Berita Malang Hari Ini

Budayawan Kota Malang Kritik Keras Maraknya Penggunaan Kebaya Tak Pantas Saat Karnaval

Penggunaan kebaya haruslah sesuai dengan etika maupun sopan santun.Masyarakat harus lebih menghargai nilai budaya yang terkandung dalam busana adat.

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANg.COM/Kukuh Kurniawan
Budayawan Kota Malang, Isa Wahyudi atau akrab disapa Ki Demang. 

SURYAMALANG.COM, MALANG -  Budayawan Kota Malang, Isa Wahyudi menyuarakan kritik keras terkait fenomena penggunaan kebaya yang tak pantas. 

Menurutnya, banyak peserta karnaval yang menggunakan kebaya dengan cara yang tidak semestinya.

Semisal mengenakan jarik terlalu pendek di atas paha maupun menari dengan alunan musik DJ sambil menerima saweran.

"Saya kira ini sangat disayangkan dan tidak pada tempatnya. Ada kegiatan-kegiatan atraksi seperti itu, tetapi menggunakan pakaian adat Jawa maupun pakaian adat nusantara," ungkap pria yang juga akrab disapa Ki Demang ini, Minggu (11/8/2024).

Ia juga menyoroti kurangnya pengawasan dari panitia penyelenggara karnaval.

Seharusnya, pihak panitia membuat aturan yang jelas mengenai penggunaan budaya adat agar tak terjadi penyalahgunaan.

"Baik panitia, penyelenggara maupun pihak manapun yang terlibat. Untuk kemudian tidak mengikutsertakan peserta yang memakai busana demikian," tambahnya.

Ia berharap, agar masyarakat lebih menghargai nilai-nilai budaya yang terkandung dalam busana adat.

Penggunaan kebaya haruslah sesuai dengan etika maupun sopan santun.

"Memakai kebaya hingga di atas lutut lalu kelihatan belahannya, tolonglah dihentikan. Kemudian menari memakai musik DJ di belakang sound system dan terkadang mendapat saweran, sangat tidak elok," terangnya.

Ki Demang pun menyarankan dan memberikan masukan, agar panitia karnaval lebih membuat tema-tema yang lebih kreatif dan inovatif. Seperti tema kerajaan, perjuangan maupun tema yang lainnya.

Dengan tema yang jelas, peserta akan lebih terarah dalam memilih busana dan pertunjukan.

"Pada umumnya karnaval itu adalah mengekspresikan, dan karena ada temanya, maka mengekspresikan sesuai tema tersebut. Usung tema yang bernuansa seperti kerajaan, tema perjuangan atau mungkin tema kreativitas daur ulang dan sebagainya," pungkasnya.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved