Pilkada Malang Raya 2024
Pasangan Sanusi-Lathifah dalam Prediksi Guru Besar UMM dan UB : Petahana Bisa Unggul Dominan
Guru besar FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Dr Wahyudi Winarjo menilai jika benar pasangan Sanusi-Lathifah terwujud, dominasi kuat
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM , MALANG - Semakin menguatnya kehadiran pasangan H Muhammad Sanusi, dengan Bu Lathifah Shohib untuk Pilkada Kabupaten Malang 2024 dinilai akan menjadi calon terkuat nantinya.
Guru besar FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Dr Wahyudi Winarjo menilai jika benar pasangan petahana dan bibi Cak Imin, ketum DPP PKB terwujud, maka dominasinya di Pilkada November 2024 bakal kuat.
Paska konsolidasi DPC PKB untuk memasangkan petahana, H Muhammad Sanusi, dengan Bu Lathifah Shohib, membuat posisi kedua pasangan itu kian sulit ditandingi oleh lawan politiknya.
"Meski keduanya mantan rival di Pilkada lima tahun lalu namun kalau jadi berpasangan, itu akan sulit dikalahkan. Sebab, mereka itu sama-sama diusung partai besar, PDIP dan PKB, ditambah figur keduanya sama-sama kuat sehingga akseptabilitas (keterimaan) dan elektabilitasnya (keterpilihan) cukup tinggi," ujar Wahyudi, pengamat politik yang juga lulusan S3 Universitas Indonesia (UI), Senin (22/7/2024).
Indikasinya, mereka sudah teruji karena pernah berhadapan di Pilkada lima tahun lalu.
Saat itu, selisih perolehan suaranya cukup tipis sehingga kalau Pilkada tahun ini mereka berpasangan, menurutnya, sepertinya kok sulit dikalahkan siapapun lawannya.
Sebab, mereka sama-sama punya akar rumput yang kuat.
"Kalau salah satu dari pasangan itu, ada yang lemah, itu memang tak menguntungkan jika basis pendukungnya beririsan atau ada kesamaan. Namun, kalau sama-sama kuat seperti itu, tak jadi masalah. Ibaratnya, tak ada yang memberatkan bagasinya, karena masing-masing punya pemilih setia," ungkapnya.
Sementara, Prof Anang Sujoko, MSos, MSi, D.COM, pakar politik asal Universitas Brawijaya (UB) Malang diminta tanggapannya, apakah pasangan Sanusi-Lathifah, akan melawan bumbung kosong karena sampai kini belum ada calon lain yang muncul, menurutnya, itu masih jauh dari dinamika Pilkada.
"Kami belum yakin kalau petahana akan melawan bumbung kosong karena situasinya masih dinamis. Dan, partai lain juga masih saling tunggu, sambil berhitung peluang kandidatnya untuk menang cukup tinggi," ungkap Dekan Fisip UB yang juga lulusan S3 dari University of South Australia.
Bagaimana, peluang petahana, Sanusi jika dipasangkan dengan Lathifah? menurutnya, itu berarti PDI Perjuangan akan berkoalisi dengan PKB.
Padahal, basis massa dari Sanusi itu juga di PKB sehingga tak begitu signifikan untuk mendongkrak perolehan suara.
"Itu akan jauh lebih kuat, jika nanti Pak Sanusi direkom PDIP itu, bukan cuma berkoalisi dengan PKB saja. Namun bisa berkoalisi dengan partai lain, misalnya Gerindra, yang saat ini lagi jadi partai yang seksi atau punya daya tawar tinggi," paparnya.
Wakil ketua MUI Kabupaten Malang, M Romadon, punya pendapat sendiri.
Menurutnya, jika benar kalau petahana akan berpasangan dengan Bu Lathifah, itu akan menyentuh hati nahdliyin karena mereka pernah bermusuhan di Pilkada lima tahun lalu namun kini bisa berpasangan.
"Kalau, Pak Sanusi tak punya hati besar, mungkin agak sulit, untuk bisa menerimanya sehingga kami yakin itu akan bisa menyentuh hati rakyat," ungkap dosen S2 yang mengajar materi Peace Education di Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA) Malang, di Kepanjen itu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.