan pada 20 Mei 2024 di Batam lalu. "Saya yakin dengan masukan-masukan juri di Malang itu mereka bisa mengembangkan diri untuk mendapat grant atau bertanya pada mentornya," tambahnya.


Juri kegiatan di Malang, Andin melihat bahwa kegiatan untuk start up perempuan itu sangat keren. "Ada 11 start up yang sudah terkurasi di pitching battle. Saya sempat melihat ide-ide mereka dan sudah ada yang jalan. Dan start-start up dari perempuan ini baru dan jadi inovasi baru," kata Andin. 


Ide bisnisnya ada yang mengarah ke SDG's, pengurangan karbon, pemberdayaan perempuan hingga ada fokus ke edukasi. Ditambahkan Andin, dari catatannya, jika ada ide bisnis maka harus ada kurasi/validasi ke pasar. Misalkan dengan cara turun ke pasar sasaran untuk wawancara. Sehingga ketika produknya dilempar ke pasar, memang sudah tervalidasi dan memang ditunggu pasar.


Salah satu peserta kompetisi itu adalah Meldiana Ayu Restanti dari Cataliz Indonesia bergerak di bidang di education platform. "Platform kami bergerak untuk mengatasi permasalah penganggungan berpendisikan di indonesia. Platform ini terkoneksi dengan teching dan mentoring," jelas Meldiana.


Start up dari Malang ini sudah ada sejak 2020 hingga kini. "Kami memberikan pendekatan holistik agar universitas terus mengudate dalam kurikulum agar bisa memfasilitasi future skill peserta didiknya. Sehingga hasil proses pembelajaran memihak pada peserta didik sekaligus memberikan pembelajaran yang bermakna," terang alumnus Unikama ini.


Ia menyebut keuntungan platformnya ada coaching mentoring. "Cataliz percaya bahwa teaching/mengajar saja tidak cukup untuk membantu orang lain mencapai tujuannya. Karena itu perlu membantu mereka untuk mengawal  potensinya. Serta bagaimana menentukan karier berkelanjutan sesuai dengan potensinya. Setelah lulus, mereka tidak perlu bingung lagi potensinya apa," pungkasnya. 
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved