Kondisi Balita yang Disiksa Meita Irianty, Orang tua Nangis Kaki Anaknya Diinjak Sampai Miring

Kondisi balita yang disiksa Meita Irianty, orang tua nangis kaki anaknya diinjak sampai diskolasi tulang kini miring saat merangkak.

|
Youtube Kompas.com
Meita Irianty (kiri) pelaku penyiksaan terhadap balita, orang tua korban (kanan) nangis kaki anaknya diinjak sampai miring saat merangkak. 

SURYAMALANG.COM, - Kondisi balita yang disiksa Meita Irianty cukup memprihatinkan hingga membuat korban mengalami sejumlah cedera. 

Orang tua korban tidak bisa membendung air mata saat menceritakan kekejaman Meita Irianty, influencer parenting sekaligus pemilik daycare (penitipan anak). 

Video rekaman CCTV saat Meita Irianty menyiksa balita yang dititipkan di daycare-pun viral di media sosial

Sebagai influencer, Meita Irianty punya ribuan pengikut di media sosial dan sering membagikan ilmu pola asuh yang baik serta menyuarakan kekerasan terhadap anak.

Siapa sangka, perbuatan Meita Irianty berbanding terbalik dengan citranya sebagai influencer parenting.

Orang tua balita korban penganiayaan Meita Irianty, Arief (38) menangis mengetahui kondisi anaknya yang baru berusia 8 bulan mengalami cedera.

Arief tak kuasa menahan tangisnya sebab kini sang anak susah jalan karena mengalami diskolasi tulang akibat penganiayaan yang dilakukan pemilik Wensen Daycare, Meita Irianty.

Kaki anak Arief diinjak oleh pelaku kemudian kepala korban ditekan ke bawah dan dilempar.

Arief menuturkan awalnya melihat video yang viral di media sosial pada tanggal 30 Juli 2024 saat dua anak dianiaya pelaku.

Betapa syoknya Arief setelah tau satu korban yang dianiaya di video tersebut adalah buah hatinya sendiri. 

Arief merasa sangat terpukul sebab selama ini bersama sang istri mengantarkan anaknya ke Wensen Daycare dari Senin hingga Jumat dengan tujuan untuk mendapatkan pendidikan yang baik.

"Ternyata saya salah karena setelah video itu anak saya diperlakukan tidak baik mendapatkan penganiayaan," kata Arief melalui tayangan video Kompas.com, Kamis (1/8/2024) mengutip TribunJakarta (grup suryamalang).

Kebetulan, kata Arief, saat itu merupakan hari terakhir anaknya dititipkan di Wensen Daycare.

Arief pun mencoba tenang dan mengamankan sang anak di rumahnya.

Sebetulnya, sebelum melihat video penganiayaan yang terjadi pada bulan lalu itu, Arief masih melihat kondisi anaknya normal.

Namun sang istri baru menyadari ada kejanggalan dengan kondisi yang dialami anaknya.

"Jadi pernah ada suatu ketika kaki anak saya kakinya seperti keselo seperti kesandung kalau berjalan kaki," ujar Arief. 

Arief menuturkan, anaknya belum bisa berjalan tetapi sudah dapat merangkak dan memegang tembok.

Tak hanya itu, ditemukan pula bercak darah di kuping sang anak.

"Tapi hari itu seperti tergantung sebelah, saya tidak tahu kenapa, ada salah satu video kaki anak saya diinjak, kemudian ditemukan bercak darah di kuping anak saya ya di dalam," tutur Arief sambil menangis.

Baca juga: Nasib SMP di Surabaya Tolak Iuran Rp 140 Juta, Jalan ke Sekolah Ditutup Warga, Armuji Gagal Mediasi

Saat itu, Arief masih berpikir positif dan menduga bercak darah itu akibat cakaran anaknya karena balita itu punya kebiasaan menggaruk muka.

Namun dugaan Arief ternyata salah setelah melihat video yang viral tersebut.

"Kepala anak saya ditekan ke bawah dan dilempar juga jadi kecurigaan istri saya terbukti bulan lalu anak saya mengalami penganiayaan," terang Arief.

Arief mengungkap telah melaporkan kasus tersebut ke Polres Metro Depok pada tanggal 31 Juli 2024.

Kemudian sang anak juga telah dilakukan visum awal.

Oleh karena itu, Arief memohon kepada pihak yang terkait untuk mengawal proses pelaporan tersebut.

"Jangan dibiarkan ini anak saya masih kecil masih 8 bulan masih tumbuh kembang sudah mendapat penganiayaan seperti ini. Saya enggak tahu nanti ini dapat cedera permanen atau tidak," terang Arief.

Mengenai kondisi korban, Arief melihat sekilas tampak normal karena belum mendapat hasil rekam medis tapi bisa dilihat ada kelainan saat merangkak kaki anaknya tampak miring.

"Kalau sekarang enggak gantung tapi kalau secara merangkak beda arahnya. Kalau dia merangkak sekarang seperti itu Jadi yang kaki kanan lurus yang kiri miring gitu," ungkap Arief.

Lebih lanjut, Arief mengungkap seperti apa sosok Meita Irianty sebagai pemilik Wensen Daycare. 

Sebelum kasus ini terungkap, Arief menilai Meita Irianty adalah pribadi yang cuek saat bertemu orang tua. 

Akan tetapi Arief saat itu menilai mungkin pemilik daycare sedang dalam keadaan lelah.

"Pemilik ketemu orang tua itu kalau di luar lewat saja gitu kayak angin lalu gitu. Saya sambil bawa anak saya ini kayak ini kok pemilik gini amat ya udahlah mungkin sedang lelah atau apa," cerita Arief.

"Dia enggak pernah ada interaksi ke kita, Akhirnya saya tahu itu pemilik. Seperti angin saja gitu lewat gitu aja lihat aja enggak," sambung Arief. 

Arief mengaku tahu daycare tersebut dari media sosial dan merasa cocok karena lokasinya di Harjamukti, Depok dekat dengan rumahnya.

Sebagai orang tua, Arief juga melihat daycare tersebut memberikan pelatihan motorik yang berguna untuk tumbuh kembang anak.

"Saya titip dari jam 07.15-16.30 WIB, itu jam saya drop sama jam saya pulang, senin sampai Jumat ya," kata Arief.

Meita Irianty Tak Mau Minta Maaf

Meski telah dinyatakan bersalah dengan ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan namun Meita Irianty tidak mau meminta maaf kepada korban.

Hal itu terlihat saat Meita Irianty memilih bungkam di depan wartawan saat jumpa pers di Polres Metro Depok, Kamis (1/8/2024).

Meita Irianty yang tampil dengan baju tahanan oranye, celana hijau, sandal jepit merah dan tangan yang tak diborgol, hanya tertunduk dan tetap diam saat dicecar pertanyaan oleh awak media. 

Padahal saat itu, Meita Irianty diberikan kesempatan oleh polisi untuk berbicara.

Meita Irianty kemudian dihadapkan ke arah banner sebelum jumpa pers berlangsung didampingi oleh dua orang polisi wanita.

Pada momen itulah Meita Irianty yang sedang mengandung empat bulan tampak mual.

Bukan hanya itu, polisi juga mengambil sebuah kantong plastik bening untuk berjaga-jaga jika tersangka hendak muntah.

Sepanjang jumpa pers berlangsung, Meita Irianty juga terlihat mual dan beberapa kali pelaku mengarahkan kantong plastik ke arah mulutnya.

Kapolres pun memastikan kasus ini akan berlanjut kendati Meita Irianty dalam kondisi hamil.

"Memang yang bersangkutan dalam kondisi kurang sehat ya tetapi tetap kita bawa ke kantor untuk dilakukan pemeriksaan sejak tadi malam," kata Arya di Mapolres Depok, Kamis (1/8/2024) mengutip TribunJakarta

Polisi juga telah memberikan pendampingan kesehatan kepada Meita Irianty dan kondisinya dinyatakan cukup baik untuk menjalani proses pemeriksaan.

Kapolres menjelaskan, Meita Irianty ditangkap tanpa perlawanan di rumahnya pada Rabu (31/7/2024) malam setelah empat saksi diperiksa.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, alasan Meita Irianty menganiaya dua korban ini karena khilaf.

“Jadi, kalau motif sementara, kami sudah tanyakan, yang bersangkutan menyatakan khilaf,” pungkas Kapolres Metro Depok Kombes Pol Arya Perdana.

Sejauh ini, polisi telah menetapkan Meita Irianty sebagai tertangkap dan menahannya di rutan Polres Metro Depok.

Apalagi Meita Irianty telah menganiaya dua balita, yakni MK (2) dan HW (9 bulan).

“Total korban sampai saat ini pelapor dua ya. Inisial yang pertama MK, usia 2 tahun dan yang kedua HW, usia 9 bulan,” ungkap Arya.

Arya menyampaikan, Meita Irianty menganiaya dua korban dalam waktu yang berbeda.

“Jadi, waktunya berbeda. Kalau kamu lihat di video, itu kan ada tiga video. Jadi kami melihat, menganalisa itu dan ternyata ada tiga video berbeda. Tentu ini korbannya berbeda-beda,” ujar Arya.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved