Kasus Vina Cirebon
Kesaksian Lengkap Sahabat sebelum Vina Cirebon Tewas, Kini Iptu Rudiana Ditantang Sumpah Pocong
Dua orang sahabat Vina Cirebon, yakni Widi dan Mega memberikan kesaksian berupa cerita saat menjadi narasumber di kanal YouTube Abraham Samad, Sabtu.
SURYAMALANG.COM – Dua orang sahabat Vina Cirebon, yakni Widi dan Mega memberikan kesaksian berupa cerita saat menjadi narasumber di kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP yang diunggah pada Senin (5/8/2024).
Widi dan Mega menceritakan momen hari terakhir bersama Vina Cirebon sebelum tewas bersama Eky anak dari Iptu Rudiana.
Di sela cerita kesaksian itu, kedua sahabat membenarkan cinta Vina terhadap Eky sebenarnya sudah kandas.
Hal itu lantaran ada dugaan Eky melakukan perselingkuhan. Namun, Vina Cirebon tetap ingin bersama Eky hingga akhirnya mereka tewas setelah kecelakaan tunggal.
Widi menyebut, Vina pada dasarnya teman yang memiliki kepribadian tertutup. Meskipun begitu, Vina kerap curhat masalah asmaranya dengan Eky.
Widi menceritakan hubungan cinta Vina dan Eky renggang menjelang kecelakaan pada Sabtu 27 Agustus 2016 malam silam.
Widi sempat memberikan saran kepada Vina agar mengakhiri hubungannya dengan Eky. Namun, Vina enggan karena masih cinta kepada anak dari Iptu Rudiana itu.
"Sedihnya Vina karena Eky, senengnya Vina karena Eky," kata Widi.
Widi melanjutkan ceritanya, Vina sedih karena diputuskan oleh Eky. "Eky nya selingkuh. Kita tahunya karena Vina cerita," kata Widi.
Widi mengaku, biasa saja saat dicurhati oleh Vina. Semua karena ia mengetahui ujung-ujungnya Vina akan kembali menjalin hubungan dengan Eky.
"Saya tidak terlalu menanggapi (curhatan Vina). Karena nanti balikan lagi. Itu sudah lumrah (Vina dan Eky) balikan lagi," kata Widi.
Widi dalam kesempatannya juga menceritakan sempat menghubungi Vina sebelum tewas.
Ia sempat menanyai Vina lewat sambungan telepon. Saat itu, Vina sedang pergi main bersama Eky.
"Aku tanya: Kamu (Vina) nggak papa?. Dia jawab lagi seneng (bisa main) sama si Eky," ucap Widi.
Widi melanjutkan ceritanya, Vina dan Mega sempat menginap di rumahnya pada Sabtu 27 Agustus 2016 silam.
Vina kemudian mandi karena ingin pergi bersama Eky. "Aku nanya ke dia 'Tumben kamu mandi, kamu mau ke mana?'" kata Widi menirukan percakapan dengan Vina kala itu.
"Kata dia 'Mau main dong sama Eky, kan ini malam minggu,'" jawab Vina.
Widi sempat melarang Vina untuk pergi bersama Eky. Mengingat kala itu, hubungan Vina dan Eky kandas.
Belakangan terungkap, Eky dikabarkan selingkuh. Meskipun demikian, Vina dan Eky masih bertemu dan pergi bersama.
"Bukannya kamu sudah putus?," tanya Widi ke Vina. "Udah deh," jawab Vina.
Widi melanjutkan, Vina mandi selama kurang lebih 20 menit. Ia hanya menggunakan lipstik untuk merias wajahnya.
Vina lalu meminta izin meminjam baju milik Widi. Widi sempat menolak, karena baju dress berwarna hitam merupakan pemberian dari pacarnya.
Namun, karena tidak enak hati dan Vina memaksa, Widi akhirnya memberikan izin. Singat cerita saat hendak pergi bersama Eky, Vina sempat memberikan pesan.
Ia meminta Widi dan Mega agar menantinya pulang karena setelah pergi, Vina akan kembali menginap di rumahnya.
"Dia bilang 'Wid, kalau misalkan aku belum pulang, pokoknya kamu jangan tidur ya,'", kata Widi.
Widi lalu meminta Vina agar tidak pulang lebih dari 22.00 WIB karena tidak enak dengan tetangga sekitar.
Mega mengatakan, dirinya sempat mengubungi Vina antara pukul 20.00-20.30 WIB.
Ia SMS ke Vina untuk meminta tolong dibawakan makanan. Kala itu, Vina masih membala SMS dari Mega.
"Dia masih respons. Saya hubungi Vina hanya sampai situ. Setelah itu saya tidak ada kontekan apa-apa lagi," kata Mega.
Sedangkan komunikasi Widi dengan Vina terakhir terjadi pada 21.30 WIB. Vina mengirim pesan di BBM milik Widi.
Vina menawari Widi ingin pergi main bersamanya atau tidak. Widi tidak mau karena harus menjaga sang adik di rumah.
Selang dua menit, Vina menelpon Widi. Ia kembali menawarkan apakah Widi mau dijemput untuk pergi main.
"Enggak, sok kamu aja, aku enggak. Sama aku matiin teleponnya," ujar Widi.
Widi dan Mega mulai khawatir karena Vina tak kunjung pulang. Hingga sekitar pukul 23.00 WIB, ramai di status BBM yang mengabarkan kematian Eky.
"Kok banyak yang nulis status di Facebook sama BBM 'RIP Eky-RIP Vina'," ucap Widi.
Ketika itu, Widi belum percaya dengan kabar tersebut. Ia lantas mencoba menelepon Vina sebanyak tiga kali, namun tak kunjung diangkat.
Pada telpon yang keempat ada seseorang mengaku anggota Polsek Talun. Anggota tersebut tidak menyebutkan nama, hanya mengabarkan Vina dan Eky kecelakaan.
Polisi itu mengatakan, Eky meninggal di tempat, sedangkan Vina dibawa ke rumah sakit.
"Ia mengabarkan bahwa si Vina dan Eky mengalami kecelakaan tunggal," kata Widi.
Widi dan Mega bergegas menuju Rumah Sakit Gunung Jati untuk melihat kondisi Vina.
Keduanya tiba di rumah sakit sekitar Minggu (28/8/2016) pukul 00.30 WIB
Widi dan Mega langsung mencari keberadaan Vina. Widi bersaksi, saat itu kondisi Vina masih dalam keadaan bernyawa.
Wajah Vina hanya terluka di bagian hidung dengan mengeluarkan sedikit darah.
"(Vina) Sudah ngorok gitu. Belum meninggal. Kemudian Aku di telinga kanan dan Mega di telinga kiri syahadatin sama Mega. Trus tidak ada (meninggal)," katanya.
Di akhir ceritanya, Widi mengaku dirinya dan Mega mengaku syok atas kematian Vina. Keduanya hanya duduk termenung di koridor rumah sakit.
Sebagai informasi, Vina dan Eky disebutkan tewas setelah dibunuh komplotan geng motor pada 27 Agustus 2016.
Keduanya ditemukan tergeletak di flyover Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Tak hanya dibunuh, para pelaku juga diketahui merudapaksa Vina.
Saat itu, polisi menetapkan 11 tersangka. Delapan pelaku telah diadili, satu di antaranya telah bebas, dan tiga lainnya dinyatakan buron.
Namun, belakangan kasus Vina menjadi perdebatan setelah mantan buron, Pegi Setiawan, dinyatakan tidak sah status tersangkanya oleh Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jawa Barat.
Polemik pascaputusan PN
Pascaputusan PN Bandung tersebut, kasus pembunuhan Vina Cirebon pun kembali ramai.
Eks terpidana kasus Vina, Saka Tatal, menantang Iptu Rudiana untuk sumpah pocong di Cirebon, Jawa Barat, pekan ini.
Tantangan itu diajukan Saka Tatal demi membuktikan kebenaran atas tuduhan penganiayaan dan rekayasa kasus yang menjeratnya.
"Saka Tatal ingin sumpah pocong dilakukan terkait penyiksaan dan pembuktian bahwa dia bukan pelaku pembunuhan dan pemerkosaan dalam kasus ini," ujar salah satu Kuasa Hukum Saka, Titin Prialianti, Rabu (7/8/2024), dikutip dari TribunJabar.id.
Lewat sumpah pocong ini, Saka akan membuktikan dirinya dianiaya saat berada di Polres Cirebon Kota dan tidak terlibat dalam pembunuhan seperti yang diputuskan oleh pengadilan.
Saka juga menuding kasus Vina Cirebon ini direkayasa, sehingga menyebabkan vonis terhadap delapan terpidana.
"Kita menyamakan persepsi sumpah pocongnya. Saka akan meyakinkan bahwa dia dianiaya dan tidak terlibat dalam perkara pembunuhan seperti yang tertuang dalam putusan."
"Ini semua rekayasa. Jadi, Pak Rudiana harus menyamakan materi sumpah pocongnya, yaitu tidak merekayasa, melakukan penganiayaan dan vonis jatuhnya delapan terpidana ini adalah akibat rekayasa tersebut," jelas Titin.
Untuk membuktikan keseriusan Saka itu, Titin bahkan sampai rela mencari kiai atau ustaz di Cirebon yang bersedia melakukan sumpah pocong serta menentukan lokasi pelaksanaannya.
Sumpah pocong itu diperkirakan akan dilakukan pada Jumat (9/8/2024) pekan ini, setelah salat Jumat.
Titin mengatakan undangan untuk Iptu Rudiana juga telah disampaikan kepada kuasa hukumnya.
"Saka Tatal pasti akan hadir pada sumpah pocong tersebut. Undangan kepada Pak Rudiana sudah diserahkan ke kuasa hukumnya karena kita kesulitan mencari Pak Rudiana."
"Jika Pak Rudiana tidak hadir, maka sumpah pocong Saka Tatal akan tetap dilakukan untuk mempertegas apakah terjadi penganiayaan dan rekayasa dalam kasus ini," jelas dia.
Sebelumnya, Iptu Rudiana juga sempat menyatakan dirinya siap untuk melakukan sumpah pocong.
Sumpah pocong itu untuk membuktikan putranya, Muhammad Rizky Rudiana alias Eky, yang turut menjadi korban di kasus Vina pada 2016 silam, benar-benar telah meninggal dunia.
Sebab, sempat muncul isu di tengah masyarakat yang menyebut Eky masih hidup.
Pernyataan sumpah pocong tersebut disampaikan Iptu Rudiana dalam konferensi pers bersama pengacara kondang Hotman Paris di salah satu keraton di Kota Cirebon, Selasa (30/7/2024) sore.
"Soal Eky infonya masih hidup, saya sumpah pocong mau, sumpah apapun mau, artinya yang meninggal dan anak saya," ujar Iptu Rudiana.
Iptu Rudiana juga mengungkapkan kesedihan dan kesetiaannya pada kebenaran mengenai nasib anaknya itu.
"Anak yang saya didik dari kecil, yang saya rawat dari kecil, Muhammad Rizky Rudiana. Demi Allah, tujuh turunan saya mati semua bang kalau saya bohong," ucapnya.
Pernyataan Iptu Rudiana tersebut sekaligus menegaskan keyakinannya bahwa Eky benar-benar menjadi korban dalam peristiwa tragis tersebut.
Bahkan, dia juga mempersilakan pihak berwajib untuk membongkar makam anaknya tersebut jika diperlukan untuk penyidikan.
"Namun, seperti yang saya sampaikan bahwa yang meninggal itu anak saya, Muhammad Rizky Rudiana. Kalau buat penyidikan (bongkar makam Eky), silakan," katanya.
Di sisi lain, Pengacara Pegi Setiawan, Toni RM, meragukan sumpah pocong yang disampaikan Iptu Rudiana saat menggelar konferensi pers bersama Hotman Paris tersebut.
Toni menduga, sumpah pocong yang disampaikan Iptu Rudiana itu hanya strategi untuk meyakinkan publik, ucapannya adalah sebuah kebenaran.
Namun, sumpah pocong tersebut dimaksudkan hanya untuk meyakinkan ke publik, Eky telah meninggal dunia.
Menurut Tony, sumpah itu tidak ditujukan membantah segala tudingan miring terhadapnya soal penanganan Kasus Vina dan Eky pada 2016 silam.
Bahkan, kata Tony, Iptu Rudiana hanya sekadar ingin melakukan sumpah pocong itu tanpa memikirkan dampaknya.
"Pertama, bisa jadi Rudiana itu hanya untuk meyakinkan publik bahwa kalau dia berani sumpah pocong, nanti publik menilai bahwa ini berani, berarti bener bahwa yang meninggal anaknya Rudiana," ujar Toni RM, Selasa (6/8/2024), dikutip dari TribunJakarta.com.
"Bisa jadi Rudiana ini kalau nanti jadi sumpah pocong, dia punya pemikiran 'Ah sudahlah saya tidak yakin dengan dampak dari sumpah pocong, ya sudah sumpah pocong tetapi hatinya tidak yakin mengenai dampak yang terjadi sehingga ya berani sumpah pocong kemudian dia tidak yakin dengan dampak apapun," ujarnya.
Toni menilai, sumpah pocong itu tidak akan memiliki pengaruh terhadap proses hukum, meskipun Iptu Rudiana berani melakukannya.
Dia malah tak menginginkan Iptu Rudiana melakukan sumpah pocongitu, tapi meminta agar ayah Eky tersebut menggantikan ketujuh terpidana kasus Vina Cirebon di penjara, jika mereka terbukti tidak bersalah.
"Yang saya inginkan adalah Rudiana bisa merasakan seperti 8 orang itu dipenjara seumur hidup. Itu justru yang saya inginkan bukan dampak dari sumpah pocong," ujar Toni. (Tribunnews.com/TribunJabar.id)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.