Berita Viral

Konsep Warung Kejujuran Viral Tanpa Penjaga Ambil-Bayar Sendiri Boleh Utang, Asetnya Tembus 50 Juta

Konsep warung kejujuran viral tanpa penjaga ambil-bayar sendiri boleh utang, modal iuran Rp 5 ribu kini total asetnya tembus Rp 50 juta.

|
TribunSolo.com|Zharfan Muhana
Warung kejujuran viral tanpa penjaga ambil-bayar sendiri boleh utang, modal iuran Rp 5 ribu kini total asetnya tembus Rp 50 juta. 

SURYAMALANG.COM, - Konsep warung kejujuran yang berada di lereng gunung Merapi viral setelah beredar di media sosial. 

Para pembeli yang ingin belanja di warung kejujuran ini harus mengambil sendiri barang belanjaan lalu membayar dan ambil uang kembalian sendiri sebab tidak ada penjaga yang bertugas. 

Uniknya lagi di warung kejujuran ini boleh berhutang dan apa saja barang yang diambil ditulis sendiri oleh yang bersangkutan di sebuah buku.

Warung kejujuran ini berada di RT 027 RW 009, Dukuh Mbangan, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klatenlereng gunung Merapi

Tidak main-main, warung kejujuran yang dibuat oleh masyarakat setempat itu telah beroperasi selama 14 tahun. 

Wakil Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sidorejo, Sarjino mengatakan warung ini berawal dari iuran warga dan berdiri pasca-erupsi merapi pada tahun 2010.

"Awalnya dengan modal Rp 5 ribu per anggota, total anggotanya ada 26," ujar Jino, Kamis (8/8/2024) kepada TribunSolo.com (grup suryamalang).

Para anggota dari warung kejujuran tersebut terdiri dari ibu-ibu, yang tinggal di lingkungan RT setempat.

Baca juga: Bahaya Makan Daging Kucing Seperti Yanto Dalih Obat Diabetes, Dokter Bantah Klaim Itu Mitos Sesat

Dari iuran itu, dibelanjakan sembako untuk dibawa saat ada pertemuan warga seminggu sekali.

"Setiap ada pertemuan seminggu sekali dibawa, belanja di situ," papar Jino. 

Lambat laun, kegiatan itu semakin berkembang dan akhirnya diputuskan untuk membuat pondokan gunanya meletakkan barang-barang jualan ini.

Sekitar 5 tahun awal berjalan, warga pun membayar iuran wajib sebesar Rp 5 ribu per bulan.

"Sekarang iuran wajibnya enggak usah," ucap Jino. 

Jino menyebut warung kejujuran ini berdiri atas kesadaran masyarakat sendiri terkait lingkungan sosial.

"Biasanya kalau di kampung orang belum tentu punya uang, tapi kebutuhan (selalu) ada. Makanya satu-satunya jalan bagaimana kalau warga ini bisa terakomodir kebutuhannya, tidak harus punya uang," kata Sarjino. 

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved