Berita Viral

Kisah Guru Honorer Ngarit Usai Mengajar, Cuma Digaji Rp 2 Juta Per Bulan, Bangga Putrinya Masuk UGM

Kisah guru honorer ngarit usai mengajar karena cuma digaji Rp 2 juta per bulan. Kini bangga sang putri masuk UGM

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Dok UGM
Kisah Guru Honorer Ngarit Usai Mengajar, Cuma Digaji Rp 2 Juta Per Bulan, Bangga Anaknya Masuk UGM 

SURYAMALANG.COM - Kisah guru honorer ngarit usai mengajar karena cuma digaji Rp 2 juta per bulan. 

Sosok guru honorer ini bernama Muhidin (59) asal Lombok Timur.

Muhidin baru-baru ini dibuat bangga karena putrinya mendapatkan beasiswa penuh di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Perjuangan Muhidin pun tak sia-sia.

Apalagi ia menjadi orangtua tunggal untuk anaknya.

Anak Muhidin, Gigih Indah Sukma Halwai dinyatakan diterima di program studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Diketahui, Gigih menjadi satu-satunya murid MAN 1 Lombok Timur yang berhasil lolos UGM melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Presasi atau SNBP 2024.

Gigih mengaku perasaannya campur aduk saat tahu ia diterima di kampus impiannya.

"Deg-degan, nangis, bahagia, semuanya campur. Saya masih tidak percaya bisa diterima di UGM lewat SNBP. Di sekolah saya, jarang ada yang lulus SNBP,” ceritanya haru saat ditemui di rumahnya yang berada di Desa Tirtanadi, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, dari laman UGM via TribunJabar.

Ibu Gigih telah meninggal sejak tahun 2019.

Sejak kecil, ia memperlihatkan tekad dan kegigihannya dalam mengejar pendidikan.

Gigih Indah Sukma Halwai, anak guru honorer di Lombok yang berhasil lolos UGM dan bisa kuliah gratis.
Gigih Indah Sukma Halwai, anak guru honorer di Lombok yang berhasil lolos UGM dan bisa kuliah gratis. (UGM)

Baca juga: Rejeki Nomplok Shah Rukh Khan Kondangan ke Nikahan Konglomerat India, Pulang Bawa Souvenir Rp 3,8 M

Mimpi berkuliah di UGM ia upayakan dengan rajin belajar dan mengikuti berbagai perlombaan.

Gigih berhasil meraih berbagai prestasi, termasuk medali perak dan perunggu di olimpiade fisika dan gelar juara 1 di kompetisi inovasi sains tingkat provinsi.

Anak ketiga dari empat bersaudara ini memang gemar belajar fisika. Ia aktif mengikuti klub belajar fisika di sekolahnya.

Di klub ini, ia terbiasa membahas soal-soal olimpiade maupun membuat kreasi alat inovasi. Meski terkenal sulit, soal-soal fisika membuatnya merasa senang dan tertantang.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved