Berita Viral

Kisah Hidup Joni Pemanjat Tiang Bendera Sudah Dewasa Tagih Janji Jokowi Gagal Masuk TNI, Ada Peluang

Kisah hidup Joni pemanjat tiang bendera viral sudah dewasa tagih janji Jokowi setelah gagal masuk TNI, kini dipanggil Mabes ada peluang.

Instagram/@jokowi/Dokumen Joni via Kompas.com
Joni pemanjat tiang bendera viral sudah dewasa tagih janji Jokowi setelah gagal masuk TNI, kini dipanggil Mabes ada peluang. 

SURYAMALANG.COM, - Joni pemanjat tiang bendera setelah dewasa berubah jauh dari sosoknya dulu saat viral masih duduk di bangku SMP. 

Kini Joni bukan bocah lagi karena usianya sudah 19 tahun dan baru saja lulus dari SMA Negeri 1 Atambua tahun 2024. 

Perawakan pemuda bernama lengkap Yohanes Ande Kala alias Joni ini juga berubah drastis dari wajah sampai tinggi badan membuat siapapun akan pangling. 

Joni pertama kali viral tahun 2018 saat upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pada saat itu, Joni merupakan pelajar kelas 1 SMP Negeri Silawan dan memberanikan diri memanjat tiang bendera ketika upacara berlangsung. 

Joni memanjat tiang karena tali yang akan digunakan untuk mengikat Bendera Merah Putih terlepas dan tersangkut di ujung tiang bendera.

Saat upacara itu, Wakil Bupati Belu JT Ose Luan kemudian meminta Joni untuk naik ke atas podium dan mengungkap rasa bangganya. 

"Saya bangga dengan perjuangan dia (Joni) memanjat tiang bendera. Saya katakan ke dia bahwa perjuangan para pahlawan dulu untuk memperjuangan negara ini begitu besar," tutur Ose kala itu.

Berkat keberaniannya, Joni-pun akhirnya viral di media sosial sampai dipanggil untuk bertemu langsung dengan Presiden Jokowi

Sampai kemudian setelah tamat dari SMA, Joni pun langsung mengikuti tes masuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD).

Joni mengikuti tes seleksi prajurit yang digelar di Korem 161 Wira Sakti Kupang, NTT, sejak 14 Juli 2024 lalu dan dinyatakan gugur karena tinggi badannya tidak memenuhi syarat.

Praktis cita-cita Joni menjadi abdi negara langsung terkubur hingga membuatnya menagih kembali janji Jokowi

Joni mengaku sedih saat diumumkan gugur bahkan menunjukkan kembali sepenggal video ketika hadir di Istana Negara waktu itu bertemu langsung dengan Jokowi.

"Waktu itu saya ditanya Pak Jokowi mau jadi apa? saya jawab TNI, sehingga Presiden Joko Widodo langsung memberikan jawaban untuk langsung daftarkan diri di Panglima TNI," ungkap Joni melalui telepon, Minggu (4/8/20224). 

"Jujur saya, perasaan sangat sedih karena sudah dinyatakan tidak lulus terpilih" katanya lagi melansir Kompas.com (grup suryamalang)

"Saat saya sampaikan kepada keluarga terutama mama, mereka juga sangat sedih dan kecewa tapi mau bagaimana lagi," imbuh Joni. 

Baca juga: Tangis Terdakwa Carok Bangkalan Pecah, Hasan Basri dan Wardi Divonis 10 Tahun Penjara, Cium Kaki Ibu

Meski begitu, Joni tidak berkecil hati dan akan lebih giat berolahraga sehingga saat seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun berikutnya bisa lulus.

Keinginan Joni pun sederhana, ingin membahagiakan ibu dan keluarga, serta membanggakan ayahnya yang telah meninggal dunia beberapa waktu lalu.

"Cita-cita saya hanya satu, ingin menjadi anggota TNI, sehingga saya akan mencoba lagi," terang Joni dalam perjalanan pulang dari Kota Kupang menuju rumahnya di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu.

Masih Ada Kesempatan

Setelah kabar kegagalan Joni dalam seleksi TNI meluas, kini pemuda itu kembali dipanggil oleh Markas Besar (Mabes) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD). 

Mabes TNI AD memanggil Joni untuk mengikuti tes kembali masuk menjadi prajurit TNI. 

Informasi itu dibenarkan Kepala Penerangan Komando Daerah Militer IX/Udayana Kolonel Infantri Agung Udayana. 

"Iya benar, kemarin setelah kita dapat informasi itu, kita langsung laporkan ke Mabes AD, akhirnya diberikan kesempatan lagi untuk tes," kata Agung melalui sambungan telepon pada Selasa (6/8/2024) mengutip Kompas.com

Pertimbangannya, lanjut Agung karena Joni dapat penghargaan dari Panglima TNI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait aksi heroik Joni dalam upacara bendera pada tahun 2018 lalu.

Menurut Agung, nanti ketika Joni mengikuti tes akan dilihat dan digali lagi kelebihan atau potensi yang dimilikinya.

"Terkait piagam penghargaan tersebut telah dilaporkan ke Mabes AD. Perintah dari Mabes AD untuk diberikan kesempatan mengikuti tes, nanti akan kita gali apakah ada potensi-potensi yang lebih di bidang lainnya," kata Agung.

Kolonel Inf Agung Udayana juga menyinggung salah satu syarat yang jadi penyebab Joni tidak lolos seleksi. 

"Utamanya karena tinggi badan persyaratan minimal 163 sentimeter, sedangkan daerah tertinggal seperti di wilayah NTT dengan ketentuan khusus 160 sentimeter, sedangkan yang bersangkutan tingginya hanya 155,8 sentimeter" papar Agung. 

"Namun ini masih tahap administrasi," imbuhnya. 

Baca juga: Kronologi Warga Unjuk Rasa Jalan Gang Ditutup Tembok Sepihak, Kades Pasrah Jelaskan Status Lahan

Agung menjelaskan, tes yang akan dijalani Joni selanjutnya meliputi tes kesehatan, postur, jasmani dan akademik hingga psikotes.

Nantinya, dari serangkaian tes tersebut, akan digali potensi yang sangat kuat yang merupakan keunggulan Joni.

"Adapun proses seleksi dari Kodam IX/Udayana sudah dimulai hari ini. Dengan serangkaian tes yang sudah disiapkan untuk nantinya dilaporkan ke Mabes TNI AD selaku pengambil keputusan akhir," kata Agung.

"Nah kalau memang ada poin-poin potensi yang bersangkutan sebagai keunggulan khusus yang bisa menutup kekurangan tadi, ya kita laporkan ke Mabes AD. Oleh karenanya, Joni tetap diikutkan" lanjutnya. 

"Nanti kita nilai secara keseluruhannya, kemudian datanya kita sampaikan ke Mabes AD . Mabes AD yang berikan keputusan," tambah Agung. 

Sementara sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno sempat mengatakan pihaknya akan mengecek soal kabar tidak lulusnya Joni dari seleksi masuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).

"Ya mungkin kan ada parameter juga ya, saya enggak tahu. Tapi kami akan cek. Tentu saja kan ada proses seleksi," ujar Pratikno di Kantor Kemensetneg, Jakarta, Selasa (6/8/2024).

 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved